20. Kabupaten Serdang Bedagai
Sei Rampah 21.
Kabupaten Simalungun Raya
22. Kabupaten Tapanuli Selatan
Sipirok 23.
Kabupaten Tapanuli Tengah Pandan
24. Kabupaten Tapanuli Utara
Tarutung 25.
Kabupaten Toba Samosir Balige
26. Kota Binjai
Binjai Kota 27.
Kota Gunungsitoli -
28. Kota Medan
- 29.
Kota Padangsidempuan -
30. Kota Pematangsiantar
- 31.
Kota Sibolga -
32. Kota Tanjungbalai
- 33.
Kota Tebing Tinggi -
Sumber : BPS Sumatera Utara
4.1.3 Gambaran Sumatera Utara
Secara umum ada 3 tiga faktor utama yang mempengaruhi kinerja pembangunan kota, 1 faktor geografis, 2 faktor demografis dan 3 faktor sosial
ekonomi.
4.2.3.1 Sumatera Utara Secara Geografis
Luas Sumatera Utara secara keseluruhan mencapai 181.680,68 km2 yang terdiri dari lautan dengan luas 110.000 km2 atau sekitar 60,5 dan daratan yang mencapai
71.680,68 km2 atau sekitar 39,5, sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias, pulau-pulau Batu serta beberapa pulau kecil, baik
di bagian barat maupun bagian timur pantai pulau Sumatera.
Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia dan, secara geografis terletak antara 1 - 4 Lintang Utara dan 98 - 100 Bujur Timur. Daerah ini berbatasan
dengan :
Universitas Sumatera Utara
- Sebelah Utara
: Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam -
Sebelah Timur : Negara Malaysia di Selat Malaka
- Sebelah Selatan
: Provinsi Riau dan Sumatera Barat -
Sebelah Barat : Samudera Hindia
Kondisi alam dan Topografi Sumatera Utara terletak dengan khatulistiwa dan mempunyai iklim tropis yang dipengaruhi oleh angin passat dan angin musson.
Kelembaban udara rata-rata 78 - 91 pertahun. Curah Hujan kurang lebih 1800 – 4000 mm pertahun. Ketinggian dataran Provinsi Sumatera Utara sangat bervariasi
sebagian datarannya hanya beberapa meter dari permukaan laut, beriklim cukup panas yang suhunya bisa mencapai 35° C, sedangkan sebagian daerahnya lagi berbukit dengan
kemiringan landai, beriklim sedang dan berada pada ketinggian yang suhu minimalnya bisa mencapai 14°.
4.2.3.2 Sumatera Utara Secara Demografis
Sumatera Utara merupakan Provinsi keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Hasil sensus penduduk
2000, jumlah penduduk Sumatera Utara 11.506.808 jiwa, terdiri dari 5.750.315 penduduk laki-laki dan 5.756.493 penduduk perempuan. Pada Juni 2005, jumlah
penduduk diperkirakan 12.326.678 jiwa dengan 6.165.071 penduduk laki-laki dan 6.161.607 penduduk perempuan. Laju pertumbuhan penduduk pada kurun waktu tahun
2000-2005 sebesar 1,37 per tahun. Tahun 2006 jumlah penduduk diperkirakan menjadi 12.643.494 jiwa dengan 6.324.505 laki-laki dan 6.318.989 perempuan.
Universitas Sumatera Utara
Penduduk Sumatera Utara masih lebih banyak tinggal di daerah pedesaan daripada daerah perkotaan. Jumlah penduduk Sumatera Utara yang tinggal di pedesaan
sebesar 54,15 dan yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 45,85.
Pencapaian pembangunan manusia Sumatera Utara tahun 2005 lebih baik dibandingkan tahun 2004, tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia IPM. Nilai
IPM Sumatera Utara pada tahun 2005 sebesar 72, pada tahun 2004 angka tersebut 71,4 atau meningkat sebesar 0,6 poin. Meningkatnya IPM di tahun 2005 tersebut didukung
oleh adanya peningkatan angka harapan hidup yang mencapai 68,7 tahun, rata-rata lama sekolah mencapai 8,5 tahun,angka melek huruf mencapai 97 persen, dan rata-rata
pengeluaran riel per kapita mencapai Rp. 618.000,-. Sementara pada tahun 2004, angka harapan hidup Sumatera Utara adalah 68,2 tahun, rata-rata lama sekolah mencapai 8,4
tahun,angka melek huruf mencapai 96,6 persen, dan rata-rata pengeluaran riel per kapita mencapai Rp. 616.000,-. Diperkirakan IPM tahun 2006 akan mencapai 72,7 target
RPJM tahun 2008.
Angka kelahiran total Total Fertility Rate = TFR dan angka kematian bayi Infant Mortality Rate = IMR cenderung turun. Tahun 2006 TFR sebesar 2,579 dan
IMR sebesar 28,2. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2005,dengan TFR sebesar 2,627 dan IMR sebesar 29,6.
Tingkat pengangguran terbuka TPT, berdasarkan Survey Angkatan Kerja Nasional Sakernas yang dilakukan BPS pada bulan Februari 2006,masih berada pada
kisaran 14,83 persen 847.579 jiwa. Tingkat pengangguran ini jauh lebih tinggi dibandingan dengan periode Februari 2005 dimana TPT hanya sebesar 10,98 persen
Universitas Sumatera Utara
636.980 jiwa. Pada bulan Agustus 2006, TPT menurun menjadi 11,51 persen 632.049 jiwa.
Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Susenas,jumlah penduduk mikin di tahun 2006 sebesar 15,66 persen 1.979.702 jiwa lebih tinggi dari kondisi tahun 2005
yang mencapai 14,28 persen atau sebanyak 1.760.228 jiwa. Dalam upaya untuk mengurangi jumlah penduduk miskin, selama 2006, pemerintah telah menyalurkan dana
Bantuan Langsung Tunai BLT kepada 944.972 rumah tangga miskin di Sumatera Utara, dan hingga akhir 2006, seluruh rumah tangga miskin penerima BLT telah
menerima pencairan dananya hingga tahap ke 4. Dari catatan BPS, Sumatera Utara termasuk satu dari tujuh provinsi yang telah menyelesaikan pencairan dana BLT sampai
tahap 4 realisasi 100 persen
Sumatera Utara secara kultural merupakan provinsi multietnis dengan Batak, Nias, dan Melayu sebagai penduduk asli wilayah ini. Daerah pesisir timur Sumatera
Utara, pada umumnya dihuni oleh orang-orang Melayu. Pantai barat dari Barus hingga Natal, banyak bermukim orang Minangkabau. Wilayah tengah sekitar Danau Toba,
banyak dihuni oleh Suku Batak yang sebagian besarnya beragama Kristen. Suku Nias berada di kepulauan sebelah barat. Sejak dibukanya perkebunan tembakau di Sumatera
Timur, pemerintah kolonial Hindia Belanda banyak mendatangkan kuli kontrak yang dipekerjakan di perkebunan. Pendatang tersebut kebanyakan berasal dari etnis Jawa dan
Tionghoa. Pusat penyebaran suku-suku di Sumatra Utara, sebagai berikut :
1. Suku Melayu Deli : Pesisir Timur, terutama di kabupaten Deli Serdang, Serdang
Bedagai, dan Langkat 2.
Suku Batak Karo : Kabupaten Karo
Universitas Sumatera Utara
3. Suku Batak Toba : Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir
4. Suku Batak Pesisir : Tapanuli Tengah, Kota Sibolga
5. Suku Batak MandailingAngkola : Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas,
dan Mandailing Natal 6.
Suku Batak Simalungun : Kabupaten Simalungun 7.
Suku Batak Pakpak : Kabupaten Dairi dan Pakpak Barat 8.
Suku Nias : Pulau Nias 9.
Suku Minangkabau : Kota Medan, Pesisir barat 10.
Suku Aceh : Kota Medan 11.
Suku Jawa : Pesisir Timur Barat 12.
Suku Tionghoa : Perkotaan pesisir Timur Barat.
Bahasa yang dipergunakan secara luas adalah bahasa Indonesia. Suku Melayu Deli mayoritas menuturkan bahasa Indonesia karena kedekatan bahasa Melayu dengan
bahasa Indonesia. Pesisir timur seperi wilayah Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu Dialek O begitu juga
di Labuhan Batu dengan sedikit perbedaan ragam. Di kabupaten Langkat masih menggunakan bahasa Melayu Dialek E yang sering juga disebut bahasa Maya-maya.
Masih banyak keturunan Jawa Kontrak Jadel - Jawa Deli yang menuturkan bahasa Jawa.
Di kawasan perkotaan, suku Tionghoa lazim menuturkan bahasa Hokkian selain bahasa Indonesia. Di pegunungan, suku Batak menuturkan bahasa Batak yang terbagi
atas 4 logat Silindung-Samosir-Humbang-Toba. Bahasa Nias dituturkan di Kepulauan Nias oleh suku Nias. Sedangkan orang-orang Pesisir Pantai Barat Sumut, seperti Kota
Universitas Sumatera Utara
Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah serta Aceh Singkil dan Natal Madina menggunakan Bahasa Pesisir.
Agama utama di Sumatra Utara adalah:
•
Islam: terutama dipeluk oleh suku Melayu, Pesisir, Minangkabau,Jawa, Aceh, suku Batak Mandailing, sebagian Batak Karo, Simalungun dan Pakpak
•
Kristen Protestan dan Katolik: terutama dipeluk oleh suku Batak Karo, Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing dan Nias
•
Hindu: terutama dipeluk oleh suku Tamil di perkotaan
•
Buddha: terutama dipeluk oleh suku Peranakan di perkotaan
•
Konghucu : terutama dipeluk oleh suku Peranakan di perkotaan
•
Parmalim: dipeluk oleh sebagian suku Batak yang berpusat di Huta Tinggi
•
Animisme: masih ada dipeluk oleh suku Batak, yaitu Pelebegu Parhabonaron dan kepercayaan sejenisnya
4.2.3.3 Kondisi Perekonomian Sumatera Utara