Sejarah Provinsi Sumatera Utara

Pemerintah Kota Medan secara langsung membantu pusat industri dalam hal pemasaran. Sektor ini terbuka lebar untuk investasi karena memiliki kesempatan besar untuk berkembang menjadi industri skala yang lebih besar.

4.2 Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara

4.2.1 Sejarah Provinsi Sumatera Utara

Pada tahun 1863, Jacob Nienhuys seorang Belanda pengusaha perkebunan di Jawa mengunjungi pesisir timur laut Sumatera dan mendapatkan tanah untuk perkebunan di Labuhan Deli yang merupakan tanah konsesi dari Sultan Deli Mahmud Perkasa Alam, dan selanjutnya Martubung, sunggal, Sungai Beras dan Kelumpang. Keadaan ini kemudian terbuka kesempatan kepada para peminat orang eropah menanam modalnya di Deli. Setahun kemudian, hasil panen tembakau yang pertama sekali dikapalkan ke Rotterdam, hasilnya memuaskan kemudian tembakau Deli menjadi mashyur. Inilah awal eksploitasi besar-besaran perusahaan perkebunan Eropah di pesisir timur laut Sumatera, khususnya daerah Deli dan sekitarnya. Pada kurun waktu itu mulai dipekerjakan buruh perkebunan yang didatangkan dari Swatow China, Singapura, Malaka serta orang keeling India yang didatangkan dari Penang. Tanah Deli Sumatera Timur adalah merupakan wilayah yang sangat subur untuk melakukan kegiatan pertanian dan perkebunan. Sepuluh tahun kemudian 1872 jumlah perusahaan perkebunan tembakau yang beroperasidi deli mencapai 13 perusahaaan yang tersebar di Langkat dan Deli Serdang. Jumlah orang Eropah yang bekerja sebanyak 75 orang dan jumlah buruh sebanyak 4000 orang. Universitas Sumatera Utara Badan Warisan Provinsi Sumatera Utara Seminar Arsitektur, 1995 dataran yang luas daerah Deli telah di usahakan dengan penanaman tembakau, kopi, teh, karet dan kelapa sawit. Lalu kualitas tembakau Deli sebagai pembalut cerutu amat terkenal pada masa sekitar 1875 sampai 1900 pembangunan dan perluasan perkebunan berlangsung dengan sangat cepat dan mengagumkan. Konsensi-konsensi atas tanah diberikan Sultan Deli kepada perusahaan-perusahaan asing yang berkedudukan di Eropa dan Amerika Serikat. Pada zaman penjajahan, pemerintahan daerah Sumatera Utara merupakan bagian dari pemerintah Sumatera, yakni Gouverment Van Sumatera yang dikepalai seorang Gouvernur berkedudukan di Medan. Pada tahun 1948 Sumatera dibagi menjadi 3 tiga wilayah yaitu : • Propinsi Sumatera Utara meliputi keresidenan Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli. • Propinsi Sumatera Tengah meliputi keresidenan Sumatera Barat, jambi, dan Riau. • Propinsi Sumatera Selatan meliputi keresidenan Bengkulu, Palembang, Lampung dan Bangka Belitung. Pada tahun 1956 Sumatera Utara dibagi menjadi dua Propinsi, yakni Provinsi Daerah Istimewa Aceh yang sekarang dikenal NAD dan Provinsi Sumatera Utara.

4.2.2 Profil Sumatera Utara