Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Konsep Pengukuran Variabel

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Perusahaan Trisno Insan Mandiri Mushroom TIMMUSH yang berada di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa Perusahaan TIMMUSH merupakan salah satu produsen jamur tiram putih terbesar di daerah Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kegiatan pengambilan data dilakukan secara dua tahap, yaitu pada saat penelitian Mei-Juni 2008 dan setelah penelitian dilakukanAgustus 2008.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap kegiatan usahatani dan wawancara dengan pemilik perusahaan maupun pihak- pihak terkait lainnya untuk memperoleh informasi tambahan yang bersifat mendukung hasil penelitian. Data sekunder diperoleh dari studi literatur, internet, catatan atau dokumen yang ada di Perusahaan TIMMUSH, dan dari berbagai instansi atau lembaga pemerintah yang memberikan data dan informasi yang relevan dengan topik yang akan diteliti.

4.3 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran usahatani jamur tiram putih di Perusahaan TIMMUSH. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisis pendapatan dan titik impas. Tahap analisis data yang dilakukan melalui tahap transfer data, pengeditan serta pengolahan data dengan menggunakan alat hitung kalkulator dan program Excel. Hasil pengolahan data tersebut akan dinyatakan dalam bentuk tabulasi dan diuraikan secara deskriptif.

4.3.1 Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat keuntungan dan efisiensi usahatani jamur tiram putih yang dilakukan di Perusahaan TIMMUSH. Perhitungan usahatani tersebut dilakukan dengan menghitung semua pengeluaran dan penerimaan selama proses produksi berlangsung dari awal hingga akhir. Total penerimaan diperoleh dari produksi fisik dikalikan dengan harga produksi. Total pengeluaran usahatani adalah nilai semua input yang dikeluarkan dalam proses produksi. Total pendapatan adalah total penerimaan dikurangi dengan dan total biaya dalam suatu proses produksi Soekartawi, 1999. Rumus pendapatan usahatani jamur tiram putih adalah sebagai berikut : Y Y Q P TR   TVC TFC TC   TC TR    .................................................................................   1 . 4 dimana :  = pendapatan usahatani jamur tiram putih Rp Y P = harga jamur tiram putih Rp Y Q = jumlah produksi jamur tiram putih per musim tanam Kg TR = penerimaan total usahatani jamur tiram putih per musim tanam Rp TC = biaya total usahatani jamur tiram putih per musim tanam Rp TFC = biaya tetap total usahatani jamur tiram putih per musim tanam Rp TVC = biaya variabel total usahatani jamur tiram putih per musim tanam Rp Suatu usaha dikatakan efisien secara ekonomis dari usaha lainnya apabila rasio output terhadap inputnya menguntungkan dan dikatakan layak untuk diusahakan apabila keuntungannya melebihi nilai nol   .   Untuk menunjukkan berapa penerimaan yang diterima petani dari setiap rupiah yang dikeluarkan, maka dapat digunakan ukuran kedudukan ekonomi RC rasio. Analisis RC rasio digunakan sebagai alat untuk mengukur perbandingan penerimaan dan biaya usahatani. Perhitungan RC rasio dapat dirumuskan sebagai berikut : RC ratio TC TR  .........................................................................   2 . 4 Bila nilai RC rasio yang diperoleh melebihi nilai satu, maka usahatani tersebut dapat dikatakan efisien. Sebaliknya bila nilai RC rasio kurang dari nilai satu maka usahatani tersebut dapat dikatakan tidak efisien. Semakin besar nilai RC rasio maka usahatani semakin menguntungkan.

4.3.2 Analisis Titik Impas

Analisis titik impas adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menentukan besarnya output yang dihasilkan agar penerimaan sama dengan biaya. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui batas minimal penjualan jamur tiram putih agar Perusahaan TIMMUSH tidak mengalami kerugian. Pada analisis titik impas ini, biaya-biaya yang digunakan dikelompokkan ke dalam biaya tetap fixed cost dan biaya variabel variable cost. Rumus yang digunakan dalam menghitung titik impas adalah sebagai berikut : TC TR  TVC TFC Q P      Q AVC TFC Q P       TFC AVC P Q   AVC P TFC Q   .............................................................................. 4.3 dimana : Q = volume titik impas kg AVC = biaya variabel rata-rata usahatani jamur tiram putih per musim tanam RpKg

4.4 Konsep Pengukuran Variabel

Peubah atau variabel yang diamati merupakan data dan informasi mengenai usahatani jamur tiram putih yang diusahakan di Perusahaan TIMMUSH, Kampung Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dalam menganalisis pendapatan dan titik impas usahatani jamur tiram putih, variabel-variabel yang diukur adalah : 1. Seluruh proses produksi jamur tiram putih di Perusahaan TIMMUSH adalah 120 hari atau sekitar empat bulan lamanya. 2. Jumlah baglog yang diproduksi per musim tanam adalah 4.000 baglog dengan tingkat kegagalan pada saat pembuatan baglog sebesar 0,5 persen dan saat penumbuhan sebesar 10 persen. 3. Konversi bobot hasil per musim tanam adalah 0,5 kilogram per baglog baik pada saat pemilik Perusahaan TIMMUSH masih menggunakan kompor semawar maupun setelah menggunakan kayu bakar. 4. Modal adalah barang ekonomi berupa bangunan, alat-alat pertanian, dan uang tunai yang digunakan untuk menghasilkan produksi jamur tiram putih. 5. Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi. Seluruh tenaga kerja disetarakan dengan satuan Hari Kerja Pria HKP dengan lama kerja 8 jam per hari. 6. Produksi total adalah hasil jamur tiram putih yang didapat dari hasil pemanenan jamur tiram putih. Satuan yang digunakan adalah kilogram. 7. Harga produk adalah harga jamur tiram putih ditingkat petani pada saat penelitian. Satuan yang digunakan adalah rupiah per kilogram. 8. Penerimaan petani adalah nilai semua produk yang dihasilkan usahatani jamur tiram putih yang diukur berdasarkan jumlah produk yang dihasilkan dikali dengan tingkat harga yang berlaku di tingkat petani pada saat penelitian. 9. Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada volume produksi atau tidak habis dalam satu kali produksi. Biaya ini terdiri dari biaya listrik dan gaji kepala kebun dan wakilnya. 10. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Biaya ini terdiri dari biaya pembelian sarana produksi bahan baku dan bahan penunjang pembuatan jamur tiram putih dan upah tenaga kerja bagian persiapan sampai bagian panen dan pasca panen. 11. Biaya diperhitungkan adalah biaya faktor produksi milik sendiri yang digunakan dalam usahatani. Biaya ini sebenarnya tidak dibayarkan secara tunai, hanya diperhitungkan saja untuk melihat pendapatan petani bila faktor produksi milik sendiri dibayar. Biaya diperhitungkan terdiri dari biaya penyusutan dan sewa lahan milik sendiri tempat pembuangan sisa baglog jamur tiram putih. 12. Biaya penyusutan merupakan biaya karena pemakaian peralatan. Biaya penyusutan diperhitungkan dengan membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa yang ditafsirkan dengan lamanya modal dipakai. Rumus yang digunakan yaitu : Biaya Penyusutan Rp = Nilai beli Rp — Nilai sisa Rp Jumlah umur pemakaian thn 13. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dengan biaya usahatani yang diukur dalam satuan rupiah. 14. RC rasio adalah imbangan antara penerimaan dengan biaya untuk mengetahui keuntungan usahatani jamur tiram putih. 15. Titik impas adalah titik dimana pendapatan dan biaya adalah sama, sehingga usahatani jamur tiram putih dapat dikatakan tidak mengalami kerugian ataupun laba. Dalam analisis ini, titik impas dinyatakan dalam satuan kilogram.

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah Perusahaan

Trisno Insan Mandiri Mushroom TIMMUSH adalah sebuah nama home industry budidaya jamur tiram putih yang didirikan oleh Bapak Trisno pada pertengahan bulan Mei tahun 2000. Alasan pemilik Perusahaan TIMMUSH memilih untuk berusahatani jamur tiram putih karena pada saat itu masih jarang orang yang mengusahakan komoditas tersebut dan karena prospek usahatani jamur tiram putih yang cukup menjanjikan. Selain memproduksi jamur tiram putih dalam bentuk segar, perusahaan ini juga memproduksi bibit dan media tanam jamur tiram putih baglog. Tujuan dari pendirian perusahaan ini adalah menjadikan Perusahaan TIMMUSH sebagai perusahaan pertanian yang mampu memberikan keuntungan dan menjadi sumber penerimaan bagi pemiliknya dengan memproduksi jamur tiram putih yang mampu bersaing di pasar dan diterima oleh konsumen. Selain itu, perusahaan ini juga berfungsi sebagai tempat pelatihan ataupun sumber informasi bagi orang-orang yang tertarik dengan usahatani jamur tiram putih.

5.2 Keadaan Geografis Perusahaan

Perusahaan TIMMUSH terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Batas-batas wilayah Desa Cibuntu adalah sebagai berikut : a. Sebelah utara : Desa Cicadas b. Sebelah selatan : Desa Ciampea Udik dan Desa Ciaruteun c. Sebelah barat : Desa Cibatok

Dokumen yang terkait

Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani jamur tiram putih (Studi kasus di Desa Tugu Utara, kecamatan Cisarua, kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat)

0 12 119

Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan titik impas jamur tiram putih (Pleurotus ostreoatus). Studi kasus usaha agribisnis supa tiram mandiri di Kebun Percobaan Cikabayan Faperta LPB, Darmaga, Bogor, Jawa Barat

0 8 114

Analisis Usahatani dan Tataniaga Jamur tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor

2 22 128

Analisis Usahatani Jamur Tiram Putih ( Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 5 10

Prospek budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) studi kasus : Kecamatan Ciampea dan Ciawi, Kabupaten Bogor

0 7 162

Analisis Sumber-Sumber Risiko pada Proses Produksi Jamur Tiram Putih (Studi Kasus: Usaha Rimba Jaya Mushroom, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

10 60 218

Analisis ekonomi usahatani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor

2 17 134

Analisis Risiko Produksi Jamur Tiram Putih pada CV Wahyu Makmur Sejahtera Desa Gadog Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat

2 15 77

Analisis Risiko Produksi Jamur Tiram Putih Dd. Mushroom Di Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat

2 5 50

Analisis Pengaruh Kemitraan terhadap Pendapatan Usahatani Jamur Tiram Putih (Kasus Kemitraan UD Ragheed Pangestu dengan Petani Jamur Tiram Putih di Kecamatan Ciawi Bogor)

7 29 72