3.1. Kemampuan dan Keahlian
Dasar pengetahuan yang dimiliki akan mempengaruhi seluruh tingkatan dari massyarakat tersebut. Hal ini membuat masyarakat memahami ataupun tidak terhadap
tahap-tahap dan bentuk dari partisipasi yang ada. Sehubungan dengan itu maka peneliti mewawancarai salah satu Kepala Dusun, Bapak Junaidi yang dikenal Kepala
Dusun desa yang paling mengenal karateristik masyarkat Desa Limau Manis “Adakah kaitan keahlian yang dimiliki masyarkat dengan intensitas masyarkat untuk
dalam berpartisipasi?”. Beliau menjelaskan ; “ Kalau dari pandangan saya sih gak ada kaitannya dik, itu banyak juga kan
yang ahli pertukangan bangunan di dusun kita, tapi mereka ya gak pernah ikut Musyawarah Pembangunan Dusun. Harus di datangi dulu masyarkatnya
baru mau biasanya” Dari penuturan tentang keahlian ini juga memang seppat di singgung dalam
wawancara bapak Sonny masyarkat yang sering ikut berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur mengutarakan bahwasanya;
“Gak mungkin juga semua masyarakat turun lapangan untuk pelaksanaan pembangunan, terus digaji Kepala Desa. Semua ada aturannya kan yang ikut
pelaksanaan itu biasnya juga ada kriteria khusus juga. sebetulnya yang ikut dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur, seperti pekerja bangunan
atau buruh lepas kan skill nya pas itu” Dari dua hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarkat yang
mempunyai keahlian skill terkait dalam pembangunan infrastruktur juga tidak
memilki insiatif untuk berpartisipasi, masyarkat disokong dengan ajakan pemerintah desa agar mau ikut berpartisipasi, jadi kaitan pengetahuan dan keahlian dianggap
tidak ada hubungannya dengan kemauan masyarkat untuk berpatsisipasi dalam pembangunan desa.
3.2. Pekerjaan Mayarakat
Biasanya masyarakat dengan tingkat pekerjaan tertentu akan dapat lebih dapat meluangkan ataupun bahkan tidak meluangkan sedikitpun waktunya untuk
berpartisipasi pada suatu proyek pembangunan desa tertentu. Seringkali adanaya alasan yang mendasar pada masyarkat adalah adanya pertentangan antara komitmen
terhadap pekerjaan dengan keinginan untuk berpartisipasi. Sehubungan dengna ini maka peneliti menanyakan Kepada Kepala Dusun , Bapak Junaidi
“ Apakah ada hubungannya dengna aktifitaskerjaan masyarkat dalam ikut berpartisipasi untuk pembangunan infrastruktur desa?”. Beliau menjalaskan;
“ Oh kalau itu pasti ada, kita juga Kepala Dusun itu pasti gak mungkin maksa-maksa kelompok masyarkat pengusaha atau buruh pabrik kelompok
orang itu biasanya sibuk, biasanya pun saya ajak yang berkecimpung di dunia pertukangan, kek bangunan gitu tapi ya memang rata-rata Kepala
Dusun lain pun bilang masyarkat tukang bangunan itu lebih gampang di ajak berpartisipasi , selain dari jam kerja nya yang agak longgar juga.”
Adanya kaitan waktu dan aktifitas kerja masyarkat dijelaskan bahwa sangat mempengaruhi masyarkat untuk berpartisipasi di Desa Limau Manis hal ini juga di
dukung dengan Ibu Afifah salah satu masyarkat yang memiliki pekerjaan sebagai Buruh Pabrik yang menyampaikan bahwasanya;
“Dari dulu ingin sekali ikut Musrenbang, banyak yang mau saya keluhkan dalam infrastruktur di lingkungan saya, tapi itu kan kerjaan saya juga
menguras banyak waktu serta tenaga jadi ya kadang males juga” Dari pernyataan hasil wawancara di atas memang diketahui bahwa ada kaitan
erat antara aktifitaspekerjaan masyarkat dalam berpartisipasi dalam pembanguna desa memang sangat mempengaruhui, dijelaskan bahwa orang-orang yang
berpartisipasi dalam tahapan pembangunan ialah segelintir masyarkat yang memiliki waktu kerja lebih bebas dan tidak terikat.
3.3. Tingkat Pendidikan