Tahap ini merupakan tahap dimana teknologi canggih sudah digunakan secara efektif dalam proses produksi dan pengolahan sumber-sumber daya alam. Ciri-cirinya
adalah Tingginya keterampilan tenaga kerja serta semakin dominannya sektor industri manufakturing yang menggantikan dan mendesak sektor pertanian dan sektor-sektor
tradisional berupa perubahan sistem manajemen dan pengelolaan bisnis. Masyarakat semakin menyadari akibat-akibat atau dampak industrialisasi tehadap kehidupan
lingkungan. 5.
Tahap Konsumsi Massal Tinggi Tahap konsumsi tinggi merupakan dimana masyarakat lebih menekankan pada
konsumsi dan kesejahteraan masyarakat. Pemerataan kemakmuran merupakan fokusnya
Wijaya, 2000:289. 2.4 Indikator sosial budaya
Proses pembangunan ekonomi biasanya tidak hanya ditandai dengan terjadinya perubahan atau pergeseran pada struktur dan penawaran barang dan jasa yang
diproduksi, namun juga ditandai dengan terjadinya perubahan struktur demografi. Proses demografi ini terutama terjadi sebagai akibat dari perubahan pada struktur
permintaan, struktur produksi dan perbaikan fasilitas kesehatan, gizi serta pendidikan yang timbul seiring pertumbuhan pendapatan perkapita. Kemajuan pembangunan suatu
daerah harus meliputi kemajuan pembangunan kesejahteraan sosial, seperti aspek kesehatan dan pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia.
2.4.1 Indeks Pembangunan Manusia
IPM merupakan indikator komposit yang menggabungkan tiga aspek penting, yaitu peningkatan kualitas fisik kesehatan, intelektualitas pendidikan, maupun
Universitas Sumatera Utara
kemampuan ekonomiya daya beli seluruh komponen masyarakat dalam kurun waktu tertentu.
Didalam pembangunan manusia, kesimpulan pentingnya adalah pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian. Pembangunan dimaksudkan
untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi penduduk, tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka. Oleh karena itu, konsep pembangunan manusia harus terpusat pada
penduduk secara keseluruhan, dan bukan hanya pada aspek ekonomi saja. Pembangunan manusia bukan hanya memperhatikan pada upaya meningkatkan kemampuan manusia
tetapi juga pada upaya-upaya memanfaatkan kemampuan manusia tersebut secara optimal.
Pembangunan manusia didukung empat pilar pokok, yaitu: produktivitas, pemerataan, kesinambungan, dan pemberdayaan. Pembangunan manusia menjadi dasar
dalam penentuan tujuan pembangunan dan dalam menganalisis pilihan-pilihan untuk mencapainya.
2.4.2 Kemiskinan
Kemiskinan merupakan refleksi dari ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya sesuai standar yang berlaku.
Sudah cukup banyak ukuran dan standar yang dikeluarkan oleh para pakar dan lembaga mengenai batas garis kemiskinan. Menurut Biro Pusat Statistik 1993:23 batas
kemiskinan ditunjukkan oleh pendapatan per kapita Rp 27.905,- untuk perkotaan dan Rp 18.244,- untuk pedesaan.
Djoyohadikusumo 1996:21 menggunakan standar kemiskinan berdasarkan pendapatan perkapita pertahun adalah US 50 untuk pedesaan dan US 75 untuk
perkotaan.
Universitas Sumatera Utara
Bank Dunia 1990:36 untuk standar internasional memberikan batas garis kemiskinan yang lebih tinggi dari standar-standar lainnya yaitu dengan pendapatan
perkapita sebesar US 275 pertahun.
2.4.3 Pengangguran
Menganggur tidak sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja. Orang yang tidak mau bekerja, tidak dapat dikatakan sebagai pengangguran. Sebab jika
seseorang ingin bekerja mencari pekerjaan, mungkin dengan segera mendapatkannya. Definisi ekonomi tentang pengangguran tidak identik dengan tidak mau bekerja.
Seseorang baru dikatakan menganggur bila dia ingin bekerja dan telah berusaha mencari kerja, namun tidak mendapatkannya.
Dalam ilmu kependudukan demografi, orang yang mencari kerja masuk dalam kelompok penduduk yang disebut angkatan kerja. Yang dihitung sebagai angkatan kerja
adalah penduduk berusia 15-64 tahun dan sedang mencari kerja, sedangkan yang tidak mencari kerja, entah karena harus mengurus keluarga dan sekolah, tidak masuk
angkatan kerja. Tingkat pengangguran adalah persentase angkatan kerja yang tidakbelum mendapatkan pekerjaan.
Persentase tingkat pengangguran dapat dihitung melalui rumus berikut :
2.4.4 Pendidikan