j. Berorganisasi selain merupakan kegiatan untuk membekali santri agar mampu
mengorganisir masyrakat untuk kepentingan syi’ar Islam, juga sarana untuk memperlancar kegiatan pesantren secara keseluruhan.
k. Musyawarah merupakan salah satu kegiatan organisasi untuk melatih santri
dalam mengatasi persoalan yang terjadi. l.
Muhadatsah latihan percakapan dengan menggunakan bahasa arab dan bahasa inggris.
m. Pengajian umum sebagai sarana untuk mengadakan pembinaan ilmu agama
terutama bagi masyarakat yang berada di sekitar pesantren. n.
Pengajian alumni merupakan sarana untuk menjalin silaturahmi dan komunikasi antara pihak pesantren dengan para alumininya, juga untuk membahas berbagai
persoalan yang dihadapi oleh para alumni di lapangan. o.
Keterampilan merupakan kegiatan untuk membekali santri dengan kemampuan keterampilan hidup life skill antara lain: komputer, menjahit, pertanian,
peternakan dan perikanan.
c. Jadwal Kegiatan Harian Pondok Pesantren
Pesantren adalah institusi pendidikan yang tujuannya membina moral dan akhlak seluruh civitasnya, oleh karena itu semua kegiatan disusun secara terstruktur sebagai
upaya pembinaan. Untuk mengatur kegiatan santri maka disusunlah jadwal kegiatan setiap harinya, seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 7 Jadwal Kegiatan Harian Santri
No Waktu
Jenis kegiatan
1 04.00-04.30
Bangun shalat tahajud 2
04.30-05.30 Shalat shubuh berjamaah
3 05.30-07.30
Sorogan al-quran dan kitab kuning
4 07.30-10.00
Pengajian kitab kuning 5
10.00-10.30 Istirahat makan bersama
6 10.30-11.30
Pengajian kitab kuning 7
11.30-13.00 Istirahat,
sholat dzuhur
berjamaah 8
13.00-15.30 Pengajian kitab kuning
9 15.30-16.30
Sholat ashar berjamaah 10
16.30-18.30 Menghafal bersama dan sholat
maghrib 11
18.30-20.00 Sorogan kitab kuning
12 20.00-20.30
Sholat isya berjamaah 13
20.30-23.00 Pengajian kitab kuning
Sumber :Direktori Pesantren tanpa tahun
Berdasarkan jadwal kegiatan sebagaimana tersebut di atas menunjukkan padatnya
kegiatan santri mulai bangun tidur 04.00 sampai tidur kembali 23.00. kegiatan tersebut dimulai dengan shalat tahajud kemudian shalat shubuh berjamaah dan
dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan lain sampai tidur kembali pukul 23.00. Shalat fardhu berjamaah berdasarkan aturan pesantren merupakan kewajiban semua
santri kecuali bagi santri putri yang sedang berhalangan. Apabila santri terlambat berjamaah masbuq, apalagi kalau tidak mengikuti shalat berjamaah, maka akan
dikenakan sanksi berupa pukulan ditelapak kaki sebanyak dua kali bagi yang masbuq dan
empat kali bagi yang tidak berjamaah. Pelaksanaan sanksi ini dilakukan oleh petugas keamanan dan petugas piket.
Kegiatan pengajian kitab kuning dilakukan sesuai dengan kelas dan jadwal yang telah ditentukan. Dalam pengajian kitab kuning tidak akan mengalami kekosongan,
karena kiaiustadz yang berhalangan digantikan oleh yang lain, sehingga kegiatan pengajian podok pesantren berjalan efektif. Pelajaran ngaji dilakukan secara tradisional.
Santri duduk di atas lantai dan membaca kitab kemudian ustadz menerjemahkan kata perkata. Setelah santri dianggap sudah matang, interpretasi atau tafsir diberikan. Akan
tetapi bagi santri senior diskusi merupakan bagian yang paling penting. Selain kegiatan shalat fardhu berjamaah dan pengajian kitab kuning, kegiatan
istirahat dan makan pun dilakukan secara terjadwal. Santri harus memanfaatkan waktu istirahat dan makan sebaik mungkin, karena waktu yang diberikan sangat terbatas.
Biasanya santri memanfaatkan waktu istirahat dengan tidur karena jadwal pelajaran yang begitu padat, maka waktu tidur bagi santri adalah hal yang sangat berharga agar mereka
tidak ngantuk apalagi tertidur ketika belajar. Karena jika hal itu terjadi maka santri akan mendapatkan teguran bahkan hukuman dari ustadz.
Untuk memenuhi kebutuhan makan para santri dikelola oleh pihak pesantren dalam hal ini Kopontren, santri tinggal makan dengan jatah makan sehari dua kali. Pelaksanaan
makan dilakukan secara berkelompok setiap kamar sebanyak lima orang dengan memakai piring besar bakieblek. Untuk keperluan makan ini, santri membayar infaq
sebesar Rp.100.000 seratus ribu rupiah. Pengelolaan makan santri oleh Kopontren dilakukan agar santri lebih fokus dalam belajar dan tidak memikirkan bagaimana cara
membeli atau memasak makanan. Semua kegiatan tersebut di atas pelaksanaannya diawasi secara ketat untuk menanamkan kedisiplinan santri.
Selain kegiatan harian Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ memiliki kegiatan mingguan yang dilaksanakan secara rutin. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada
tabel di bawah ini;
Tabel 8 Jadwal Kegiatan Mingguan
No Waktu
Jenis Kegiatan Keterangan
1 20.30-21.30
Musyawarah Malam senin
2 21.30-23.00
Tarkiban Malam senin
3 21.30-23.00
Tablighan latihan ceramahpidato
Malam rabu 4
21.30-23.00 Latihan pembacaan kitab
kuningbahtsul masa’il Malam kamis
5 20.30-21.30
Riyadhoh sholawatan Malam jum’at
6 05.30-06.30
Majmu’ah maulid waladiyah Jum’at pagi
7 08.00-10.00
Pengajian umum laki-laki Senin
8 08.00-10.00
Pengajian umum perempuan Jum’at
Sumber :Direktori pesantren tanpa tahun
Musyawarah dilaksanakan oleh Organisasi Santri Miftahulhuda Al-Musri’ OSMA dengan membahas hal yang menyangkut aspirasi dan persoalan santri yang perlu dibahas.
Apabila persoalannya dirasa sangat urgen biasanya dihadiri oleh dewan kiai. Pada kegiatan tarkiban, biasanya peserta dikelompokkan secara campuran dari
mulai tingkat ibtidaiyah sampai dengan tingkat ma’had ‘aly. Sedangkan tingkat dirosatul ‘ulya bertindak sebagai pembimbing sekaligus penilai. Setiap kelompok rata-rata terdiri
dari lima orang. Bentuk kegiatan tarkiban berupa latihan debat atau adu argumentasi tentang tata bahasa arab kaitannya dengan pemahaman ilmu-ilmu agama.
Tablighan merupakan sarana latihan pidato atau ceramah untuk menempa dan membina santri sebagai kader da’i atau mubaligh. Peserta dari kelas tsanawiyah sampai
ma’had ‘aly, sementara kelas dirosatul ‘ulya berperan sebagai pembimbing dan penilai hasil penilaian masuk nilai prestasi santri. Untuk kelas ibtidaiyah berperan sebagai
audiensmustami. Setiap latihan pidatoceramah dari masing-masing kelas tsanawiyah sampai ma’had ‘aly diwakili oleh dua orang mubaligh. Penentuan mubaligh termasuk
protokol, pembaca ayat suci al-qur’an, dan pembaca tawasulshalawat dilakukan secara bergiliran.
Pembacaan kitab kuning dilakukan dua minggu sekali minggu pertama pembacaan kitab kuning, minggu kedua bahtsul masa’il. Dalam pembacaan kitab kuning, santri
membaca kitab kuning dengan disaksikan oleh temannya dan oleh dewan kiai. Sedangkan dalam bahtsul masa’il, santri mengajukan berbagai persoalan, baik persoalan agama,
maupun persoalan kemasyarakatan yang berhubungan dengan agama, maupun persoalan kemasyarakatan yang berhubungan dengan agama. Kemudian dibahas dengan dewan
kiai. Peserta bahtsul masa’il, terdiri dari santri kelas ma’had ‘aly dan dirosatul ‘ulya. Riyadhoh dilaksanakan untuk lebih melatih santri dalam mendekatkan diri pada
Alloh SWT. Sedangkan pembacaan Majmuah Maulid Waladiyah al-barzanji dilakukan agar santri lebih mengenal sosok Rasululloh SAW.
Kegiatan Bulanan
Pertama, pengajian Syahriyah Mukmin pengajian yang mastuminya para alumni pesantren setiap hari ahad pertama bulan hijriyah. Tujuan pengajian ini sebagai sarana
komunikasi antara pihak pesantren dengan para alumnimukimin. Kedua, temu keluargasilarurahmi keluarga besar Al-Musri’ setiap malam kamis akhir bulan hijriyah.
Acara ini sebagai sarana dan wahana keluarga para pengurus pesantren dewan kiai untuk membahas berbagai persoalan yang dialami dan dihadapi pesantren.
Kegiatan Tahunan dan Tiga Tahunan
Kegiatan tahunan setahun sekali, yaitu peringatan wafatnya haul KH. Ahmad Faqih pendiri pesantren. Kegiatan tiga tahunan setiap tiga tahun sekali dadakan reuni
mukimin alumni. Baik kegiatan tahunan maupun kegiatan tiga tahunan dilaksanakan setiap tanggal 5 sya’ban bertepatan dengan peringatan wafatnya haul KH. Ahmad Faqih
sebagai pendiri Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’. Kegiatan tersebut selain merupakan saranawahana komunikasi atau silaturahmi antara sesama alumni dan para
alumni dengan pihak pesantren, juga untuk mengetahui perkembangan syi’ar atau dakwah Islam yang dilakukan oleh para alumni di daerahnya masing-masing.
5.2 Bentuk dan Strategi Pengembangan Kelembagaan