Ada empat alasan yang melandasi perlunya diterapkan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar Semiawan, 1985: 14
antara lain: a.
Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada
siswa. b.
Para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan
contoh kongkret, contoh yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang hadapi. Perkembangan pikiran kognitif sesungguhnya dilandasi oleh
gerakan dan perbuatan. Anak harus bergerak dan berbuat sesuatu terhadap obyek yang nyata.
c. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak, penemuannya bersifat
relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapat data baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Semua
konsep yang ditemukan melalui penyelidikan ilmiah masih tetap terbuka untuk dipertanyakan, dipersoalkan, dan diperbaiki. Maka anak perlu dilatih
untuk selalu bertanya, berfikir kritis, dan mengusahakan kemungkinan- kemungkinan jawaban terhadap satu masalah.
d. Dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak dilepaskan
dari pengembangan sikap dan nilai dari diri anak didik. Karena itu, pengembangan keterampilan memproseskan perolehan akan berperan
sebagai wahana pengait antara pengembangan konsep dan pengembangan sikap serta nilai.
Indrawati 1999, dalam Trianto 2012: 144 membagi keterampilan proses menjadi dua tingkatan, yaitu keterampilan proses tingkat dasar basic science
process skill yang meliputi observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi dan inferensi. Sedangkan keterampilan proses terpadu intregated science
process skill meliputi menentukan variabel, menyusun tabel data, menyusun grafik, menginterprestasi data, memberi hubungan variabel, memproses data,
menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan variabel secara oprasional, merencanakan penyelidikan dan melakukan eksperimen.
1. Keterampilan proses tingkat dasar basic science process skill meliputi:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah salah satu keterampilan ilmiah yang mendasar. Mengobservasi atau mengamati tidak sama dengan melihat Semiawan,
1985: 19. Dalam melakukan observasi digunakan semua indera, untuk melihat, mendengar, merasa, mengecap, dan mencium. Observasi atau mengamati
memiliki dua sifat utama, yakni sifat kualitatif dan sifat kuantitatif Dimyati dan Mudjiono, 2006:
142. Mengamati bersifat
kualitatif apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi.
Sedangkan mengamati bersifat kuantitatif apabila dalam pelaksanaanya selain menggunakan panca indra, juga menggunakan peralatan lain yang memberikan
informasi khusus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Trianto 2012: 144 ada beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat melakukan observasi atau pengamatan
1 Penggunaan indera-indera tidak hanya penglihatan;
2 Pengorganisasian objek-objek menurut suatu sifat tertentu;
3 Pengidentifikasian banyak sifat;
4 Melakukan pengamatan kuantitatif;
5 Melakukan pengamatan kuantitatif.
b. Klasifikasi
Menurut Dimyati dan Mudjiono 2006: 142 mengklasifikasi merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-
sifat khususnya, sehingga didapat golongan atau kelompok sejenis dari objek yang dimaksud. Dalam membuat klasifikasi, dituntut kecermatan anak dalam
mengamati. Pengklasifikasian adalah pengelompokan objek-objek menurut sifat-sifat
tertentu Trianto 2012: 145. Semakin tinggi tingkat pendidikan anak, semakin rumit jenis klasifikasi yang dapat dilatih. Menurut Trianto 2012: 145 ada dua
perilaku siswa dalam melakukan kegiatan klasifikasi antara lain: 1
Pengidentifikasian suatu sifat umum 2
Memilah-milahkan dengan menggunakan dua sifat atau lebih. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Komunikasi
Menurut Semiawan 1987: 32 setiap ahli dituntut agar mampu menyampaikan hasil penemuannya kepada orang lain. Komunikasi atau
pengkomunikasian adalah mengatakan apa yang ketahui dengan ucapan kata-kata, tulisan, gambar, demonstrasi, atau grafik Trianto, 2012: 145.
Menurut Trianto 2012: 146 ada beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat melakukan komunikasi antara lain:
1 Pemaparan pengamatan dengan menggunakan kata yang sesuai
2 Pengembangan grafik atau gambar untuk menyajikan pengamatn dan
peragaan data 3
Perancangan poster atau diagram untuk menyajikan data untuk menyakinkan orang lain.
d. Pengukuran
Pengukuran adalah penemuan ukuran dari suatu objek, objek tersebut dibandingkan dengan suatu pengukuran Trianto, 2012: 146. Keterampilan
mengukur sangat penting dalam kerja ilmiah. Proses ini digunakan untuk melakukan pengamatan kuantitatif. Dasar dari pengukuran adalah pembanding
Semiawan, 1985: 21. Semakin tinggi tingkat sekolah, pengukuran yang didapatkan akan semakin rumit.
e. Inferensi
Inferensi atau kesimpulan sementara sering dilakukan oleh seorangilmuwan dalam proses penelitian. Kesimpulan tersebut bukan merupakan kesimpulan akhir,
hanya merupakan kesimpulan sementara yang dapat diterima sampai pada saat ini Semiawan, 1985: 30.
f. Prediksi
Prediksi atau peramalan adalah pengajuan hasil-hasil yang mungkin dihasilkan dari suatu percobaan Trianto, 2012: 145. Prediksi dapat diartikan juga
sebagai membuat ramalan tentang segalah hal yang terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan perkiraan pada pola, hubungan antar fakta, konsep, dan prinsip dalam
ilmu pengetahuan Dimyati Mudjiono, 2006:144. Prediksi atau peramalan ini ini didasarkan pada pengamatan dan inferensi sebelumnya. Prediksi merupakan
suatu pernyataan tentang pengamatan apa yang mungkin dijumpai di masa yang akan datang. Beberapa perilaku siswa antara lain:
1 Penggunaan data dan pengamatan yang sesuai;
2 Penafsiran generalisasi tentang pola-pola;
3 Pengujian kebenaran dari prediksi atau ramalan yang sesuai.
2. Keterampilan proses terpadu intregated science process skill
Adapun keterampilan proses terpadu yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: