2. Tahap Pelaksanaan Pembangunan
Sesuai dalam Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014 tentang pedoman pembangunan desa, pasal 2 yang menyebutkan bahwasanya
pembangunan infrastruktur desa harus dilaksanakan oleh pemerintah desa dengan melibatkan seluruh masyarakat desa dengan semangat gotong royong, jadi jelaslah
pelaksaaannya harus berorientasi kebawah dan melibatkan masyarakat luas, dengan cara melalui pemberian wewenang dalam pelaksanaan pembangunan di tingkat
daerah. Masyarakat harus menjadi pelaku dalam pembangunan, masyarakat perlu dibina dan dipersiapkan untuk dapat merumuskan sendiri permasalahan yang
dihadapi, merencanakan langkah-langkah yang diperlukan, melaksanakan rencana yang telah diprogramkan, menikmati produk yang dihasilkan dan melestarikan
program yang telah dirumuskan dan dilaksanakan. Tahap pelaksanaan suatu program pembangunan infrastruktur agar dapat terlaksana dengan efektif, dibutuhkan peran
aktif dari masyarakat yang terdapat pada suatu wilayah tertentu. Dengan kata lain berhasil atau tidaknya suatu program pembangunan bergantung pada partisipasi
masyarakat untuk mengikuti kegiatan pembangunan tersebut. Pelaksanaan program pembangunan infrastruktur di Desa Limau Manis,
merupakan perealisasian dari hasil Musrenbang yang di rumuskan melalui RKP Desa. Pelaksanaan pembangunan terus berjalan, sesuai dengan peranan pemerintahan desa
dan partsipasi masyarakat. Dalam hasil wawancara dari informan Sekertaris Desa, Bapak Amru dan Bapak Sherli selaku Kepala BPD menjelaskan bahwasanya
pelaksanaan pembangunan dengan mengikutsertakan partisipasi masyarakat adalah hal yang sudah digalakan dalam pembangunan sejak tahun 2009 di Desa Limau
Manis. Dimana program Gerakan Deli Serdang Membangun yang diturunkan oleh Kabupaten merupakan konsep pembangunan partisipatif ideal, dimana harus
mengikut sertakan partisipasi masyarakat dengan semangat kebersamaan. Terlebih lagi pemerintah mengakui bahwa insentif adalah motivasi paling efektif untuk
mengajak masyarkat dalam perealisasian pembangunan infrastuktur desa. Berdasarkan klarifikasi tokoh masyarkat Bapak Heru dan Bapak Sonny, yang
menjadi inforaman wawancara juga sebagai masyarakat yang sering ikut berpartisipasi dalam pembangunan desa, menilai pemerintah desa dalam meingkatkan
masyarkat sudah baik, dimana telah mengajak dengan mendatangi rumah masyarkat untu kesediaan masyarkat dalam perealisasian infrastruktur yang diagendkaan dalam
musrenbang. Adaupun peranan insentif adalah motifasi yang paling mendominasi dalam kesediaan masyarakat untuk melangsungkan tahapan pelaksanaan
pembangunan infrastruktur. Sehubungan juga dengan penelitian di lapangan, Pelaksanaan pembangunan
yang terlaksana pada pembangunan infrastruktur Desa Limau Manis memang melibakan warga masyarakat, dimana para pelaksana didominasi oleh para
masyarakat dengan status pekerjaan pertukangan. Peneliti juga menilai pelaksana pembangunan dengan skill yang memadai adalah pilihan yang tepat. Karena
pelaksanaan penciptaan pembangunan Infrastruktur bukanlah hal yang mudah. Ada aspek-aspek pelaksanaan pembangunan yang membuthkan kemampuan bagi para
pelaksananya agar terciptanya pembangunan dengan hasil yang diharapkan. Sehingga peneliti menyimpulkan mengajak masyarakat desa dengan skill yang tepat serta di
motifasi dengan insentif adalah hal yang tepat dilakukan peranan pemerintah desa dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur.
3. Tahap Evaluasi pengawasan