Bank Dunia 1990:36 untuk standar internasional memberikan batas garis kemiskinan yang lebih tinggi dari standar-standar lainnya yaitu dengan pendapatan
perkapita sebesar US 275 pertahun.
2.4.3 Pengangguran
Menganggur tidak sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja. Orang yang tidak mau bekerja, tidak dapat dikatakan sebagai pengangguran. Sebab jika
seseorang ingin bekerja mencari pekerjaan, mungkin dengan segera mendapatkannya. Definisi ekonomi tentang pengangguran tidak identik dengan tidak mau bekerja.
Seseorang baru dikatakan menganggur bila dia ingin bekerja dan telah berusaha mencari kerja, namun tidak mendapatkannya.
Dalam ilmu kependudukan demografi, orang yang mencari kerja masuk dalam kelompok penduduk yang disebut angkatan kerja. Yang dihitung sebagai angkatan kerja
adalah penduduk berusia 15-64 tahun dan sedang mencari kerja, sedangkan yang tidak mencari kerja, entah karena harus mengurus keluarga dan sekolah, tidak masuk
angkatan kerja. Tingkat pengangguran adalah persentase angkatan kerja yang tidakbelum mendapatkan pekerjaan.
Persentase tingkat pengangguran dapat dihitung melalui rumus berikut :
2.4.4 Pendidikan
Pendidikan merupakan elemen penting pembangunan dan perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Selain itu, pendidikan berperan penting dalam meningkatkan
kualitas hidup individu, masyarakat dan bangsa. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, semakin baik kualitas sumber dayanya. Pendidikan yang berkualitas akan
Tingkat Penganguran = ∑ orang yang mencari pekerjaan
x 100 ∑ angkatan kerja
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan manusia terdidik yang bermutu dan handal sesuai dengan kebutuhan jaman. Penduduk dengan kemampuannya sendiri diharapkan dapat meningkatkan
partisipasinya dalam berbagai kegiatan, sehingga di masa mendatang mereka dapat hidup lebih layak.
Pembangunan dibidang pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Telah diakui bahwa pembangunan sumberdaya manusia disuatu kota akan
menentukan karakter dari pembangunan ekonomi dan sosial, karena manusia adalah pelaku aktif yang dapat mengakumulasi modal, mengeksploitasi berbagai sumberdaya,
serta menjalankan berbagai kegiatan ekonomi, sosial, politik yang sangat penting bagi pembangunan sosial. Dengan demikian, peningkatan pendidikan suatu wilayah menjadi
sangat penting artinya bagi pembangunan wilayah tersebut. Berdasarkan amanat undang-undang, pembangunan pendidikan lebih diarahkan
pada peningkatan akses dan kesempatan masyarakat untuk memperoleh pelayanan pendidikan. Bahkan peningkatan akses pendidikan masyarakat tersebut juga diikuti
dengan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan terutama untuk kelompok masyarakat yang kurang mampu. Tingkat Partisipasi pendidikan menunjukkan
kesadaran masyarakat untuk memperoleh pendidikan. Tingkat partisipasi ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti sarana dan fasilitas pendidikan, biaya
pendidikan dan sebagainya. Beberapa indikator yang biasa dipakai untuk mengevaluasi keberhasilan dalam pembangunan bidang pendidikan, antara lain adalah :
1. Angka Partisipasi Kasar APK untuk Tingkat SDMI
Angka partisipasi kasar sekolah dasar adalah perbandingan antara murid sekolah dasar, termasuk Madrasah Ibtidaiyah MI, dengan penduduk berumur 7-12 tahun.
Angka partisipasi kasar APK menunjukkan proporsi anak sekolah baik laki-laki
Universitas Sumatera Utara
maupun perempuan pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Angka ini memberikan gambaran secara
umum mengenai jumlah anak yang menerima pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu dan biasanya tidak memperhatikan umur siswa.
2. Angka Partisipasi Murni APM untuk Tingkat SDMI
Angka Partisipasi Murni APM adalah indikator yang menunjukkan proporsi penduduk yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan dan usianya sesuai dengan usia
sekolah pada jenjang pendidikan tersebut. APM mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu, yang dibagi dalam tiga kelompok jenjang pendidikan yaitu SD
untuk penduduk usia 7-12 tahun, SMP untuk penduduk usia 13-15 tahun, dan SMA untuk penduduk usia 16-18 tahun. Oleh karena itu nilai APM membatasi usia siswa
sesuai dengan usia sekolah dan jenjang pendidikan sehingga angkanya selalu lebih kecil dibandingkan nilai APK.
2.4.5 Kesehatan