desa sudah mulai bisa membangunmemperbaiki infrastruktur. Infrastruktur dengan kualitas yang diharapkan masyarkat sudah mulai direalisasikan pemerintah. Seperti
pengecoran jalan, Pembangunan Jembatan, serta pengecoran drainase mulai diterapkan guna memperbaiki fungsi serta optimalisasi kualitas infrastruktur.
3. Partisipasi Masyarkat Dalam Pembangunan Infrastruktur Desa
Dari banyaknya jenis partisipasi yang bisa diberikan masyarkat, Masyarkat Desa Limau Manis cederung lebih banyak memberikan bentuk partisipasi dengna
bentuk; a.
Partisipasi desakan enforced dengan inisiatif dari bawah yaitu, dimana masyarkat cenderung mau mengeluarkan inisiatif dalam bentuk ide setelah
ada dampak yang ditimbulkan seperti yang diutarkan dalam wawancara Kepala Dusun, Bapak Junaidi yang menilai tentang partisipasi masyarkat
Desa Limau Manis menyebutkan; “Masyarakat itu kalau sudah terganggu dulu tentang kualitas
infrastruktur baru mau lapor minta diperhatikan segala macam” kebanjiran karena drainase yang tidak optimal, jalan yang berlubang, jadi
disini masyarkat Desa Limau Manis cenderung mau mengeluarkan partisipasi dalam bentuk ide dalam musbangdus kepada Kepala Dusun karena desakan,
desakan ditandai masyarkat yang mulai merasa ada gangguan dan hambatan dalam menjalankan aktifitas sehari-hari karena infrastruktur yang tidak
optimal.
b. Partispasi dengan imbalan rewarded dengan inisiatif dari atas, yaitu
partisipasi dalam bentuk tenaga dengan imbalan insentif atas pelaksanaan pembangunan Infrastruktur. di sini ditandai para pelaksana pembangunan
didominasi oleh pekerja pertukangan tukang bangunan. Masyarkat yang memiliki pekerjaan pertukangan sebagai mata pencaharian utama, peran
insentif sangat mempengaruhi agar para partisipan bisa termotivasi memenuhi kebutuhan hidupnya namun di sisi lain juga bisa membantu dalam memajukan
desa. Kendaitpun demikian, Dengan jumlah populasi masyarakat produktif Desa
Limau Manis tidak sedikit yaitu sekitar 10.000 warga dengan 4125 KK dan wilayah yang cukup luas sekitar 811,27 Ha. Partisipasi masyarakat dengan insiatif dari atas
masih dinilai cukup rendah, ini dinilai pada saat keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan yang sangat sederhana. Seperti gotong-royong desa yang diadakan satu
bulan sekali, hanya 5-7 orang masyarkat yang ikut pada setiap dusun, selebihnya masyarkat di nilai kurang peduli pada kegiatan Gotong royong Desa dan enggan
mengikutsertakan diri.
C. Hasil Wawancara