Penelitian Tindakan Kelas TINJAUAN PUSTAKA

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas PTK Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas Wijaya Kusumah 2010:9. Dalam perspektif lain, penelitian tindakan kelas adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan sikap wawas diri. Kemmis dan Mc Taggart 1988 dalam Masnur 2009:8. Hopkins 1993 dalam Masnur 2009:8, pengertian penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran. Menurut Arikunto 2006:91, penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Sementara menurut Wiriatmadja 2006:13, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok belajar guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Jadi dalam penelitian tindakan kelas ada tiga unsur sendiri atau konsep, yakni penelitian, tindakan, dan kelas Kunandar, 2011:45. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data- data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. Tindakan dapat diartikan suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu masalah dalam proses belajar mengajar. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru Kunandar, 2011:45. 2. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas Ada beberapa prinsip dasar penelitian tindakan kelas menurut Wijaya Kusumah 2010:11, antara lain: a. Tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang utama adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. b. Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data. c. Kegiatan peneliti yang merupakan bagian integral dari pembelajaran harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah ilmiah. d. Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang riil merisaukan tanggung jawab profesional dan komitmen terhadap diagnosis masalah bersandar pada kejadian nyata yang berlangsung dalam konteks pembelajaran yang sesungguhnya. e. Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan. f. Cakupan permasalahan penelitian tindakan kelas tidak seharusnya dibatasi pada masalah pembelajaran di kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran di luar kelas. 3. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian formal konvensional pada umumnya. Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik sebagai berikut, Kunandar 20011:58-63: a. On-the job problem oriented masalah yang diteliti adalah masalah riil atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti. b. Problem-solving oriented berorientasi pada pemecahan masalah. c. Improvement-oriented berorientasi pada peningkatan mutu. d. Cliclic siklus. Konsep tindakan action dalam penelitian tindakan kelas diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang cyclical. e. Action oriented. Dalam penelitian tindakan kelas selalu didasarkan pada adanya tindakan treatment tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. f. Pengkajian terhadap dampak tindakan. g. Specifics contextual. Aktivitas penelitian tindakan kelas dipicu oleh permasalahan praktis yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar di kelas. h. Partisipatory collaborative. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain, seperti teman sejawat. i. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi. j. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus, dalam satu siklus terdiri dari tahapan perencanaan planning, tindakan action, pengamatan observation, dan refleksi reflection dan selanjutnya diulang dalam beberapa siklus. Arikunto, Suhardjono, dan Supardi 2007:108-109 menyebutkan beberapa prinsip penelitian tindakan kelas antara lain: a. Problema yang diangkat adalah problema yang dihadapi oleh guru kelas. b. Pendidik sejak awal menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan produk pembelajaran yang dihadapi di kelas. c. Dapat dilakukan secara kolaboratif. d. Adanya tindakan aksi tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. e. Adanya perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan secara positif. f. Inkuiri reflektif, bahwa kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas practice driven dan pengambilan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi action driven. g. Reflektif yang berkelanjutan, artinya lebih menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil penelitian. 4. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas Dapat dikatakan semua penelitian dapat memecahkan masalah, namun khusus penelitian tindakan kelas di samping memecahkan masalah tujuan utamanya adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses belajar. Menurut Mulyasa 2009:89-90, secara umum tujuan penelitian tindakan kelas adalah: a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran. b. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima. c. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya. d. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan. e. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran. Menurut Kunandar 2011:63-64, tujuan dari penelitian tindakan kelas yaitu sebagai berikut: a. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesional guru dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru. b. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus-menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat. c. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran. d. Sebagai alat training in-service, yang memperlengkapi guru dengan skill dan metode baru, mempertajam kekuatan analisisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya. e. Sebagai alat untuk memasukan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat inovasi dan perubahan. f. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatnya motivasi belajar siswa. g. Meningkatkan sikap profesional pendidik tenaga kerja pendidikan. h. Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan. i. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran di samping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga ditunjukkan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya. 5. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas Manfaat PTK bagi guru dibagi menjadi dua, yaitu Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2010:14-16: a. Manfaat umum PTK 1 Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran 2 Meningkatkan profesionalitas guru 3 Meningkatkan rasa percaya diri guru 4 Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya b. Manfaat khusus PTK 1 Menumbuhkan kebiasaan menulis 2 Menumbuhkan budaya meneliti 3 Menggali ide baru 4 Melatih pemikiran ilmiah 5 Mengembangkan keterampilan 6 Meningkatkan kualitas pembelajaran kelas Menurut Kunandar 2011:68, manfaat penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari dua aspek akademis dan aspek praktis, yaitu: a. Manfaat aspek akademis adalah untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki mutu pembelajaran dalam jangka pendek. b. Manfaat praktis dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas antara lain: 1 Merupakan pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah. Peningkatan mutu dan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru secara rutin merupakan wahana pelaksanaan inovasi pembelajaran. 2 Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah, artinya dengan guru melakukan penelitian tindakan kelas maka guru telah melakukan implementasi kurikulum dalam tataran praktis, yakni bagaimana kurikulum itu dikembangkan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sehingga kurikulum dapat berjalan secara efektif melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. 6. Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas Shumsky 1982 dalam Suwarsih 2006 dalam Kunandar 2011:69 menyatakan bahwa kelebihan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: a. Kerja sama dalam penelitian tindakan kelas menimbulkan rasa memiliki. b. Kerja sama dalam penelitian tindakan kelas mendorong kreativitas dan pemikiran kritis dalam hal ini guru yang sekaligus sebagai peneliti. c. Melalui kerja sama, kemungkinan untuk berubah meningkat. d. Kerja sama dalam penelitian tindakan kelas meningkatkan kesepakatan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. 7. Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas Kelemahan dari penelitian tindakan kelas menurut Kunandar 2008:69 antara lain: a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian tindakan kelas pada pihak peneliti guru. Penelitian tindakan kelas yang lazimnya dilakukan oleh guru, pelatih, pengelola, pengawas, kepala sekolah, widyaiswara dan pihak- pihak lainnya yang selalu peduli akan ketimpangan atau kekurangan yang ada dalam situasi kerjanya dan berkehendak untuk memperbaikinya. Karena para praktisi ini biasanya berurusan dengan hal-hal yang praktis, mereka kurang dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan tentang teknik dasar penelitian tindakan kelas. Hal ini diperparah oleh perasaan bahwa kegiatan penelitian hanya layak dilakukan oleh masyarakat kampus yang bergelut dalam kegiatan ilmiah, sehingga para praktisi guru pada umumnya kurang tertarik untuk melakukan penelitian. b. Berkenaan dengan waktu, karena penelitian tindakan kelas memerlukan komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya, faktor waktu ini dapat menjadi kendala yang cukup besar. Ini disebabkan belum optimalnya pembagian waktu antara untuk kegiatan rutinnya dan aktivitas penelitian tindakan kelas. 8. Fokus dan Komponen Penelitian Tindakan Kelas Objek yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas antara lain menurut Kunandar 2008:66-67: a. Siswa, yang dapat mencermati ketika siswa tersebut sedang melaksanakan aktivitas di kelas, lapangan, laboratorium, bengkel, kebun, lingkungan sekitar, dan lain sebagainya. b. Guru, yang dapat dicermati ketika sedang mengajar di kelas sedang membimbing siswa yang sedang karya wisata study tour , sedang mendampingi siswa yang sedang melakukan penelitian sederhana dan berbagai aktivitas guru yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, baik di dalam ruangan kelas maupun di luar ruangan kelas. c. Media atau alat peraga pendidikan yang dapat dicermati ketika guru sedang menggunakan media atau alat peraga dalam proses belajar mengajar. d. Hasil pembelajaran, yang dapat dicermati peningkatan hasil belajar siswa, baik yang bersifat akademis maupun non akademis sebagai salah satu indikator mutu atau kualitas proses belajar mengajar. e. Sistem evaluasi dan hasil pembelajaran. f. Lingkungan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sementara itu, komponen yang dapat dijadikan kajian penelitian tindakan kelas adalah siswa, guru, materi pelajaran, media atau alat peraga, hasil pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan proses belajar mengajar. 9. Tahapan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas menurut Wijaya Kusumah 2010:25: a. Perencanaan planning Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. b. Tindakan acting Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan acting dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. c. Pengamatan observing Selanjutnya diadakan pengamatan observing yang teliti terhadap proses pelaksanaannya. d. Refleksi reflecting Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi reflecting dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya. Adapun bagan model penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut Suharsimi Arikunto, 2006:16: Gambar 2.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

B. Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament pada materi jurnal penyesuaian sebagai upaya meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.

0 15 378

Implementasi model pembelajaran cooperative learning teknik Quick On The Draw untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMA Stella Duce 2 : penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

2 16 238

Penerapan metode Role Playing untuk meningkatkan pemahaman materi siklus akuntansi perusahaan jasa kelas XI IPS : penelitian dilaksanakan pada kelas XI IPS 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 0 236

Penerapan metode pembelajaran role playing pada pembelajaran akuntansi untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi siklus akuntansi : penelitian dilakukan pada siswa kelas XI IS 3 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

0 1 221

Penerapan metode role playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi siklus akuntansi perusahaan jasa siswa kelas XII Sosial.

1 13 266

Penetapan metode role playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi siklus akuntansi perusahaan dagang siswa kelas XII IPS : studi kasus siswa kelas XII IPS SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.

0 1 299

Penetapan metode role playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi siklus akuntansi perusahaan dagang siswa kelas XII IPS studi kasus siswa kelas XII IPS SMA Stella Duce 1 Yogyakarta

2 14 297

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA (Penelitian dilaksanakan pada siswa Kelas XI IPS 1 SMA STELLA DUCE 2 Yogy

0 2 235

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROLE PLAYING PADA KOMPETENSI DASAR SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN SISWA

1 7 330