Pembahasan 1. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

atas pertanyaan siswa yang di ajukan, guru menjadi sosok yang utama bagi siswa-siswanya, guru menjadi cerminan siswanya serta guru sangat dihormati oleh siswanya, untuk itu guru sangat berpengaruh bagi perkembangan jiwa anak didik.

9. Hubungan Antara Perilaku Disiplin Guru dengan Nilai Afektif

Perilaku disiplin guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasinya rendah 0,393 namun demikian tetap memiliki hubungan perilaku disiplin guru dengan niali afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya ketika guru berpakaian rapih maka siswanya pun akan mengikuti gurunya untuk berpenampilan rapih dan pada hari-hari tertentu guru selalu memakai seragam dinasnya maka siswanya pun akan selalu disiplin dalam berseragam sekolah, untuk itu guru sangat berpengaruh bagi perkembangan jiwa anak didik.

10. Hubungan Antara Perilaku Tanggung Jawab Guru dengan

Nilai Afektif Perilaku tanggung jawab guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang 0,546 namun tetap memiliki hubungan perilaku tanggung jawab guru dengan nilai afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya ketika guru bertanggung jawab mengampu peserta didik dengan baik maka siswanya pun akan bertanggung jawab atas pekerjaan rumah yang di berikan oleh sang guru.

11. Hubungan Antara Perilaku Toleransi Guru dengan Nilai

Afektif Perilaku toleransi guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang 0,487 namun tetap memiliki hubungan perilaku toleransi guru dengan nilai afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya ketika ada seorang siswa yang tidak mengerjakan PR atau tugas rumahnya guru memberikan tugas lain ini merupakan cerminan dari sosok seorang guru dengan murah hati untuk mentolerir siswanya yang tidak mengerjakan tugas di rumah, dan guru merupakan cermin bagi siswa agar guru selalu menjadi sosok idola bagi siswanya.

12. Hubungan Antara Perilaku Gotong Royong Guru dengan Nilai

Afektif Perilaku gotong royong guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang 0,452 namun tetap memiliki hubungan perilaku gotong royong guru dengan nilai afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya guru selalu terlibat aktif dalam kegiatan di sekolah maka siswanya pun akan mengikuti gurunya untuk terlibat sosial dalam kegiatan sekolah maupun di luar sekolah.

13. Hubungan Antara Perilaku Sopan santun Guru dengan Nilai

Afektif Perilaku sopan santun guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang 0,436 namun tetap memiliki hubungan perilaku sopan santun guru dengan nilai afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya guru selalu bertutur kata yang baik maka siswanya pun akan bertutur kata yang baik.

14. Hubungan Antara Perilaku Percaya Diri Guru dengan Nilai

Afektif Perilaku percaya diri guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang 0,481 namun tetap memiliki hubungan perlilaku percaya diri guru dengan hasil belajar afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya guru selalu tampil percaya diri sewaktu mengajar di depan murid-muridnya, tegas dalam menyampaikan materi maka siswanya pun akan melakukan hal yang sama dengan yang gurunya lakukan. 124

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai kompetensi inti 2: 1. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku jujur guru dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. 2-tailed 0,005 dan koefisien korelasi sebesar 0,282, maka nilai ini menandakan hubungan rendah antara perilaku jujur guru dengan hasil belajar afektif. 2. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku disiplin guru dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. 2-tailed 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,393, maka nilai ini menandakan hubungan rendah antara perilaku disiplin guru dengan hasil belajar afektif. 3. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku tanggung jawab guru dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. 2-tailed 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,546, maka nilai ini menandakan hubungan sedang antara perilaku tanggung jawab guru dengan hasil belajar afektif. 4. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku toleransi guru dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. 2-tailed 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,487. maka nilai ini menandakan hubungan sedang antara perilaku toleransi guru dengan hasil belajar afektif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku gotong royong guru dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. 2-tailed 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,452, maka nilai ini menandakan hubungan sedang antara perilaku gotong royong guru dengan hasil belajar afektif. 6. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku sopan santun guru dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. 2-tailed 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,436, maka nilai ini menandakan hubungan sedang antara perilaku sopan santun guru dengan hasil belajar afektif. 7. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku percaya diri guru dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. 2-tailed 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,481, maka nilai ini menandakan hubungan sedang antara perilaku percaya diri guru dengan hasil belajar afektif.

B. Keterbatasan

Penelitian ini masih memiliki keterbatasan dalam pembuatannya antara lain sebagai berikut: 1. Sebagian besar data penulis dari kuesioner yang diisi para siswa, sehingga kebenaran penelitian ini tergantung pada keseriusan para siswa mengisi kuesioner. 2. Keterbatasan waktu dalam mengambil data melalui kuesioner dari siswa dikarenakan waktu penelitian bersamaan dengan jam pelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti tidak bisa melakukan wawancara terhadap guru sehingga hasil penelitian afektif diambil berdasarkan rapot para siswa. 4. Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis yang masih jauh dari kesempurnaan.

C. Saran

Bedasarkan kesimpulan yang telah peneliti buat, maka peneliti memberikan saran-saran: 1. Bagi Sekolah Kurikulum harus dapat dijadikan pedoman dalam melakukan tugas-tugas khusus pada inti KI-2 yaitu tentang: a. Jujur Dalam memberikan informasi kepada calon siswa tentang visi dan misi sekolah sebaiknya sekolah lebih terbuka dan jujur. b. Disiplin Sekolah sebaiknya lebih tegas lagi terhadap siswa ataupun guru jika ada yang melanggar aturan – aturan yang berlaku di sekolah. c. Tanggung Jawab Sekolah sebaiknya memberikan sanksi yang berat jika ada siswa yang kedapatan sedang merokok ataupun melanggar aturan sekolah agar nama sekolah tetap terjaga dengan baik. d. Toleransi Sebaiknya sekolah dalam memberikan toleransi kepada siswa ataupun guru tidak berlebih ataupun kurang agar siswa maupun guru tidak membuat penyelewengan waktu ataupun hal – hal yang negatif. e. Gotong Royong Sebaiknya sekolah selalu rutin melakukan kegiatan bersih-bersih di sekolah ataupun mengadakan piknik atau mengadakan pertandingan agar siswa dan guru bisa melatih dan menjali kerjasama. f. Sopan Santun Tetap di pertahankan dalam bertutur kata yang baik dan sekolah bisa saling menghormati antar sekolah, sekolah antar orang tua murid, sekolah dengan guru, dan sekolah dengan peserta didik. g. Percaya Diri Sekolah sebaiknya memberikan motivasi kepada guru agar lebih semangat dan siap dalam materi ataupun ketika sedang mempromosikan sekolah kepada calon siswa. 2. Bagi Guru a. Jujur Guru sebaiknya selalu memberikan informasi kepada murid bahwa mencontek adalah tindakan yang tidak jujur. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Disiplin Guru sebaiknya selalu datang tepat waktu pada saat jam mengajar ataupun ketika berangkat dari rumah sampai sekolah ini menjadikan cerminan bagi siswa – siswanya. c. Tanggung Jawab Guru sebaiknya selalu menanyakan siswa yang tidak masuk sekolah dan memberikan sanksi kepada siswa bagi yang melanggar aturan sekolah maupun yang tidak mengerjakan tugas. d. Toleransi Sebaiknya guru dalam memberikan toleransi kepada siswa tidak berlebih ataupun kurang agar siswa tidak membuat penyelewengan waktu ataupun hal – hal yang negatif. e. Gotong Royong sebaiknya guru dan siswa selalu rutin melakukan kegiatan bersih-bersih di sekolah ataupun mengadakan piknik atau mengadakan pertandingan agar siswa dan guru bisa melatih dan menjali kerjasama. f. Sopan Santun Tetap di pertahankan dalam bertutur kata yang baik dan guru bisa saling menghormati antar sekolah, sekolah antar orang tua murid, sekolah dengan guru, dan sekolah dengan peserta didik. g. Percaya Diri guru sebaiknya memberikan motivasi kepada siswa agar lebih semangat dan siswa bisa menjadi lebih percaya diri ketika mengadakan presentasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI