31
2.8.3 Penyelenggara Pemilu
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, dalam
penyelenggaraan pemilihan umum terdapat 3 fungsi yang saling berkaitan yang diinstitusionalisasikan dalam 3 kelembagaan, yaitu KPU, Bawaslu,
dan DKPP. DKPP atau Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum bukan lembaga penyelenggara pemilu, tetapi tugas dan
kewenangannya terkait dengan para pejabat penyelenggara pemilu. Lembaga penyelenggara pemilu menurut Pasal 23E UUD 1945 adalah
“komisi pemilihan umum” dengan huruf kecil, tetapi oleh undang- undang dijabarkan menjadi terbagi ke dalam 2 kelembagaan yang terpisah
dan masing- masing bersifat independen, yaitu “Komisi Pemilihan Umum”
dengan huruf Besar atau KPU, dan “Badan Pengawas Pemilihan Umum”
atau BAWASLU Bawaslu.
2.9 Pengertian Pengaduan
Menurut Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu, yang dimaksud pengaduan danatau laporan adalah
pengaduan danatau laporan tentang dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu yang diajukan secara tertulis oleh penyelenggara Pemilu, peserta Pemilu,
tim kampanye, masyarakat, pemilih, dan rekomendasi DPR. Dapat disimpulkan pengaduan adalah laporan yang mengandung informasi
atau indikasi terjadinya penyalahgunaan wewenang, penyimpangan atau pelanggaran perilaku yang dilakukan oleh aparat pengadilan, yang berasal dari
32
masyarakat, anggota instansi peradilan, instansi di luar pengadilan, maupun dari media massa dan sumber-sumber informasi lain yang relevan.
2.10 Persidangan
Menurut Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu Persidangan adalah sidang-sidang yang dilakukan oleh
DKPP untuk memeriksa, mengadili, dan memutus dugaan pelanggaran Kode Etik yang diadukan atau dilaporkan kepada DKPP.
2.11 Pihak-pihak yang terkait dalam pengaduanlaporan
2.11.1 Pengadu danatau Pelapor
Menurut Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu, pengadu danatau pelapor adalah penyelenggara
Pemilu, peserta Pemilu, tim kampanye, masyarakat, pemilih, danatau rekomendasi DPR yang menyampaikan pengaduan tentang dugaan adanya
pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu.
2.11.2 Teradu danatau Terlapor
Dalam Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu dijelaskan bahwa teradu danatau terlapor adalah
anggota KPU, anggota KPU Provinsi, KIP Aceh, anggota KPU KabupatenKota, KIP KabupatenKota, anggota PPK, anggota PPS, anggota
PPLN, anggota KPPS, anggota KPPSLN, anggota Bawaslu, anggota Bawaslu Provinsi, anggota Panswaslu, KabupatenKota, anggota Panwaslu
Kecamatan, anggota Pengawas Pemilu Lapangan, dan atau anggota
33
Pengawas Pemilu Luar Negeri yang diduga melakukan kode etik Penyelenggara Pemilu.
2.12 Verifikasi
Menurut Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilu verifikasi terbagi menjadi dua, yaitu
1 verifikasi administrasi adalah pemeriksaan formil dalam rangka pemeriksaan kelengkapan persyaratan pengaduan dan atau laporan; 2 verifikasi materiil
adalah pemeriksaan terhadap indikasi pelanggaran Kode Etik dari pengaduan danatau Laporan DKPP RI, 2013.
2.13 Rapat Pleno Putusan
Menurut Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilu, putusan PKEPP dilakukan setelah
dilakukan rapat pleno. Dalam rapat pnelo yang dilakukan secara tertutup yang dihadiri minimal 5 lima orang anggota DKPP. Rapat pleno dilakukan untuk
mendengarkan penyampaian
berita acara
persidangan sebagai
bahan pertimbangan dalam menetapkan putusan PKEPP.
2.14 Putusan
Menurut ketentuan Pasal 112 ayat 9 UU No. 15 Tahun 2011, “DKPP menetapkan putusan setelah melakukan penelitian danatau verifikasi terhadap
pengaduan, mendengarkan pembelaan dan keterangan saksi-saksi, serta memperhatikan bukti-
bukti.” Isi putusan DKPP dapat menjatuhkan sanksi pelanggaran kode etik, atau rehabilitasi karena laporan atau pengaduan tidak
terbukti. Dalam hal terbukti, sanksi yang diberikan dapat berupa teguran tertulis,
34
pemberhentian sementara, atau pemberhentian tetap sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 112 ayat 11 UU No. 15 Tahun 2011. Putusan DKPP dilaksanakan
sebagaimana mestinya oleh KPU danatau Bawaslu sesuai dengan tugas dan kewenangannya masing-masing, terkait dengan kasus pelanggaran kode etik yang
bersangkutan Jimly Asshiddiqie, 2013. Jadi, putusan merupakan pernyataan dalam bentuk tertulis sebagai hasil dari pemeriksaan.
2.15 Persuratan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu