Merajuk pada penelitian Windyastuti 2000, usahatani jamur tiram putih Kelompok Tani Kaliwung Kalimuncar di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat dapat dikatakan menguntungkan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai RC rasio yang lebih besar dari satu.
2.7.2 Analisis Titik Impas
Pada penelitian Rahwana 2003 disebutkan bahwa berdasarkan pendekatan Titik Impas Produksi TIP, dari delapan contoh petani yang ada
untuk teknologi drum efisien pada skala usaha 20.000 log, sedangkan untuk teknologi autoklaf, efisien pada skala usaha 10.000 log. Pada pendekatan ini,
teknologi drum efisien pada skala usaha yang lebih besar dan untuk teknologi autoklaf efisien pada skala usaha yang lebih kecil. Hal tersebut dikarenakan
terdapat perbedaan besarnya skala usaha, harga input, jumlah input, dan teknologi yang digunakan antara skala usaha 20.000 log dengan skala usaha
yang lainnya. Nilai titik impas produksi jamur tiram putih yang dihasilkan pada saat
penelitian di Usaha Agribisnis Supa Tiram Mandiri UA STM, Kebun Percobaan Cikabayan, Faperta IPB, Dermaga, Bogor, Jawa Barat adalah 1.065,75 kilogram
per bulan sedangkan produksi jamur tiram putih yang dihasilkan oleh UA STM adalah 4.398,88 kilogram per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya
usaha jamur tiram putih yang dilakukan oleh UA STM telah memperoleh keuntungan karena produksi yang dihasilkan telah melebihi produksi pada saat
titik impas. Selisih rata-rata antara produksi jamur tiram putih dengan titik impas
selama periode analisis adalah sebesar 3.333,15 kilogram. Semakin besar selisih
antara produksi jamur tiram putih dengan titik impas, berarti laba atau keuntungan yang diperoleh UA STM semakin besar juga. Hal tersebut dijelaskan
dalam penelitian Wati 2000. Selain Rahwana dan Wati, analisis titik impas juga dilakukan oleh
Damayanti 2004 dan Diana 2003. Penelitian Damayanti 2004 dilakukan pada salah satu perusahaan perekebunan teh yang terletak di wilayah Jawa Barat.
Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan yang terjadi pada titik impas perusahaan akibat adanya penerapan harga pokok
prroduksi alternatif. Diana 2003 melakukan penelitian tentang analisis harga pokok dan titik impas produksi benih padi bersertifikat pada PT. Pertani
Persero SPB
Karawang. Hasil
penelitian menunjukkan
bahwa bila
dibandingkan dengan produksi aktualnya, maka pada umumnya produksi titik impas produksi di kedua perusahaan tersebut telah mendapatkan keuntungan.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah belum adanya
penelitian tentang perbandingan
usahatani jamur tiram putih berdasarkan alat sterilisasi yang digunakan. Oleh karena itu penelitian ini akan
menganalisis perbandingan tingkat keuntungan dan titik impas usahatani jamur tiram putih di Perusahaan TIMMUSH sebelum dan setelah terjadi perubahan
penggunaan alat sterilisasi dari kompor semawar ke kayu bakar.
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN