Analisis Perbandingan HASIL DAN PEMBAHASAN

kilogram. Namun, besarnya titik impas tersebut tidaklah jauh berbeda antara sebelum dan setelah terjadi perubahan penggunaan alat sterilisasi, yaitu hanya sebesar 68,51 kilogram atau 4,80 persen.

6.3 Analisis Perbandingan

Pendapatan dan Titik Impas Usahatani Berdasarkan Data pada Bulan Agustus 2008 Komponen biaya tunai dan diperhitungkan di Perusahaan TIMMUSH berdasarkan data setelah penelitian Agustus 2008 sama dengan pada saat penelitian Mei-Juni 2008. Namun, jumlah pengeluaran usahatani jamur tiram putih selama satu musim tanam pada bulan Agustus 2008 berbeda dengan jumlah pengeluaran usahatani pada saat penelitian berlangsung Mei-Juni 2008. Hal tersebut dikarenakan harga bahan baku dan penunjang jamur tiram putih pada bulan Agustus relatif meningkat dibandingkan pada saat penelitian. Adapaun rincian pengeluaran usahatani jamur tiram putih di Perusahaan TIMMUSH berdasarkan data pada bulan Agustus 2008 dapat dilihat pada Lampiran 10 dan 11. Hasil analisis perbandingan pendapatan usahatani di Perusahaan TIMMUSH berdasarkan data setelah penelitian Agustus 2008 menunjukkan bahwa pendapatan tertinggi tetap terjadi setelah Perusahaan TIMMUSH mengganti alat sterilisasinya dengan kayu bakar Tabel 9. Jumlah pendapatan atas biaya tunai dan biaya total antara sebelum dan setelah terjadi perubahan penggunaan alat sterilisasi ternyata tetap tidak jauh berbeda, yaitu hanya sebesar Rp 390.000 atau 9,59 persen dan Rp 623.332 atau 68,50 persen. Tabel 9. Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Jamur Tiram Putih di Perusahaan TIMMUSH Selama Satu Musim Tanam Berdasarkan Data pada Bulan Agustus 2008 No. Keterangan Kompor Semawar Kayu Bakar Perbedaan 1 Total penerimaan Rp 12.895.200 12.895.200 2 Biaya tunai Rp 8.826.500 8.436.500 -390.000 3 Biaya diperhitungkan Rp 3.158.776 2.925.444 -233.332 4 Total biaya Rp 11.985.276 11.361.944 -623.332 5 Pendapatan atas biaya tunai Rp 4.068.700 4.458.700 390.000 6 Pendapatan atas biaya total Rp 909.924 1.533.256 623.332 7 RC atas biaya tunai 1,46 1,53 0,07 8 RC atas biaya total 1,08 1,13 0,05 Pada Tabel 9 terlihat bahwa nilai RC rasio usahatani jamur tiram putih di Perusahaan TIMMUSH yang paling efisien tetap terjadi ketika pemilik perusahaan telah mengganti alat sterilisasinya dari kompor semawar ke kayu bakar. Besarnya nilai RC rasio antara sebelum dan setelah terjadi perubahan penggunaan alat sterilisasi tenyata tetap tidak jauh berbeda. Perbedaan tersebut hanya sebesar 0,07 atau 4,79 persen untuk RC rasio atas biaya tunai dan 0,05 atau 4,63 persen untuk RC rasio atas biaya total. Seperti halnya dengan hasil analisis pendapatan, volume minimum penjualan jamur tiram putih di Perusahaan TIMMUSH berdasarkan data setelah penelitian tetap lebih rendah setelah menggunakan kayu bakar dibandingkan pada saat menggunakan kompor semawar. Nilai titik impas antara sebelum dan setelah terjadi perubahan penggunaan alat sterilisasi ternyata juga tidak jauh berbeda, yaitu sebesar 133,09 kilogram atau 8,48 persen. Analisis perbandingan titik impas usahatani jamur tiram putih di Perusahaan TIMMUSH selama satu musim tanam dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Analisis Perbandingan Titik Impas Usahatani Jamur Tiram Putih di Perusahaan TIMMUSH Selama Satu Musim Tanam Berdasarkan Data pada Bulan Agustus 2008 No. Keterangan Kompor Semawar Kayu Bakar Perbedaan 1 TFC Rp 6.438.776 6.205.444 -233.332 2 TVC Rp 5.546.500 5.156.500 -390.000 3 AVC Rpkg 3.096,87 2.879,12 -217,75 4 P – AVC Rpkg 4.103,13 4.320,88 217,75 5 Titik Impas kg 1.569,24 1.436,15 -133,09 Dari hasil analisis pendapatan usahatani jamur tiram putih di Perusahaan TIMMUSH baik pada saat penelitian Mei-Juni 2008 maupun setelah penelitian dilakukan Agustus 2008, maka dapat diketahui bahwa secara umum total biaya usahatani dan jumlah pendapatan dan antara sebelum dan setelah terjadi perubahan penggunaan alat sterilisasi tidak berbeda secara signifikan. Selain itu, konversi bobot jamur tiram putih per baglog, jumlah dan lamanya tenaga kerja bekerja dalam satuan harian kerja di Perusahaan TIMMUSH baik sebelum maupun setelah terjadi perubahan penggunaan alat sterilisasi ternyata juga tidak berubah. Kemampuan produksi per baglog jamur tiram putih di Perusahaan TIMMUSH per musim tanam tetap 0,5 kilogram, jumlah tenaga kerja di Perusahaan TIMMUSH tetap 16 orang, dan lamanya mereka bekerja tetap selama delapan jam per hari dengan hari kerja selama tujuh hari dalam satu minggu. Hasil tersebut tidak sesuai dengan hipotesa awal yang memprediksi adanya perbedaan yang signifikan dari perubahan penggunaan alat sterilisasi tersebut.

6.4 Memilih Alat Sterilisasi Terbaik

Dokumen yang terkait

Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani jamur tiram putih (Studi kasus di Desa Tugu Utara, kecamatan Cisarua, kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat)

0 12 119

Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan titik impas jamur tiram putih (Pleurotus ostreoatus). Studi kasus usaha agribisnis supa tiram mandiri di Kebun Percobaan Cikabayan Faperta LPB, Darmaga, Bogor, Jawa Barat

0 8 114

Analisis Usahatani dan Tataniaga Jamur tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor

2 22 128

Analisis Usahatani Jamur Tiram Putih ( Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 5 10

Prospek budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) studi kasus : Kecamatan Ciampea dan Ciawi, Kabupaten Bogor

0 7 162

Analisis Sumber-Sumber Risiko pada Proses Produksi Jamur Tiram Putih (Studi Kasus: Usaha Rimba Jaya Mushroom, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

10 60 218

Analisis ekonomi usahatani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor

2 17 134

Analisis Risiko Produksi Jamur Tiram Putih pada CV Wahyu Makmur Sejahtera Desa Gadog Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat

2 15 77

Analisis Risiko Produksi Jamur Tiram Putih Dd. Mushroom Di Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat

2 5 50

Analisis Pengaruh Kemitraan terhadap Pendapatan Usahatani Jamur Tiram Putih (Kasus Kemitraan UD Ragheed Pangestu dengan Petani Jamur Tiram Putih di Kecamatan Ciawi Bogor)

7 29 72