atas pertanyaan siswa yang di ajukan, guru menjadi sosok yang utama bagi siswa-siswanya, guru menjadi cerminan siswanya serta guru sangat
dihormati oleh siswanya, untuk itu guru sangat berpengaruh bagi perkembangan jiwa anak didik.
9. Hubungan Antara Perilaku Disiplin Guru dengan Nilai Afektif
Perilaku disiplin guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasinya rendah 0,393 namun
demikian tetap memiliki hubungan perilaku disiplin guru dengan niali afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas
akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya ketika guru berpakaian rapih maka siswanya pun akan mengikuti gurunya untuk
berpenampilan rapih dan pada hari-hari tertentu guru selalu memakai seragam dinasnya maka siswanya pun akan selalu disiplin dalam
berseragam sekolah, untuk itu guru sangat berpengaruh bagi perkembangan jiwa anak didik.
10. Hubungan Antara Perilaku Tanggung Jawab Guru dengan
Nilai Afektif
Perilaku tanggung jawab guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang 0,546 namun
tetap memiliki hubungan perilaku tanggung jawab guru dengan nilai afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas
akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya ketika guru bertanggung jawab mengampu peserta didik dengan baik maka
siswanya pun akan bertanggung jawab atas pekerjaan rumah yang di berikan oleh sang guru.
11. Hubungan Antara Perilaku Toleransi Guru dengan Nilai
Afektif
Perilaku toleransi guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang 0,487 namun tetap
memiliki hubungan perilaku toleransi guru dengan nilai afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas akan
mempengaruhi perilaku siswanya contohnya ketika ada seorang siswa yang tidak mengerjakan PR atau tugas rumahnya guru memberikan
tugas lain ini merupakan cerminan dari sosok seorang guru dengan murah hati untuk mentolerir siswanya yang tidak mengerjakan tugas di
rumah, dan guru merupakan cermin bagi siswa agar guru selalu menjadi sosok idola bagi siswanya.
12. Hubungan Antara Perilaku Gotong Royong Guru dengan Nilai
Afektif
Perilaku gotong royong guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang 0,452 namun
tetap memiliki hubungan perilaku gotong royong guru dengan nilai afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas
akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya guru selalu terlibat aktif dalam kegiatan di sekolah maka siswanya pun akan mengikuti
gurunya untuk terlibat sosial dalam kegiatan sekolah maupun di luar sekolah.
13. Hubungan Antara Perilaku Sopan santun Guru dengan Nilai
Afektif
Perilaku sopan santun guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang 0,436 namun
tetap memiliki hubungan perilaku sopan santun guru dengan nilai afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas
akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya guru selalu bertutur kata yang baik maka siswanya pun akan bertutur kata yang baik.
14. Hubungan Antara Perilaku Percaya Diri Guru dengan Nilai
Afektif
Perilaku percaya diri guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang 0,481 namun
tetap memiliki hubungan perlilaku percaya diri guru dengan hasil belajar afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di
kelas akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya guru selalu tampil percaya diri sewaktu mengajar di depan murid-muridnya, tegas
dalam menyampaikan materi maka siswanya pun akan melakukan hal yang sama dengan yang gurunya lakukan.
124
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai kompetensi inti 2:
1. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku jujur guru dengan hasil
belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. 2-tailed 0,005 dan koefisien korelasi sebesar 0,282, maka nilai ini menandakan hubungan
rendah antara perilaku jujur guru dengan hasil belajar afektif. 2.
Terdapat hubungan yang positif antara perilaku disiplin guru dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. 2-tailed 0,000 dan
koefisien korelasi sebesar 0,393, maka nilai ini menandakan hubungan rendah antara perilaku disiplin guru dengan hasil belajar afektif.
3. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku tanggung jawab guru
dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. 2-tailed 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,546, maka nilai ini menandakan
hubungan sedang antara perilaku tanggung jawab guru dengan hasil belajar afektif.
4. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku toleransi guru dengan hasil
belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. 2-tailed 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,487. maka nilai ini menandakan hubungan
sedang antara perilaku toleransi guru dengan hasil belajar afektif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku gotong royong guru dengan
hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. 2-tailed 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,452, maka nilai ini menandakan hubungan
sedang antara perilaku gotong royong guru dengan hasil belajar afektif. 6.
Terdapat hubungan yang positif antara perilaku sopan santun guru dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. 2-tailed 0,000 dan
koefisien korelasi sebesar 0,436, maka nilai ini menandakan hubungan sedang antara perilaku sopan santun guru dengan hasil belajar afektif.
7. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku percaya diri guru dengan
hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. 2-tailed 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,481, maka nilai ini menandakan hubungan
sedang antara perilaku percaya diri guru dengan hasil belajar afektif.
B. Keterbatasan
Penelitian ini masih memiliki keterbatasan dalam pembuatannya antara lain sebagai berikut:
1. Sebagian besar data penulis dari kuesioner yang diisi para siswa, sehingga
kebenaran penelitian ini tergantung pada keseriusan para siswa mengisi kuesioner.
2. Keterbatasan waktu dalam mengambil data melalui kuesioner dari siswa
dikarenakan waktu penelitian bersamaan dengan jam pelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti tidak bisa
melakukan wawancara terhadap guru sehingga hasil penelitian afektif diambil berdasarkan rapot para siswa.
4. Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis yang masih jauh dari
kesempurnaan.
C. Saran
Bedasarkan kesimpulan yang telah peneliti buat, maka peneliti memberikan saran-saran:
1. Bagi Sekolah
Kurikulum harus dapat dijadikan pedoman dalam melakukan tugas-tugas khusus pada inti KI-2 yaitu tentang:
a. Jujur
Dalam memberikan informasi kepada calon siswa tentang visi dan misi sekolah sebaiknya sekolah lebih terbuka dan jujur.
b. Disiplin
Sekolah sebaiknya lebih tegas lagi terhadap siswa ataupun guru jika ada yang melanggar aturan
– aturan yang berlaku di sekolah. c.
Tanggung Jawab Sekolah sebaiknya memberikan sanksi yang berat jika ada siswa yang
kedapatan sedang merokok ataupun melanggar aturan sekolah agar nama sekolah tetap terjaga dengan baik.
d. Toleransi
Sebaiknya sekolah dalam memberikan toleransi kepada siswa ataupun guru tidak berlebih ataupun kurang agar siswa maupun guru tidak
membuat penyelewengan waktu ataupun hal – hal yang negatif.
e. Gotong Royong
Sebaiknya sekolah selalu rutin melakukan kegiatan bersih-bersih di sekolah ataupun mengadakan piknik atau mengadakan pertandingan agar
siswa dan guru bisa melatih dan menjali kerjasama. f.
Sopan Santun Tetap di pertahankan dalam bertutur kata yang baik dan sekolah bisa
saling menghormati antar sekolah, sekolah antar orang tua murid, sekolah dengan guru, dan sekolah dengan peserta didik.
g. Percaya Diri
Sekolah sebaiknya memberikan motivasi kepada guru agar lebih semangat dan siap dalam materi ataupun ketika sedang mempromosikan sekolah
kepada calon siswa. 2.
Bagi Guru a.
Jujur Guru sebaiknya selalu memberikan informasi kepada murid bahwa
mencontek adalah tindakan yang tidak jujur. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Disiplin
Guru sebaiknya selalu datang tepat waktu pada saat jam mengajar ataupun ketika berangkat dari rumah sampai sekolah ini menjadikan cerminan bagi
siswa – siswanya.
c. Tanggung Jawab
Guru sebaiknya selalu menanyakan siswa yang tidak masuk sekolah dan memberikan sanksi kepada siswa bagi yang melanggar aturan sekolah
maupun yang tidak mengerjakan tugas. d.
Toleransi Sebaiknya guru dalam memberikan toleransi kepada siswa tidak berlebih
ataupun kurang agar siswa tidak membuat penyelewengan waktu ataupun hal
– hal yang negatif. e.
Gotong Royong sebaiknya guru dan siswa selalu rutin melakukan kegiatan bersih-bersih di
sekolah ataupun mengadakan piknik atau mengadakan pertandingan agar siswa dan guru bisa melatih dan menjali kerjasama.
f. Sopan Santun
Tetap di pertahankan dalam bertutur kata yang baik dan guru bisa saling menghormati antar sekolah, sekolah antar orang tua murid, sekolah dengan
guru, dan sekolah dengan peserta didik. g.
Percaya Diri guru sebaiknya memberikan motivasi kepada siswa agar lebih semangat
dan siswa bisa menjadi lebih percaya diri ketika mengadakan presentasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI