BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usahatani
Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang di tempat itu diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan-perbaikan
yang dilakukan oleh tanah-tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan atas tanah dan sebagainya. Usahatani dapat berupa usaha bercocok
tanam atau memelihara ternak Mubyarto, 1994. Menurut Rifai dalam Tjakrawiralaksana dan Soeriaatmadja 1983 usahatani sebagai organisasi dari
alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Usahatani biasanya diartikan bagaimana seseorang mengalokasikan
sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu-waktu tertentu. Dikatakan efektif bila
petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki yang dikuasai dengan sebaik-baiknya; dan dikatakan efisien bila pemanfaatan
sumberdaya tersebut menghasilkan output yang melebihi input Soekartawi, 1995.
2.2 Penerimaan dan Biaya Usahatani
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang
dipergunakan dalam suatu usahatani Soekartawi, 1995. Biaya dalam usahatani dapat dibedakan menjadi dua, yaitu biaya tunai dan biaya tidak tunai
diperhitungkan.
Biaya tunai merupakan biaya-biaya rutin yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan produk. Biaya tunai yang dikeluarkan terbagi atas dua jenis, biaya
tetap dan biaya variabel. Biaya tunai dari biaya tetap dapat berupa biaya air dan pajak tanah, sedangkan biaya variabel antara lain biaya untuk pemakaian bibit,
pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja luar keluarga. Biaya tidak tunai diperhitungkan adalah pengeluaran untuk pemakaian
input milik sendiri berdasarkan tingkat upah yang berlaku. Contoh biaya tidak tunai diperhitungkan adalah biaya penyusutan alat-alat pertanian, sewa lahan
milik sendiri biaya tetap, dan biaya tenaga kerja keluarga biaya variabel.
2.3 Analisis Pendapatan Usahatani