dalam wujud potensi atau kemampuan yang belum terbentuk secara jelas, kemampuan yang masih sederhana, kemampuan yang masih perlu dirangsang
agar mampu menampilkan diri Semiawan, 1985: 18. Dengan mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan, anak akan
mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan
demikian keterampilan proses menjadi sebuah roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan
nilai atau tindakan dalam proses belajar mengajar. Seperti ini akan menciptakan kondisi cara belajar siswa aktif Semiawan, 1985: 18.
3. Keterampilan Proses dalam IPA
Trianto 2012: 148 mengemukakan bahwa keterampilan proses perlu dilatihkan atau dikembangkan dalam pembelajaran IPA karena keterampilan
proses mempunyai peran-peran sebagai berikut: a.
Membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya. b.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan. c.
Meningkatkan daya ingat. d.
Memberi kepuasan intrinsik bila anak telah berhasil melakukan sesuatu. e.
Membantu siswa mempelajari konsep-konsep sains.
Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan proses IPA, anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta
menumbuhkan dan mengembangkan sikap nilai yang dituntut. Selain itu, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Muhammad 2003, dalam Trianto, 2012: 150 mengemukakan beberapa tujuan melatihakan keterampilan proses pada pembelajarana IPA, diantarannya sebagai
berikut: a.
Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena dalam melatihkan ini siswa dipacu untuk berpartisupasi secara aktif dan efisien dalam
belajar. b.
Menuntaskan hasil belajar siswa secara serentak, baik keterampilan produk, proses maupun keterampilan kinerjannya.
c. Menemukan dan membangun sendiri konsepsi serta dapat
mendefinisikan swecara benar untuk mencegak terjadinya miskonsepsi. Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian, dan fakta yang
dipelajarinya
E. Perubahan Wujud Zat
Kalor dapat mengubah wujud zat. Misalnya es zat padat yang dipanaskan diberi kalor akan berubah wujudnya menjadi air zat cair. Demikian pula
sebaliknya air zat cair yang didinginkan akan berubah wujud menjadi es. Pada gambar 2.1 ditunjukan diagram perubahan wujud zat.
Gambar 2.1 Diagram perubahan wujud zat. Melebur perubahan wujud dari padat ke cair
Membeku perubahan wujud dari cair menjadi padat Menguap perubahan wujud dari cair ke gas
Mengembun perubahan wujud dari gas menjadi cair Menyublim perubahan wujud dari padat menjadi gas
Menghablur deposisi perubahan wujud dari gas ke padat
1. Kalor Laten
Kalor laten adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk mengubah wujud zat itu. Disebut kalor laten laten artinya tersembunyi karena
pemberian kalor ini pada suatu zat tidak tampak sebagai kenaikan suhu. a
Kalor laten lebur dan beku Kalor laten lebur atau kalor lebur adalah banyaknya kalor yang diserap untuk
mengubah 1 kg zat dari wujud padat menjadi cair pada titik leburnya. Kalor laten beku atau kalor beku adalah banyaknya kalor yang dilepaskan
untuk mengubah 1 kg zat dari wujud cair menjadi padat pada titik bekunya. Kalor lebur sama dengan kalor beku dan titik lebur sama dengan titik beku.
Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud benda disebut kalor laten. Kalor beku sama dengan kalor lebur H
f
. Kalor laten lebur H
f
adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh m kg zat untuk melebur adalah Q joule.
H
f
= Q m atau
Q = m.H
f
Dengan Q = kalor,
m = massa zat H
f
= kalor lebur
b Kalor laten didih dan embun
Kalor laten didih atau kalor didih adalah banyaknya kalor yang diserap untuk mengubah 1 kg zat dari wujud cair menjadi uap pada titik didihnya. Kalor didih
juga disebut kalor uap. Kalor laten embun atau kalor embun adalah banyaknya kalor yang dilepaskan
untuk mengubah 1 kg zat dari wujud uap menjadi cair pada titik embunnya. Kalor didih sama dengan kalor embun dan titik didih sama dengan titik embun.
Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud benda disebut kalor laten. Kalor embun sama dengan kalor didih H
v
. Kalor didih H
v
adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat dari air ke gas. Besarnya sama
dengan H
v
= Q m atau
Q = m.H
v
Dengan Q = kalor,
m = massa zat H
v
= kalor didih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 2.1 Kalor Lebur dan Kalor Didih Beberapa Zat.
No Zat Titik
lebur ˚C
Kalor lebur Jkg
Titik didih ˚C
Kalor didih Jkg
1 Alkohol
-144 1,05 x 10
5
78 8,54 x 10
5
2 Tembaga
1083 1,34x 10
5
1187 5,07 x 10
6
3 Timah
330 2,50 x 10
4
1170 8,70 x 10
5
4 Merkuri
-39 1,20 x 10
4
358 2,97 x 10
5
5 Perak
961 8,80 x 10
4
2193 2,33 x 10
6
6 Air
2,50 x 10
4
100 2,26 x 10
6
2. Grafik Suhu Terhadap Waktu
Gambar grafik suhu terhadap waktu untuk es yang dipanaskan sampai menjadi uap air. Gambar di atas menunjukan grafik suhu-waktu ketika sejumlah massa
tertentu es yang bersuhu dibawah 0˚C dipanaskan diberi kalor. Suhu naik dari a ke b sampai pada titik lebur es 0˚C dicapai. Antara a dan b berwujud padat es.
Kemudian ketika kalor ditambahkan dari b ke c, suhu tetap sampai semua es melebur menjadi air. Antara b dan c berwujud padat es dan cair air. Kemudian
suhu air dinaikan dari c k e d sampai titik didih 100˚C. Antara c dan d terdapat
wujud cair air. Pada titik didih dari d ke e kembali suhu tetap walau kalor terus ditambahkan sampai semua air mendidih menjadi uap air gas. Antara d dan e
terdapat wujud cair air dan gas uap air. Peneliti menggunakan buku Physics For Senior High School Year X
Purwoko dan Fendi, 2009:198, Physics For Senior High School Second Semester Grade X Kanginan, 2010:165 dan Pengantar Termofisika Suparno,
2009: 48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI