Kelembagaan Desa Pengembangan Kelembagaan Pesantren Sebagai Upaya Pengembangan Masyarakat (Studi Kasus Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ Desa Kertajaya Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat)

Pembinaan terhadap pemuda dilakukan pemerintah desa dengan cara mengadakan pembekalan keterampilan melalui organisasi pemuda dalam hal ini karang taruna. Keterampilan yang diberikan berupa keterampilan servis otomotif dan servis handphone. Namun pembekalan ini dinilai belum cukup berhasil karena masih banyak para pemuda yang tidak memiliki semangat sehingga program tersebut sia-sia. Pemuda desa saat ini masih lebih suka menghabiskan waktunya secara sia-sia misalnya dengan menghabiskan waktunya dengan nongkrong di jalan atau memancing.

4.3 Kelembagaan Desa

Desa Kertajaya memiliki beberapa kelembagaan diantaranya adalah LPM, BPD, PKK, Karang Taruna, Kelompok Tani dan Koperasi Tani. Menurut keterangan dari pihak pemerintah desa semua kelembagaan tersebut berjalan dengan lancar dan aktif melakukan kegiatan-kegiatan. Kelompok tani dan koperasi tani berjalan secara mandiri tanpa ada intervensi dari pihak pemerintah desa. Desa Kertajaya tidak memiliki koperasi umum yang meminjamkan modal pada masyarakatnya, yang ada hanya koperasi tani yang memberikan bantuan berupa saprotan kepada para anggotanya. Koperasi yang meminjamkan modal tergabung di Koperasi Karya Mekar yang keberadaannya di Desa Sindangjaya. Anggota koperasi ini berasal dari empat desa di sekitar yaitu Desa Sindangsari, Desa Sindangjaya, Desa Kertajaya dan Desa Gunungsari. Sasaran utama dari koperasi ini adalah penduduk dengan kriteria miskin, sangat miskin dan hampir miskin. Pinjaman modal berkisar antara Rp.300.000,- hingga Rp.1.000.000,- dengan jangka waktu pengembalian minimal satu bulan dan maksimal satu tahun. Koperasi tani yang ada di Desa Kertajaya dintaranya adalah Koptan Mina Cilandak, Koptan Al-Furqon dan Koptan Al-Musri’. Koperasi ini memberikan pinjaman pada masyarakat berupa saprotan seperti pupuk, obat-obatan, benih dan alat-alat pertanian. Koptan Al-Furqon dan Koptan Al-Musri’ merupakan koptan yang didirikan oleh lembaga keagamaan dalam hal ini lembaga agama Islam sehingga anggotanya pun seluruhnya adalah masyarakat yang beragama Islam. Desa Kertajaya memiliki lima kelompok tani, hal ini sangatlah dibutuhkan sebagai wadah bagi masyarakat desa yang sebagaian besar bermata pencaharian sebagai petani. Kelompok tani tersebut antara lain Bina Tani, Itikurih, Mekar Saluyu, Babakan Curug dan Tani Mukti. Pada kelompok Tani Mukti anggota yang bergabung berasal dari pemeluk Islam dan Kristen yang ada di Desa Kertajaya. Lembaga keagamaan lain yang mendirikan koperasi adalah pihak gereja yang mengembangkan usaha pada bidang pembuatan batako, peti jenazah, penyediaan pupuk bahkan pelayanan kesehatan. Koperasi yang didirikan ini bernama Koperasi Kridapala yang berada di bawah naungan Gereja Kristen Pasundan, koperasi ini didirikan pada tahun 1995 namun keberadaaan koperasi ini tidak bertahan lama karena koperasi ini didirikan oleh seorang mahasiswa yang mengadakan penelitian di gereja tersebut dan ketika mahasiswa tersebut selesai melakukan penelitian maka koperasi tersebut tidak berjalan dan akhirnya mati. Walaupun demikian saat ini pihak gereja memiliki komisi yang fungsinya sama dengan koperasi.

4.4 Ikhtisar