BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berkomunikasi adalah menyampaikan atau menerima gagasan, pesan kepada orang. Berkomunikasi dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja
kita berada, dengan menggunakan berbagai macam alat. Alat komunikasi yang paling baik adalah bahasa, baik lisan maupun tertulis. Dalam kurikulum mata pelajaran
bahasa Indonesia, dinyatakan bahwa belajar bahasa Indonesia diarahkan pada peningkatan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
Indonesia baik secara lisan maupun secara tertulis. Kegiatan berbahasa manusia sehari-hari dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
kegiatan berbahasa lisan dan kegiatan berbahasa tulis. Kegiatan berbahasa tulis biasanya dilakukan jika penulis tidak dapat bertemu langsung dengan orang yang
ingin diajak berkomunikasi. Selain itu, kegiatan menulis juga dapat berfungsi sebagai sarana untuk dapat menuangkan segala perasaan maupun pemikiran baru yang belum
ada sebelumnya. Kegiatan menulis menjadi sangat penting karena segala bidang kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari kegiatan menulis.
Menulis membantu seseorang untuk berpikir lebih mudah. Untuk itulah, kegiatan menulis sebagai salah satu sarana yang ampuh dalam belajar tidak dapat
dipisahkan dari dunia pendidikan. Jika dikembangkan dengan baik, kegiatan menulis dapat menjadi salah satu keterampilan yang sangat berguna bagi kehidupan siswa
1
baik dalam kehidupan akademis maupun dalam kehidupan non akademis. Selain keterampilan menulis, ada juga keterampilan lain dalam berbahasa, yaitu 1
keterampilan menyimak, 2 keterampilan berbicara, 3 keterampilan membaca, yang kesemuanya itu saling berkaitan satu sama lain sebagai wujud kegiatan
berbahasa dan komunikasi antar manusia. Menulis merupakan salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan
kepribadian dan kreatifitas yang ada dalam diri siswa. Dengan menulis, orang dapat mengungkapkan segala ide, gagasan, pemikiran, dan khayalan yang ada dalam
pikirannya dengan media tulis. Keberhasilan belajar mengajar bergantung pada faktor-faktor pendukung
terjadinya pembelajaran yang efektif dan efisien. Beberapa faktor mengajar yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran supaya proses belajar berlangsung dengan
baik adalah kesempatan untuk belajar, pengetahuan awal siswa, refleksi, motivasi, dan suasana yang mendukung. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia, diharapkan dapat tercipta suasana belajar mengajar yang memungkinkan siswa melakukan aktivitas secara optimal untuk mencapai tujuan keterampilan
berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Dalam pembelajaran menulis siswa masih banyak mengalami kesulitan. Siswa masih merasa kurang percaya diri akan tulisan atau ide yang ditulis. Dalam kelas
seharusnya guru juga harus dapat menuntun siswa agar mereka dapat menjadi 2
seorang penulis yang professional. Teknik dan media pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis harus tepat agar siswa menjadi berminat dan tidak
merasa jenuh apabila proses pembelajaran kelas berlangsung. Berdasarkan hasil observasi peneliti di dalam kelas, ketika siswa diberi
kesempatan untuk menulis teks berita, para siswa tidak mementingkan isi berita. Mereka masih belum paham betul menulis teks berita dengan memperhatikan enam
unsur berita apa yang terjadi, siapa yang terlibat dalam kejadian, mengapa peristiwa itu terjadi, kapan terjadinya peristiwa itu, di mana kejadiannya, dan bagaimana
jalannya peristiwa itu. Siswa lebih mementingkan bagaimana cara menyelesaikan tugas yang diberikan gurunya dapat selesai dengan cepat dan siswa juga menganggap
bahwa menulis teks berita bukan hal yang mudah. Berdasarkan wawancara peneliti terhadap guru mata pelajaran bahasa dan
sastra Indonesia SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara, pada saat ini keterampilan siswa dalam menulis teks berita masih rendah belum mencapai nilai
ketuntasan belajar 70. Adapun rendahnya keterampilan siswa dalam menulis teks berita ini disebabkan karena siswa kurang dapat memahami dan menemukan unsur-
unsur berita apa yang terjadi, siapa yang terlibat dalam kejadian, mengapa peristiwa itu terjadi, kapan terjadinya peristiwa itu, di mana kejadiannya, dan bagaimana
jalannya peristiwa itu dalam suatu teks berita dan juga belum mampu menerapkan enam unsur-unsur berita dalam menulis teks berita.
Salah satu faktor yang melatarbelakangi rendahnya keterampilan siswa dalam menulis teks berita adalah rendahnya minat siswa untuk mengikuti pelajaran bahasa
dan sastra Indonesia dalam pembelajaran menulis teks berita sehingga mengakibatkan siswa kurang mampu memahami bagaimana cara menulis berita yang baik dan benar
dengan memperhatikan enam unsur berita apa yang terjadi, siapa yang terlibat dalam kejadian, mengapa peristiwa itu terjadi, kapan terjadinya peristiwa itu, dan bagaimana
jalannya peristiwa itu. Siswa hanya mementingkan mengerjakan tugas yang diberikan guru dapat selesai dengan cepat.
Selain itu, media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks berita yang seharusnya dapat mendukung pembelajaran menulis teks berita tidak ada.
Guru belum mampu memanfaatkan media yang ada di sekolah. Teknik yang digunakan guru dalam menyampaikan materi kurang tepat, sehingga mengakibatkan
siswa merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti pelajaran bahasa dan sastra Indonesia terutama dalam menulis teks berita.
Untuk memperbaiki pembelajaran menulis khususnya dalam menulis teks secara benar dan menumbuhkan rasa minat siswa mengikuti pembelajaran menulis
teks berita, maka peneliti merasa tergugah untuk melakukan penelitian mengenai pembelajaran menulis. Peneliti tertarik untuk menerapkan pembelajaran menulis,
khususnya menulis teks berita melalui teknik tayasi dengan menggunakan media audio visual.
Media audio visual merupakan media pembelajaran yang pemakaiannya dilakukan dengan cara diproyeksikan melalui arus listrik dalam bentuk suara.
Misalnya, radio, tape recorder. Dan media yang diproyeksikan ke layar monitor dalam bentuk gambar dan suara misalnya, televisi, video, Film, DVD, dan VCD.
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang yang lebih baik, karena meliputi kedua
jenis media media yang pertama adalah media audio visual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar seperti film bingkai suara, film rangka suara, dan
cetak suara. Sedangkan media yang kedua adalah audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara
dan video- cassette. Dalam pembelajaran menulis teks berita yang dimaksud dengan teknik tayasi
dari tayangan hingga investigasi adalah pembelajaran menulis teks berita yang diawali dengan penayangan rekaman peristiwa, kemudian siswa disuruh mencermati
tayangan tersebut. Setelah mencermati tayangan tersebut, siswa membaca teks berita model teks berita yang isinya pemberitaan peristiwa yang ada dalam tayangan
tersebut. Setelah membaca teks berita, siswa mengadakan diskusi untuk menemukan dan menentukan unsur-unsur berita serta bentuk susunan teks berita yang dibacanya.
Setelah menemukan dan memahami unsur-unsur berita serta bentuk susunan teks berita yang dibacanya, siswa berlatih menulis teks berita tentang peristiwa yang baru
saja terjadi atau dialami di kelasnya. Kegiatan selanjutnya adalah siswa melakukan 5
investigasi di luar kelas dalam bentuk wawancara dengan sumber berita dan tinjauan lokasi atau obsevasi ke tempat peristiwa yang dijadikan bahan berita. Setelah
melakukan investigasi siswa menulis teks berita dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas sesuai dengan hasil investigasinya.
Alasan peneliti menggunakan teknik tayasi dengan media audio visual ini dalam menulis teks berita adalah media audio visual dapat mendukung proses
pembelajaran dengan menggunakan teknik tayasi. Media audio visual digunakan untuk menayangkan suatu peristiwa sebagai gambaran siswa tentang berita sebelum
siswa disuruh untuk menulis teks berita dengan cara investigasi di luar kelas atau observasi ke tempat peristiwa yang akan dijadikan bahan untuk menulis teks berita.
Peneliti berharap dengan menggunakan media audio visual dan teknik tayasi dapat meningkatkan minat belajar siswa dan keterampilan siswa dalam menulis
khususnya menulis teks berita. Teknik tayasi ini mengajarkan siswa untuk dapat menulis teks berita dan mampu mendapatkan suatu berita dari sesuatu yang pernah
dilihat di lingkungan mereka.
1.2 Identifikasi Masalah