G. Kerangka Teoretik
Untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa dalam belajar dapat dilakukan dengan pembelajaran kooperatif yang
melibatkan seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Guru harus tepat dalam memilih model pembelajaran agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Salah satu contoh pembelajaran kooperatif yang digunakan oleh guru untuk menjawab permasalahan rendahnya
motivasi dan pemahaman siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe Role Playing. Dengan Role Playing siswa diajak untuk bermain
peran sesuai dengan peran yang didapat siswa dalam kelompoknya. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan
pemahaman siswa dalam materi jurnal umum karena siswa diajak langsung berperan sebagai pelaku dari transaksi keuangan tersebut.
Keberhasilan suatu kelompok dalam memainkan perannya juga tergantung dari anggota kelompoknya oleh sebab itu siswa
diharapkan dapat menyelesaikan perannya dengan baik dan siswa dituntut untuk dapat saling mengerti karena anggota kelompok terdiri
dari siswa yang memiliki kemampuan yang bermacam-macam. Siswa juga diharapkan dapat memanfaatkan serta mengelola waktu dalam
menjalankan perannya. Dengan demikian diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Role Playing, akan memotivasi siswa
dalam belajar. Semua siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Mereka tidak merasa bosan dan jenuh sehingga hal tersebut
mendorong pemahaman siswa akan meningkat karena mereka terlibat langsung dalam peran yang dilakukannya.
Penelitian Daniel Fredy Desandika 2012 pada mata pelajaran akuntansi di SMA PL Van Lith Muntilan menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran tipe Role Playing dapat meningkatkan motivasi siswa. Sebelum penerapan model pembelajaran tipe Role
Playing rata-ratanya sebesar 58 dengan kriteria cukup dan setelah
penelitian meningkat menjadi 65 dengan kriteria tinggi. Penelitian Victoria Venny Nawang Setyaningrum pada mata pelajaran ekonomi
akuntansi di SMA Negeri 2 Yogyakarta menunjukkan hal yang sama bahwa terdapat perbedaan pemahaman siswa setelah diterapkan model
pembelajaran tipe Role Playing. Sebelum penerapan model pembelajaran tipe Role Playing rerata pre-test = 4,54, sesudah
penerapan model pembelajaran tipe Role Playing rerata post-test = 7,28 sig. 2-tailed = 0,000 = 0,05. Sementara penelitian Felix
Wintala 2011 pada materi pembelajaran akuntansi di SMA Kolese De Britto Yogyakarta juga menunjukkan bahwa ada perbedaan
pemahaman siswa setelah diterapkan model pembelajaran tipe Role Playing
. Sebelum penerapan model pembelajaran tipe Role Playing rerata skor pre-test = 4,48, sesudahnya rerata skor post-test = 5,97
sig. 2-tailed = 0,000 = 0,05. Berdasarkan kerangka teoretik dan fakta di atas, dalam
penelitian ini dirumuskan hipotesis:
H
a1
= terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Role
Playing. H
a2
= terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Role Playing.
38
BAB III METODE PENELITIAN