maupun perempuan pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Angka ini memberikan gambaran secara
umum mengenai jumlah anak yang menerima pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu dan biasanya tidak memperhatikan umur siswa.
2. Angka Partisipasi Murni APM untuk Tingkat SDMI
Angka Partisipasi Murni APM adalah indikator yang menunjukkan proporsi penduduk yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan dan usianya sesuai dengan usia
sekolah pada jenjang pendidikan tersebut. APM mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu, yang dibagi dalam tiga kelompok jenjang pendidikan yaitu SD
untuk penduduk usia 7-12 tahun, SMP untuk penduduk usia 13-15 tahun, dan SMA untuk penduduk usia 16-18 tahun. Oleh karena itu nilai APM membatasi usia siswa
sesuai dengan usia sekolah dan jenjang pendidikan sehingga angkanya selalu lebih kecil dibandingkan nilai APK.
2.4.5 Kesehatan
Kesehatan juga merupakan faktor penting bai pembangunan suatu wilayah, karena erat kaitannya dengan mutu sumberdaya manusia sebagai salah satu modal
pembangunan. Jaminan kesehatan yang yang semakin baik akan menghasilkan kualitas manusia yang lebih baik, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas.
Dengan demikian, selain urusan pendidikan , pemerintah juga sangat berkepentingan atas peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara umum. Masyarakat dengan
pendidikan yang memadai, ditunjang dengan kesehatan yang baik, dapat menjadi aset pembangunan kota yang berkualitas.
Berdasarkan UU No. 231992 tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
Universitas Sumatera Utara
terwujud derajat kesehatan yang tinggi. Salah satu program pemerintah dalam mewujudkan derajat kesehatan bagi seluruh penduduk adalah peningkatan pelayanan
kesehatan yang didukung oleh sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di tiap daerah. Selain itu, hal pokok yang juga harus diperhatikan adalah perluasan akses
kesehatan, khususnya kepada rakyat miskin dan perempuan di seluruh pelosok daerah. Untuk itu pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
pembangunan manusia. indikator yang biasa dipakai untuk mengevaluasi keberhasilan dalam pembangunan bidang kesehatan, antara lain adalah :
1. Total Fertility Rate TFR
Angka Fertilitas Total Total Fertility RateTFR adalah rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa usia suburnya. TFR merupakan gambaran
mengenai rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang perempuan dari usia 15 sampai 49 tahun. Perbandingan angka TFR antar negara atau antar daerah dapat menunjukkan
keberhasilan daerah dalam melaksanakan pembangunan sosial ekonominya. Angka TFR yang tinggi dapat merupakan cerminan rata-rata usia kawin yang rendah, tingkat
pendidikan yang rendah terutama perempuannya, tingkat sosial ekonomi rendah atau tingkat kemiskinan yang tinggi. Selain itu tentu saja menunjukkan tingkat keberhasilan
program KB yang dilaksanakan selama tiga dekade ini. Diketahunya TFR untuk suatu daerah akan membantu para perencana program pembangunan untuk meningkatkan
rata-rata usia kawin, meningkatkan program pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan Ibu hamil dan perawatan anak, serta untuk mengembangkan program
penurunan tingkat
Universitas Sumatera Utara
2. Umur Harapan Hidup
Angka harapan hidup adalah rata-rata lamanya hidup yang akan dicapai oleh penduduk. Dengan diketahuinya angka kematian pada setiap kelompok umur penduduk,
maka dapat diketahui rata-rata umur harapan hidup. Makin tinggi kualitas kesehatan menyebabkan makin rendahnya angka kematian dan berakibat kepada meningkatnya
harapan untuk hidup. Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah
harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gisi dan kalori termasuk program
pemberantasan kemiskinan. 3.
Angka kematian Bayi AKB Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir
sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam
yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal;
adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang
tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang
terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu merupakan gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dapat
digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan baik di tingkat propinsi maupun tingkat nasional.
Tingkat kematian secara umum berhubungan erat dengan tingkat kesakitan yang dialami penduduk. Biasanya, kematian merupakan akumulasi akhir dari berbagai penyebab
terjadinya kematian baik langsung maupun tidak langsung. Proses pembangunan dianggap berhasil jika tingkat kematian ini dapat diminimalkan di samping keberhasilan
berbagai indikator-indikator lainnya. 4.
Angka Kematian Ibu AKI
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam
kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau
pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll Budi, Utomo. 1985
Keberhasilan proses pembangunan sangat tergantung pada kuantitas dan kualitas sumber daya manusia baik pria maupun wanita. Dalam hal ini, perhatian terhadap
eksistensi sumber daya wanita harus setara dengan kaum pria karena peranan kaum wanita dalam proses pembangunan ternyata sangat signifikan. Di berbagai negara maju,
sumber daya wanita yang berkualitas merupakan andil besar terhadap keberhasilan pembangunan. Secara teori, salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya
wanita adalah melalui peningkatan derajat kesehatan kaum wanita itu sendiri. Pembangunan di bidang kesehatan khususnya pelayanan untuk kaum wanita,
seharusnya tidak boleh tertinggal dibandingkan pembangunan di sektor lain. Secara
Universitas Sumatera Utara
nasional, permasalahan kesehatan kaum wanita masih sangat kompleks dan memerlukan penanganan yang menyeluruh. Salah satu indikator yang dapat dijadikan alat untuk
mengukur kualitas kesehatan kaum wanita adalah dengan melihat dan membandingkan angka kematian ibu setiap tahun. Masalah kesehatan ini terutama berkaitan dengan
program-program kesehatan reproduksi kaum ibu. Faktor ini dianggap sangat penting sehingga tidak mengherankan jika para ahli berpendapat bahwa kematian ibu
merupakan salah satu indikator yang membedakan suatu negara apakah sudah tergolong sebagai negara maju atau masih tergolong sebagai negara berkembang atau bahkan
negara terbelakang. Biasanya aspek-aspek yang dapat dijadikan sebagai gambaran indikator tinggi atau rendahnya angka kematian kaum ibu antara lain berkaitan dengan
kehamilan, melahirkan dan masa nifas. Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per 100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka
kematian dengan angka fertilitas umum. Dengan cara ini diperoleh rasio kematian ibu kematian maternal per 100.000 kelahiran.
2.5 Indikator infrastruktur