Perubahan Sosial Pengembangan Kelembagaan Pesantren Sebagai Upaya Pengembangan Masyarakat (Studi Kasus Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ Desa Kertajaya Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat)

disini adalah kemampuan bersikap dan berfikir wajar, proposional dan tidak tinggi hati. e. Kolektivitas, pesantren menekankan pentingnya kolektivitas atau kebersamaan lebih tinggi dari pada individualisme.

2.8 Perubahan Sosial

Menurut Selo Soemardjan 1981 dalam Soekanto 2002 perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai- nilai, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Menurut Calhoun et al 1994 dalam Sunito 2003 merumuskan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu di dalam pola sikap dan tindak manusia, di dalam kebudayaan dan struktur dari suatu masyarakat. Saluran–saluran perubahan sosial dan kebudayaan merupakan saluran- saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Umumnya saluran-saluran tersebut adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi bahkan lembaga hukum. Lembaga kemasyarakatan yang menjadi titik tolak adalah lembaga yang menjadi cultural focus pada masyarakat pada suatu masa tertentu dan mendapat penilaian tertinggi dari masyarakat tersebut sehingga menjadi saluran utama perubahan sosial dan kebudayaan. Perubahan lembaga kemasyarakatan tertentu akan membawa akibat pada lembaga-lembaga kemasyarakatan lain, karena lembaga kemasyarakatan merupakan suatu sistem yang terintegrasi.

2.8.1 Perubahan Struktur

Struktur atau struktur sosial adalah jejaring hubungan sosial yang sudah mantap di mana interaksi sudah menjadi rutin dan berulang, antar berbagai peran sosial, grup, organisasi dan institusi atau pranata yang membentuk masyarakat tersebut. Menurut Harper dalam Sunito 2003 perubahan struktur sosial dapat mengambil berbagai bentuk berikut : a. Perubahan pada personel, dalam arti jumlah dan komposisi manusianya. Penduduk dengan pengalaman hidup yang berbeda masuk dan keluar dari suatu struktur sosial. Hal ini umumnya tidak membawa perubahan yang berarti pada struktur sosial. b. Perubahan pada ciri hubungan antara bagian-bagian dari struktur sosial. Misalnya perubahan dalam hubungan antar orang tua dan anak atau perubahan di dalam struktur kekuasaan dan kewenangan, yaitu golongan mana di dalam masyarakat yang memegang kekuasaan dan bagaimana kekuasaan itu dilaksanakan. c. Perubahan di dalam fungsi-fungsi dari strukutur sosial, perubahan dalam hal apa yang dikerjakan dan bagaimana bekerjanya suatu struktur sosial. d. Perubahan dalam hubungan diantara beragam struktur. e. Berkembangnya struktur sosial baru. Struktur sosial baru muncul mendampingi atau menggantikan struktur sosial lama. Perubahan sosial dapat terjadi pada berbagai tingkatan dari struktur sosial. Suatu penelitian adapat memfokuskan diri pada perubahan sosial di tingkatan tertentu, misalnya pada hubungan antara anggota keluarga, pada organisasi besar, atau pada kelembagaan tertentu seperti pendidikan. Walaupun demikian selalu harus diperhatikan keterkaitan antara berbagi struktur sosial. Pada satu sisi diperhatikan dampak makro dari perubahan-perubahan mikro, dan dari sisi yang lain dampak mikro dari perubahan-perubahan di tingkat makro. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Lingkup Perubahan Sosial Menurut Tingkatan Struktur Tingkatan Struktur Sosial Perubahan Sosial Grup Peran sosial role; struktur komunikasi; klik; pengaruh Organisasi Struktur organisasi; struktur hirarki; struktur wewenang authority; produktivitas Institusipranata Ekonomi; agama; keluarga; pendidikan Masyarakat Stratifikasi; kependudukan; struktur kekuasaan Global Hubungan internasionan; modernisasi; evolusi Sumber : Harper 1989:6 dalam Sunito 2003 Selain pada tingkatan struktur sosial dengan sendirinya penelitian harus difokuskan pada bentuk perubahan sosial tertentu. Perubahan tersebut seperti pada perubahan dari hubungan antara elemen-elemen tertentu yang membentuk struktur sosial atau pada perubahan fungsi dari kelembagaan.

2.8.2 Perubahan Kebudayaan

Menurut Koentjaraningrat 1979 kebudayaan adalah sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan cara mempelajarinya. Kingsley Davis dalam Soekanto 2002 berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan seterusnya, bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial. Perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhannya. Pada dewasa ini proses-proses pada perubahan-perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu seperti dibawah ini Soekanto, 2002 : 1. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat. 2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. 3. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri. 4. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.

2.9 Lembaga Kemasyarakatan