kerjasama dengan pihak luar dalam hal ini salah satunya adalah meningkatnya kerjasama dengan bank-bank yang bersedia memberikan pinjaman kredit lunak
kepada pesantren. Pengembangan kelembagaan dilakukan melalui pemberdayaan santri dan
masyarakat. Pemberdayaan santri dilakukan sebagai upaya mengoptimalkan potensi sumberdaya manusia yang cukup besar yang dimiliki pesantren.
Pemberdayaan masyarakat
sebagai wujud
kepedulian pesantren
terhadap masyarakat sekitar pesantren sehingga masyarakat merasakan manfaat langsung
dari keberadaan pesantren di lingkungannya. Pemberdayaan santri dan masyarakat memiliki tujuan yang berbeda. Pemberdayaan santri diharapkan sebagai fasilitator
yang nantinya akan terjun ke masyarakat dan mengoptimalkan potensi yang ada pada masyarakat itu sendiri. Sebaliknya pemberdayaan masyarakat bertujuan
untuk peningkatan kesejahteraan Gambar 1.
2.11 Hipotesis Pengarah
Program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh pondok pesantren memberikan penekanan pada pengembangan SDM yang diharapkan dapat
menjadi motivator bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Pengembangan SDM ini dimulai dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan. Kegiatan pendidikan
dimulai dengan
memberdayakan dan
mengoptimalkan potensi
santri. Pengembangan potensi santri ini diharapkan agar mereka menjadi motor
penggerak yang akan melakukan perubahan pada masyarakat. Sebaliknya Pemberdayaan masyarakat adalah untuk peningkatan kesejahteraan.
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus. Strategi studi kasus digunakan karena peneliti berusaha melakukan
penelitian mendalam terhadap kasus yang diteliti yang dibatasi waktu, tempat, dan peristiwa tertentu. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Bodgan dan Biklen
1990, bahwa ”studi kasus ialah kajian yang rinci atas satu latar atau satu orang objek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau peristiwa tertentu”. Untuk itu
dibutuhkan kejelian
dalam memahami,
menganalisis dan
menafsirkan kecenderungan yang ada selama proses penelitian.
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’, Cianjur, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena Pondok
Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ adalah salah satu pondok pesantren di Cianjur yang berbasis agribisnis dan sangat memperhatikan terhadap pengembangan
masyarakat sekitar walaupun pada dasarnya pesantren ini merupakan pesantren salafiyah tradisional yang pada umumnya mengkhususkan diri hanya pada
pendidikan pesantren tradisional. Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ memiliki biro khusus yang
berkonsentrasi pada perbaikan kualitas masyarakat yaitu Biro Hubungan Masyarakat. Biro ini menaruh perhatian pada masyarakat dengan berbagai macam
upaya misalnya melalui pengajian dan pengembangan agribisnis dan juga
memberikan kesempatan pada masyarakat untuk ikut serta dalam penggarapan lahan pertanian maupun memelihara hewan ternak milik pesantren. Waktu
penelitian ini adalah bulan Maret 2008 sampai dengan Mei 2008.
3.2 Teknik Pengumpulan Data