Persentase Penduduk Miskin Indikator Sosial Budaya .1 Laju Pertumbuhan Penduduk

laju pertumbuhan penduduk di Sumatera Utara sebesar 1,57 dan ternyata masih lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk Kota Medan yang mencapai 0,63 untuk kurun waktu yang sama. Untuk tahun 2005, laju pertumbuhan penduduk di Sumatera Utara relatif sama dengan tahun 2004 yakni sebesar 1,57. Begitupun tahun 2006 yang menunjukkan sedikit penurunan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 1,37 persen dan relatif tidak terjadi perubahan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2007. Namun pada tahun 2008, laju pertumbuhan penduduk di Sumatera Utara kembali menunjukkan peningkatan yang relatif signifikan pertumbuhannya dari tahun sebelumnya. Kondisi ini menggambarkan bahwa program KB yang dijalankan di Sumatera Utara belum menunjukkan keberhasilannya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk selama periode 2004 – 2008. Tingginya laju pertumbuhan penduduk ini tidak hanya disebabkan belum berhasilnya program keluarga berencana, akan tetapi dipengaruhi oleh perkembangan jumlah pasangan usia subur PUS yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

4.3.2.2 Persentase Penduduk Miskin

Kemiskinan sering dianggap sebagai musuh utama pembangunan dan kemiskinan ini terjadi salah satunya disebabkan tingkat pengangguran terbuka yang tinggi di tengah masyarakat. Penanganan masalah ini diupayakan oleh pemerintah dengan menyalurkan berbagai bantuan dan subsidi serta membuka lapangan kerja dengan meningkatkan inisiatif dan kreatifitas masyarakat di samping memperluas kesempatan investasi langsung bagi semua pihak. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6 Tren Penduduk Miskin Berdasarkan tren persentase penduduk miskin Kota Medan di atas selama periode 2004-2008, diketahui secara umum upaya menurunkan angka kemiskinan, terutama yang disebabkan oleh dampak krisis ekonomi pada dasarnya telah menunjukkan hasil, walaupun masih bersifat fluktuatif. Hal itu dapat diketahui dari persentase jumlah penduduk miskin pada tahun 2004 dari 142.627 jiwa penduduk Kota Medan atau sebesar 7,13 naik pada tahun 2005. Pada tahun 2005 dari 175.519 jiwa atau 8,62 dapat turun menjadi 160.653 jiwa atau 7,77 pada tahun 2006. Besarnya jumlah penduduk miskin pada tahun 2005 disebabkan kenaikan BBM pada Oktober 2005, juga disebabkan kriteria-kriteria yang digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk miskin, telah mempergunakan Universitas Sumatera Utara kriteria baru. pada tahun 2006 diperkirakan sebesar 160.653 jiwa atau 7,77, pada tahun 2007 turun menjadi 147.800 jiwa atau 7,09, dan menjadi 138.700 atau 6,63 pada tahun 2008. Upaya-upaya menurunkan jumlah penduduk miskin secara berencana dilakukan baik melalui subsidi-subsidi bidang sosial yang diberikan melalui PKPS- BBM maupun program lokal lainnya, seperti BP-3 terarah dan pelayanan kesehatan tanpa dipungut biaya, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Medan Sehat JPKMS, pemberdayaan masyarakat, program nasional pemberdayaan masyarakat PNPM, maupun upaya-upaya menarik investasi lebih besar ke Kota Medan, sehingga mereka bekerja dan memperoleh pendapatan yang lebih baik. Persentase penduduk miskin Sumatera Utara tahun 2004 adalah 14,93 yang kemudian dapat diturunkan menjadi 14,68 pada tahun 2005. Tahun 2006 persentase penduduk miskin Sumatera Utara sedikit bertambah atau semakin buruk yakni 15,01. Namun demikian untuk tahun 2007 dan 2008 masalah ini dapat ditangani lebih baik sehingga persentase penduduk miskin di Sumatera Utara kembali turun masing-masing 13,90 dan 12,55. Secara keseluruhan, persentase penduduk miskin Sumatera Utara dari tahun 2004 sampai tahun 2008 terjadi penurunan walaupun upaya-upaya perbaikan selanjutnya tetap harus dilakukan sungguh-sungguh. Faktor utama yang menyebabkan menurunnya persentase penduduk miskin ialah pelaksanaan bantuan subsidi bahan bakar yang dikenal sebagai Bantuan Langsung Tunai BLT yang bagi kelompok masyarakat bawah sangat menolong.

4.3.2.3 Tingkat Pengangguran Terbuka