Rancang bangun sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu: studi kasus Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)

(1)

SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PELANGGARAN KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU (STUDI KASUS : DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU (DKPP))

JUDUL

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Disusun oleh :

Edu Arif Rahman Hakim NIM : 1110093000018

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2015 M / 1436 H SKRIPSI


(2)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PELANGGARAN KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU (STUDI KASUS : DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU (DKPP))

HALAMAN JUDUL

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Disusun oleh : Edu Arif Rahman Hakim

NIM : 1110093000018

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

iii

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PELANGGARAN KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU (STUDI KASUS : DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU (DKPP))

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sistem Informasi (S.SI)

LEMBAR PERSETUJUAN

Oleh :

Edu Arif Rahman Hakim NIM : 1110093000018


(4)

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Persuratan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu (Studi Kasus : Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)”, telah diuji dan dinyatakan lulus pada sidang munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis, 21 Mei 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.


(5)

v

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.


(6)

ABSTRAK

EDU ARIF RAHMAN HAKIM - 111009300018, Rancang Bangun Sistem Informasi Persuratan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu pada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu dibawah bimbingan SYOPIANSYAH JAYA PUTRA dan ERI RUSTAMAJI

DKPP merupakan lembaga pemerintah yang melakukan penyelidikan dan verifikasi, serta pemeriksaan atas pengaduan dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu. Persuratan PKEPP merupakan proses yang penting dalam menindaklanjuti pengaduan dan/atau laporan. Proses ini terdiri dari beberapa alur proses tindaklanjut yang cukup panjang. Namun dalam melakukan proses persuratan PKEPP masih dilakukan secara manual dengan prosedur yang tidak teratur dalam pengelolaan data persuratan. Lamanya proses tindaklanjut permintaan persuratan oleh bagian Tata Usaha dan sulitnya Bagian Tata Usaha dalam menyajikan laporan persuratan PKEPP secara real-time sering terjadi, sehingga dibutuhkan suatu sistem agar seluruh proses persuratan PKEPP berjalan dengan baik. Oleh karena itu penelitian ini berupaya untuk menawarkan solusi alternatif berupa penerapan sistem informasi yang dapat mengelola informasi persuratan PKEPP yang dapat mengelola informasi persuratan secara cepat dan efektif. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi pengembangan SDLC (System Life Cycle Development) dengan RAD (Rapid Aplication Development) sebagai model pengembangan sistem dan tools yang digunakan adalah Unified Modeling Language (UML) serta PHP sebagai bahasa pemrogramannya. Hasil penelitian ini berupa sebuah aplikasi persuratan yang dapat melakukan otomatisasi kegiatan persuratan PKEPP sehingga dapat membantu DKPP dalam melakukan pengelolaan persuratan PKEPP.

Kata Kunci: Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu , Sistem Informasi Persuratan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu, Rapid Application

Development, Unified Modeling Language, PHP .

Bab I-V + 318 halaman + xxvi halaman + 98 gambar + 93 tabel + 5 istilah + 45 daftar pustaka + 8 lampiran


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatnya, Sang Maha Kehendak sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tuntunan dan petunjuk kepada umat manusia menuju kehidupan dan peradaban yang berkeadilan, serta para keluarga dan para sahabat yang dicintainya.

Penulis sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun, Penulis berharap skripsi ini dapat memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana (S1) dalam bidang Sistem Informasi dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu (Studi Kasus : Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP))”, akhirnya dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan Penulis. Selama penyusunan skripsi ini tentunya ada banyak kesulitan dan hambatan yang Penulis hadapi, baik dalam pengumpulan bahan dan lain sebagainya. Namun, berkat kesungguhan hati dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga segala kesulitan tersebut dapat diatasi. Kebahagiaan yang tak ternilai bagi Penulis adalah dapat mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga, dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam menyukseskan harapan Penulis.


(8)

Sebagai bentuk penghargaan yang tak terlukiskan, izinkan Penulis menuangkan bentuk ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis sebagai Dosen Pembimbing I sekaligus Pembimbing Lapangan yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan dukungan baik secara moral maupun teknis serta motivasi selama melakukan penulisan skripsi ini.

4. Bapak Eri Rustamaji, MBA sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan dukungan baik secara moral maupun teknis serta motivasi selama melakukan penulisan skripsi ini.

5. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan ilmunya selama Penulis duduk di bangku perkuliahan.

6. Bapak Ahmad Khumaidi, SH.,MH, Bapak Yusuf, S.Si, MA, Ibu Ir. Dini Yamashinta, M.Si, Bapak Dr. Osbin Samosir, M.Si, dan Esih Nurkesih, A.Md yang telah bersedia membimbing penulis selama melakukan riset di DKPP agar dapat memperoleh kelengkapan data yang dibutuhkan.

7. Orang tua tercinta, Ayahanda Khaerul Ilham dan Ibunda Mulyani yang telah memberikan doa restu, semangat, dan motivasi untuk Penulis dalam melakukan setiap pekerjaan dengan sebaik-baiknya.


(9)

ix

8. Dwi Handayani tersayang yang setia menemani Penulis dalam suka duka dan tidak henti-hentinya memberikan bantuan dan semangat agar Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman kelas seperjuangan, SI A 2010. Terima kasih atas kerja samanya selama ini.

10. Seluruh pihak yang telah berjasa terhadap proses penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi sedikitpun rasa terima kasih dari Penulis.

Akhirnya, atas segala bantuan dari semua pihak, Penulis berterima kasih dan berdoa kepada Allah SWT semoga apa yang telah diberikan, dijadikan sebagai amal kebajikan dan bermanfaat serta mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat kelak. Dan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Aamiin.

Jakarta, Mei 2015


(10)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xix

DAFTAR SIMBOL ... xxiii

DAFTAR ISTILAH ... xxvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

1.6 Metode Penelitian ... 8

1.6.1 Metode Pengumpulan Data ... 8

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem ... 9

1.7 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

2.1 Konsep Dasar Rancang Bangun ... 12

2.2 Konsep Dasar Sistem ... 12

2.2.1 Pengetian Sistem ... 12

2.3 Konsep Dasar Informasi ... 14

2.3.1 Pengertian Informasi ... 14

2.4 Konsep Sistem Informasi ... 14

2.4.1 Pengertian Sistem Informasi ... 14

2.5 Dokumen ... 16

2.5.1 Pengertian Dokumen ... 16

2.5.2 Dokumen Digital ... 17

2.5.3 Pengolahan Dokumen Digital ... 18

2.6 Konsep Dasar Surat ... 18

2.6.1 Pengertian Surat ... 18

2.6.2 Fungsi Surat ... 19


(11)

xi

2.6.4 Surat Masuk ... 24

2.6.5 Surat Penting ... 24

2.6.6 Surat Berdisposisi ... 25

2.6.7 Surat Keluar ... 25

2.6.8 Surat Undangan ... 25

2.6.9 Surat Perintah/Disposisi ... 26

2.6.10 Pengurusan Surat Masuk ... 26

2.6.11 Pengurusan Surat Berdisposisi ... 26

2.6.12 Pengurusan Surat Keluar ... 26

2.6.13 Kurir Atau Caraka ... 27

2.6.14 Nota Dinas ... 27

2.7 Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu ... 27

2.8 Konsep Dasar Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu ... 29

2.8.1 Kode Etik Penyelenggara Pemilu ... 29

2.8.2 Pelanggaran Kode Etik ... 30

2.8.3 Penyelenggara Pemilu ... 31

2.9 Pengertian Pengaduan ... 31

2.10 Persidangan ... 32

2.11 Pihak-pihak yang terkait dalam pengaduan/laporan ... 32

2.11.1 Pengadu dan/atau Pelapor ... 32

2.11.2 Teradu dan/atau Terlapor ... 32

2.12 Verifikasi ... 33

2.13 Rapat Pleno Putusan ... 33

2.14 Putusan ... 33

2.15 Persuratan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu ... 34

2.16 Metode Pengumpulan Data ... 34

2.16.1 Studi Pustaka ... 34

2.16.2 Wawancara ... 35

2.16.3 Observasi ... 35

2.16.4 Studi Literatur ... 36

2.17 Metode Pengembangan Sistem ... 36

2.17.1 Model Pengembangan Sistem RAD ... 39

2.17.2 Tahapan Rapid Aplication Development ... 44

2.18 Konsep Analisis dan Desain Sistem Informasi ... 78

2.18.1 Pengertian Analisis dan Desain Sistem Informasi ... 78

2.18.2 Pendekatan Analisis Sistem ... 79

2.18.3 Analisis dan Desain Berorientasi Obyek (Object Oriented Analisis and Design) ... 80

2.18.4 Object Oriented Analisis (OOA) ... 80

2.18.5 Object Oriented Design (OOD) ... 81

2.18.6 Konsep Sistem untuk Pemodelan Object ... 81


(12)

2.19 Tools Pengembangan Sistem ... 83

2.19.1 Flowchart ... 83

2.19.2 Rich Picture ... 88

2.19.3 Unified Modelling Language (UML) ... 90

2.20 Media Penyajian Data ... 93

2.1.1 Tabel ... 93

2.1.2 Grafik ... 94

2.21 Konsep Basis Data ... 94

2.21.1 Pengertian Basis Data (Database) ... 94

2.21.2 Database Management System (DBMS) ... 98

2.22 MySQL ... 99

2.22.1 Sql ... 99

2.22.2 DML ... 99

2.22.3 DDL ... 100

2.23 Personal Home Page (PHP) ... 100

2.23.1 Sejarah PHP ... 100

2.23.2 Pengertian PHP ... 101

2.23.3 Kelebihan PHP ... 102

2.24 XAMPP dan Phpmyadmin ... 103

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 104

3.1 Metode Pengumpulan data ... 104

3.1.1 Observasi ... 104

3.1.2 Wawancara ... 105

3.1.3 Studi Kepustakaan ... 105

3.1.4 Studi Literatur ... 106

3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 109

3.2.1 Fase Requerement Planning ... 109

3.2.2 Fase Workshop Design ... 112

3.2.3 Fase Implementation ... 115

3.3 Kerangka Penelitian ... 116

BAB IV SISTEM INFORMASI PERSURATAN PELANGGARAN KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU ... 118

4.1 Requirement Planning ... 118

4.1.1 Gambaran Umum DKPP ... 118

4.1.2 Analisis Sistem ... 130

4.2 Workshop Design ... 163

4.2.1 Perancangan Proses ... 163

4.2.2 Perancangan Input/Output ... 266

4.2.3 Perancangan Database ... 268

4.2.4 Perancangan Struktur Menu ... 302

4.2.5 Perancangan User Interface ... 310


(13)

xiii

4.3.1 Coding ... 311

4.3.2 Testing ... 311

BAB V KESIMPULAN ... 313

5.1 Simpulan ... 313

5.2 Saran ... 313


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jumlah Pengaduan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu

yang diterima Sekretariat Biro DKPP Tahun 2012 s.d. 2014 ... 2

Gambar 2.1 Tahapan Rapid Application Development (RAD)... 45

Gambar 2.2 Contoh Model Use Case Diagram ... 55

Gambar 2.3 Contoh Model Activity Diagram ... 59

Gambar 2.4 Contoh Model Sequence Diagram login ... 61

Gambar 2.5 Contoh Model Class Diagram ... 67

Gambar 2.6 Contoh Hubungan Asosiasi dalam class diagram ... 69

Gambar 2.7 Contoh mapping class diagram ... 72

Gambar 2.8 Contoh Schema Database ... 74

Gambar 2.9 Contoh Flowchart (Diagram Alir) ... 87

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian ... 117

Gambar 4.1 Struktur Organisasi... 120

Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Berjalan ... 131

Gambar 4.3 Analisis PIECES ... 139

Gambar 4.4 Rich Picture Sistem Usulan ... 145

Gambar 4.5 Use case diagram Sistem Informasi Persuratan PKEPP Bagian I ... 171

Gambar 4.6 Use case diagram Sistem Informasi Persuratan PKEPP Bagian II ... 172

Gambar 4.7 Activity Diagram Login ... 204

Gambar 4.8 Activity Diagram Ubah Profil ... 205

Gambar 4.9 Activity Diagram Ubah Password ... 206

Gambar 4.10 Activity Diagram Buat Surat ... 207


(15)

xv

Gambar 4.12 Activity Diagram Input Surat Keluar ... 209

Gambar 4.13 Activity Diagram Input Surat Masuk ... 210

Gambar 4.14 Activity Diagram Input Data Pengiriman ... 211

Gambar 4.15 Activity Diagram Cetak Surat ... 212

Gambar 4.16 Activity Diagram Upload Surat ... 213

Gambar 4.17 Activity Diagram Buat Disposisi Pengaduan ... 215

Gambar 4.18 Activity Diagram Lihat Surat ... 216

Gambar 4.19 Activity Diagram Lihat Disposisi Pengaduan ... 217

Gambar 4.20 Activity Diagram Ubah Surat ... 218

Gambar 4.21 Activity Diagram Hapus Surat ... 219

Gambar 4.22 Activity Diagram Approve Surat ... 220

Gambar 4.23 Activity Diagram Buat Nota Dinas ... 221

Gambar 4.24 Activity Diagram Approve Nota Dinas ... 222

Gambar 4.25 Activity Diagram Lihat Laporan Persuratan PKEPP ... 223

Gambar 4.26 Activity Diagram Lihat Laporan Surat Masuk/Keluar ... 224

Gambar 4.27 Activity Diagram Mengelola User ... 225

Gambar 4.28 Activity Diagram Manajemen Master Persuratan ... 227

Gambar 4.29 Activity Diagram Pengaturan Persetujuan ... 228

Gambar 4.30 Activity Diagram Lihat Persetujuansurat ... 229

Gambar 4.31 Activity Diagram Kirim Email ... 230

Gambar 4.32 Activity Diagram Lihat Data Pengaduan... 231

Gambar 4.33 Activity Diagram Lihat Data Putusan ... 232

Gambar 4.34 Activity Diagram Lihat Data Agenda ... 233


(16)

Gambar 4.36 Sequence diagram Login ... 235

Gambar 4.37 Sequence diagram Ubah Profil ... 236

Gambar 4.38 Sequence diagram Ubah Password ... 237

Gambar 4.39 Sequence diagram Buat Surat ... 238

Gambar 4.40 Sequence diagram Mulai Persetujuan ... 239

Gambar 4.41 Sequence diagram Input Surat Keluar ... 240

Gambar 4.42 Sequence diagram Input Surat Masuk ... 241

Gambar 4.43 Sequence diagram Input Data Pengiriman ... 242

Gambar 4.44 Sequence diagram Cetak Surat ... 243

Gambar 4.45 Sequence diagram Upload Surat ... 244

Gambar 4.46 Sequence diagram Lihat Permintaan Pembuatan Surat ... 245

Gambar 4.47 Sequence diagram Buat Disposisi Pengaduan ... 246

Gambar 4.48 Sequence diagram Lihat Surat PKEPP ... 247

Gambar 4.49 Sequence diagram Lihat Disposisi Pengaduan ... 248

Gambar 4.50 Sequence diagram Ubah Surat ... 249

Gambar 4.51 Sequence diagram Hapus Surat ... 250

Gambar 4.52 Sequence diagram Approve Surat ... 251

Gambar 4.53 Sequence diagram Buat Nota Dinas ... 252

Gambar 4.54 Sequence diagram Approve Nota Dinas ... 253

Gambar 4.55 Sequence diagram Lihat Laporan Persuratan PKEPP ... 254

Gambar 4.56 Sequence diagram Lihat Laporan Keluar/Masuk ... 255

Gambar 4.57 Sequence diagram Mengelola User ... 256

Gambar 4.58 Sequence diagram Mengelola Pegawai ... 258


(17)

xvii

Gambar 4.60 Sequence diagram Mengatur Persetujuan Surat ... 261

Gambar 4.61 Sequence diagram Lihat Persetujuan Surat ... 262

Gambar 4.62 Sequence diagram Kirim Email ... 262

Gambar 4.63 Sequence diagram Lihat Data Pengaduan... 263

Gambar 4.64 Sequence diagram Lihat Data Putusan ... 264

Gambar 4.65 Sequence diagram LihatData Agenda ... 264

Gambar 4.66 Sequence diagram Logout ... 265

Gambar 4.67 Contoh form input surat pemberitahuan ... 266

Gambar 4.68 Contoh daftar surat pemberitahuan ... 267

Gambar 4.69 Class diagram Sistem Informasi Persuratan PKEPP ... 272

Gambar 4.70 Mapping Class Diagram ... 273

Gambar 4.71 Mapping Class User ... 275

Gambar 4.72 Mapping Class Persetujuan dengan Class Jenis ... 276

Gambar 4.73 Mapping Class Surat dengan Class Persetujuan ... 276

Gambar 4.74 Mapping Class Surat dengan Class Pengaduan ... 277

Gambar 4.75 Mapping Class Disposisi dengan Class Pengaduan ... 278

Gambar 4.76 Schema Diagram Sistem Informasi PKEPP ... 279

Gambar 4.77 Struktur menu sistem informasi persuratan PKEPP ... 302

Gambar 4.78 Struktur menu Ketua DKPP, Kepala Biro Administrasi dan Kepala Bagian Administrasi Umum ... 306

Gambar 4.79 Struktur menu Kepala Bagian Administrasi Pengaduan ... 306

Gambar 4.80 Struktur menu Kepala Bagian Administrasi Persidangan ... 307

Gambar 4.81 Struktur menu Kepala Subbag TU ... 307

Gambar 4.82 Struktur menu Kepala Subbag Analisis dan Verifikasi... 308


(18)

Gambar 4.84 Struktur menu Admin ... 309

Gambar 4.85 Struktur menu Admin TU ... 309

Gambar 4.86 Contoh desain interface input surat pemberitahuan ... 310


(19)

xix DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Analisis PIECES Persyaratan Sistem Usulan ... 48

Tabel 2.2 Simbol-simbol Use Case Diagram (Sugiarti, 2013) ... 53

Tabel 2.3 Simbol-simbol Activity Diagram ... 57

Tabel 2.4 Simbol-simbol Sequence Diagram ... 60

Tabel 2.5 Simbol-simbol Class Diagram (Sugiarti, 2013) ... 66

Tabel 2.6 Notasi Dasar pada Objek Class ... 68

Tabel 2.7 Sifat Visibilitas pada Objek Class ... 68

Tabel 2.8 Contoh Tabel Spesifikasi Database ... 74

Tabel 2.9 Contoh Matrix CRUD ... 75

Tabel 2.10 Daftar Simbol pada Flowchart... 85

Tabel 4.1 Persuratan Pemberitahuan ... 146

Tabel 4.2 Rapat Verifikasi ... 148

Tabel 4.3 Persuratan Pemanggilan ... 150

Tabel 4.4 Persuratan Rapat Pleno ... 152

Tabel 4.5 Persuratan Penyampaian Putusan ... 154

Tabel 4.6 Disposisi Pengaduan ... 156

Tabel 4.7 Persuratan Nota Dinas (Hasil Verifikasi) ... 158

Tabel 4.8 Persuratan Nota Dinas (Pelimpahan Berkas) ... 159

Tabel 4.9 Identifikasi Actor ... 163

Tabel 4.10 Identifikasi Use Case ... 165

Tabel 4.11 Narasi Use Case Login ... 173

Tabel 4.12 Narasi Use Case Ubah Profil ... 174


(20)

Tabel 4.14 Narasi Use Case Buat Surat ... 176

Tabel 4.15 Narasi Use Case Mulai Persetujuan ... 177

Tabel 4.16 Narasi Use Case Input Surat Keluar ... 178

Tabel 4.17 Narasi Use Case Input Surat Masuk ... 179

Tabel 4.18 Narasi Use Case Input Data Pengiriman ... 180

Tabel 4.19 Narasi Use Case Cetak Surat ... 181

Tabel 4.20 Narasi Use Case Upload Surat ... 182

Tabel 4.21 Narasi Use Case Lihat Permintaan Pembuatan Surat ... 183

Tabel 4.22 Narasi Use Case BuatDisposisi Pengaduan ... 184

Tabel 4.23 Narasi Use Case Lihat Surat ... 185

Tabel 4.24 Narasi Use Case Lihat Disposisi ... 186

Tabel 4.25 Narasi Use Case Ubah Surat ... 187

Tabel 4.26 Narasi Use Case Hapus Surat ... 188

Tabel 4.27 Narasi Use Case Approve Surat ... 189

Tabel 4.28 Narasi Use Case Buat Nota Dinas ... 190

Tabel 4.29 Narasi Use Case Approve Nota Dinas ... 191

Tabel 4.30 Narasi Use Case Lihat Laporan Persuratan PKEPP ... 192

`Tabel 4.31 Narasi Use Case Lihat Laporan Persuratan Masuk/Keluar ... 193

Tabel 4.32 Narasi Use Case mengelola User ... 194

Tabel 4.33 Narasi Use Case mengelola Pegawai ... 195

Tabel 4.34 Narasi Use Case Mengelola Master Persuratan ... 196

Tabel 4.35 Narasi Use Case mengaturPersetujuan Persuratan ... 198

Tabel 4.36 Narasi Use Case lihatPersetujuan surat ... 199


(21)

xxi

Tabel 4.38 Narasi Use Case Lihat Data Pengaduan ... 200

Tabel 4.39 Narasi Use Case Lihat Data Putusan ... 201

Tabel 4.40 Narasi Use Case Lihat Data Agenda ... 202

Tabel 4.41 Narasi Use Case Logout ... 203

Tabel 4.42 Spesifikasi Tabel User ... 280

Tabel 4.43 Spesifikasi Tabel Level ... 280

Tabel 4.44 Spesifikasi Tabel Pegawai ... 281

Tabel 4.45 Spesifikasi Tabel Jabatan ... 281

Tabel 4.46 Spesifikasi Tabel Unit Kerja ... 282

Tabel 4.47 Spesifikasi Tabel Surat ... 282

Tabel 4.48 Spesifikasi Tabel Surat Pengaduan ... 283

Tabel 4.49 Spesifikasi Tabel Surat Rapat ... 284

Tabel 4.50 Spesifikasi Tabel Surat Pemberitahuan ... 284

Tabel 4.51 Spesifikasi Tabel Surat Pemanggilan... 285

Tabel 4.52 Spesifikasi Tabel Surat Penyampaian Putusan ... 285

Tabel 4.53 Spesifikasi Tabel Pengiriman ... 286

Tabel 4.54 Spesifikasi Tabel Dispisisi ... 286

Tabel 4.55 Spesifikasi Tabel Tujuan Disposisi ... 287

Tabel 4.56 Spesifikasi Tabel Disposisi Pengaduan ... 287

Tabel 4.57 Spesifikasi Tabel Nota Dinas ... 288

Tabel 4.58 Spesifikasi Tabel Kategori Nota ... 288

Tabel 4.59 Spesifikasi Tabel Pengaduan ... 289

Tabel 4.60 Spesifikasi Tabel Pengadu ... 289


(22)

Tabel 4.62 Spesifikasi Tabel Verifikasi ... 290 Tabel 4.63 Spesifikasi Tabel Perkara ... 291 Tabel 4.64 Spesifikasi Tabel Putusan ... 291 Tabel 4.65 Spesifikasi Tabel Persidangan ... 292 Tabel 4.66 Spesifikasi Tabel Jadwal ... 292 Tabel 4.67 Spesifikasi Tabel Jenis Jadwal ... 293 Tabel 4.68 Spesifikasi Tabel Jadwal Tamu ... 293 Tabel 4.69 Spesifikasi Tabel Persetujuan ... 294 Tabel 4.70 Spesifikasi Tabel Persetujuan Detail ... 294 Tabel 4.71 Spesifikasi Tabel Persetujuan Surat ... 295 Tabel 4.72 Spesifikasi Tabel File Surat ... 295 Tabel 4.73 Spesifikasi Tabel Pelimpahan Berkas ... 296 Tabel 4.74 Spesifikasi Tabel Permintaan Persuratan ... 296 Tabel 4.75 Spesifikasi Tabel Pengiriman Email ... 296 Tabel 4.76 Spesifikasi Tabel Jenis Permintaan Persuratan ... 297 Tabel 4.77 Spesifikasi Tabel Menu... 297 Tabel 4.78 Spesifikasi Tabel Menu Level ... 298 Tabel 4.79 Spesifikasi Tabel Submenu ... 298 Tabel 4.80 Spesifikasi Tabel Submenu Level ... 299 Tabel 4.81 Spesifikasi Tabel Sifat ... 299 Tabel 4.82 Spesifikasi Tabel Jenis ... 300 Tabel 4.83 Spesifikasi Tabel Paraf ... 300


(23)

xxiii

DAFTAR SIMBOL

Simbol Flowchart (Yatini, 2010 : 32-33)

Simbol Nama Keterangan

Terminator Digunakan untuk menandai awal dan akhir dari suatu flowchart.

Input-Output Digunakan untuk

mempresentasikan fungsi

input-output.

Pencabangan / Keputusan

Digunakan untuk melakukan pencabangan, yaitu pemeriksaan terhadap suatu kondisi.

Proses / Penugasan Digunakan untuk kegiatan pemrosesan

input, pada simbol ini

kita dapat menuliskan operasi-operasi yang dikenakan pada input.

Arah aliran Digunakan untuk menghubungkan setiap langkah dalam flowchart dan menunjukkan ke mana arah aliran diagram.


(24)

No. Diagram Simbol Nama

1 Use Case Diagram Actor

Usecase

Generalization

<<extends>> Extends

<<include>> Include

Association

2 Activity Diagram Initial State

ActivityState

Decision

Synchronization Final State

Transition

3 Class Diagram Class


(25)

xxv

1..* 0..* Association

4 Sequence Diagram Partisipan

Stimulus Self Stimulus

Lifeline


(26)

DAFTAR ISTILAH

No Istilah Keterangan

1 PKEPP Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu 2 DKPP Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu 3 Staf TU Staf Subbagian Tata Usaha dan Protokol

4 Ka Bag Kepala Bagian


(27)

xxvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Desain input/output dan Desain user Interface Lampiran 2 Matrix CRUD

Lampiran 3 Hasil Wawancara

Lampiran 4 Contoh Dokumen Surat PKEPP Lampiran 5 Pengujian Program

Lampiran 6 Layout Program Lampiran 7 Source Code Program


(28)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada era informasi saat ini, semua orang dapat mengakses informasi dengan cepat tanpa batasan waktu dan wilayah. Teknologi informasi salah satu teknologi yang berkembang cepat pada saat ini. Setiap organisasi membutuhkan teknologi informasi agar organisasi tersebut dapat berkompetisi dengan baik, paling tidak dapat bertahan dari derasnya arus persaingan bisnis saat ini. Bukan hanya organisasi swasta, perkembangan teknologi informasi ini juga telah memaksa organisasi pemerintah untuk melakukan transformasi agar selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Penggunaaan alat bantu teknologi informasi merupakan salah satu sarana penunjang peningkatan kinerja lembaga permerintahan.

Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Republik Indonesia atau disingkat DKPP RI merupakan lembaga yang dibentuk dalam praktek demokrasi modern di Indonesia. DKPP merupakan salah satu lembaga yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas demokrasi khususnya penyelenggaraan Pemilu. Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 menyatakan bahwa DKPP merupakan lembaga yang mengimbangi dan mengawasi kinerja KPU dan Bawaslu. Dalam Pasal 111 ayat 3 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011, dinyatakan bahwa tugas DKPP adalah menerima pengaduan dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik oleh Penyelenggara Pemilu, melakukan penyelidikan dan verifikasi, serta pemeriksaan atas pengaduan dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu, menetapkan


(29)

2 putusan, dan menyampaikan putusan kepada pihak-pihak terkait untuk ditindaklanjuti (Pemerintah Republik Indonesia, 2011).

Jika dilihat dari tabel dibawah ini, jumlah pengaduan dari seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2012 sampai tahun 2014 relatif naik pada setiap tahunnya, yaitu 99 pengaduan pada tahun 2012, 577 pengaduan pada tahun 2013, dan 885 pada tahun 2014.

Gambar 1.1 Jumlah Pengaduan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu yang diterima Sekretariat Biro DKPP Tahun 2012 s.d. 2014

Sumber: Data Diolah Sekretariat DKPP Tahun 2014 per 4 Desember 2014. Data tersebut menunjukan kenaikan jumlah pengaduan setiap tahunnya. Semakin banyak pengaduan dan persidangan maka semakin banyak proses persuratan yang dilakukan. Persuratan yang dimaksud adalah persuratan PKEPP yang merupakan seluruh proses persuratan dimulai dari pengaduan hingga putusan persidangan baik itu surat pemberitahuan hasil verifikasi, surat undangan rapat, surat pemanggilan, surat penyampaian putusan , nota dinas, hingga disposisi pengaduan.

Dalam menindaklanjuti pengaduan/laporan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu terdapat 3 (tiga) proses utama yaitu


(30)

3 pengaduan, persuratan dan persidangan. Ketiga proses tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga jika proses persuratan terhambat maka proses pengaduan dan persidangan akan terhambat. Dalam proses pengaduan dan proses persidangan terdapat rangkaian proses persuratan sebagai legalitas komunikasi antar bagian yang terkait dalam menindaklanjuti pengaduan/laporan.

Saat ini, DKPP belum memiliki sistem yang cukup baik dalam pengelolaan persuratan. Proses persuratan PKEPP terdiri dari beberapa rangkaian proses tindak lanjut yang cukup panjang, meskipun DKPP menggunakan software komputer yaitu Microsoft Word dalam membuat surat tetapi hal tersebut sama saja dengan melakukannya secara manual karena surat tersebut harus di-print kemudian diserahkan secara langsung kepada yang berwenang untuk ditidaklanjuti sehingga memungkinkan terjadinya keterlambatan dalam mengirimkan surat jika pejabat yang berwenang tersebut tidak berada ditempat. Seluruh kegiatan persuratan merupakan wewenang dan tanggung jawab bagian Tata Usaha dan Protokol, namun terkadang bagian pengaduan atau persidangan lebih memilih membuat surat sendiri dikarenakan lamanya proses tindaklanjut pembuatan surat yang dilakukan oleh bagian Tata Usaha. Pembuatan surat dimasing masing bagian, mengakibatkan Bagian Tata Usaha kesulitan dalam melakukan pengolahan data persuratan kerena data surat disimpan di berbagai media sehingga sering terjadi kesulitan dalam menyajikan kembali rekapan surat yang telah dibuat. Lamanya proses tindaklanjut dari bagian Tata Usaha dikarenakan banyaknya tumpukan dokumen dari bagian pengaduan dan/atau persidangan sebagai informasi penunjang yang tercecer sehingga menyulitkan bagian TU dalam membuat surat PKEPP. Tidak hanya itu, sering terjadi kehilangan dokumen pengaduan/persidangan sebagai informasi


(31)

4 penunjang dalam menindaklanjuti permintaan persuratan sehingga dokumen tersebut harus dicetak ulang yang mengakibatkan penggunaan anggaran yang cukup tinggi bila dilakukan secara terus menerus. Dengan pengelolaan data persuratan seperti itu, Bagian Tata Usaha mengalami kesulitan dalam menyajikan laporan persuratan PKEPP yang akurat dan real time. Dengan sistem yang berjalan sekarang, bagian pengaduan dan/atau persidangan tidak dapat memantau sejauh mana surat yang dibutuhkan telah melalui proses tindaklanjut. Jika hal tersebut dibiarkan dan volume pengaduan semakin meningkat, maka akan mengakibatkan menurunnya kualitas DKPP dalam melayani masyarakat.

Kegiatan persuratan PKEPP ini merupakan suatu kegiatan penting yang harus dilakukan oleh DKPP dalam menindak lanjuti pengaduan masyarakat. Untuk meningkatkan kinerja DKPP dalam melakukan tugasnya, khususnya dalammempermudah dan mempercepat proses persuratan PKEPP, salah satunya adalah dengan manfaatkan teknologi informasi. Teknologi Informasi dapat dimanfaatkan sebagai media yang dapat mengelola data atau informasi yang diperlukan.

Dari paparan fakta tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu membutuhkan sebuah sistem informasi persuratan yang dapat mengotomatisasi kegiatan persuratan dalam menindaklanjuti pengaduan/laporan dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu. Uraian di atas, menjadi faktor pendorong bagi saya untuk melakukan penelitian dengan judul

Rancang Bangun Sistem Informasi Persuratan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu pada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu RI “.


(32)

5 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu :

1. Staf TU membutuhkan waktu yang relatif lama dalam menyampaikan surat kepada pihak terkait dalam menundaklanjuti surat dikarnakan pihak yang terkait sedang tidak berada ditempat. 2. Staf TU kesulitan mendapatkan kembali rekapan surat pada saat

diperlukan kerena data persuratan diolah di berbagai media yang menimbulkan ketidakakuratan dalam penyimpanan data surat. 3. Mencetak kembali dokumen penunjang dalam pembuatan surat oleh

Bagian Tata Usaha dikarenakan hilangnya dokumen penunjang tersebut, membutuhkan biaya yang relative tinggi jika dilakukan secara terus menerus.

4. Bagian pengaduan dan persidangan tidak dapat memantau perkembangan status persuratan PKEPP yang dibutuhkan.

5. Staf TU lambat dalam menindaklanjuti permintaan persuratan dari Bagian Pengaduan dan/atau Persidangan karena tercecernya informasi penunjang yang diterima oleh Bagian Tata Usaha.

6. Staf TU kesulitan dalam menyajikan laporan persuratan PKEPP yang akurat dan real time.

Melalui identifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan diuraikan dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana merancang bangun Sistem Informasi Persuratan PKEPP pada DKPP?


(33)

6 1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan masalah diatas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

a) Penelitian ini dilakukan di Dewan Kehormatan Penyelengaraan Pemilu RI.

b) Sistem Informasi Persuratan PKEPP hanya meliputi persuratan yang digunakan dalam menangani pengaduan/laporan pelanggaran kode etik seperti disposisi pengaduan, persuratan pemberitahuan, rapat verifikasi materil, nota dinas, surat pemanggilan dan surat penyampaian putusan.

c) Sistem persuratan PKEPP mencakup pencatatan surat masuk dan surat keluar.

d) Tidak membahas proses input dari Bagian Persidangan dan Pengaduankarena fokus utamanya adalah pada sistem persuratan. e) Metode pengembangan sistem menggunakan SDLC (System Life

Cycle Development) dengan metode RAD (Rapid Aplication

Development).

f) Tools yang digunakan adalah Unified Modelling Language (UML ) dalam merancang sistem akan yang dibangun.

g) Database yang digunakan adalah MySQL sedangkan bahasa

pemrograman yang digunakan adalah PHP dan HTML. h) Tidak membahas keamanan jaringan dan database.

1.4 Tujuan Penelitian


(34)

7 a) Merancang bangun Sistem Informasi Persuratan PKEPP yang dapat

mengotomatisasi kegiatan persuratan di DKPP.

b) Melakukan perancangan basis data untuk Sistem informasi Persuratan PKEPPP untuk pengelolaan data persuratan.

c) Merancang sistem pelaporan aktivitas persuratan PKEPP pada DKPP.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a) Memberikan kemudahan dan meningkatkan efisiensi waktu bagi Bagian Tata Usaha dalam menyampaikan informasi persuratan kepada pihak terkait dan menindaklanjuti permintaan persuratan dari Bagian Pengaduan dan/atau Persidangan.

b) Memberikan kemudahan bagi Bagian Pengaduan dan Persidangan dalam memantau perkembangan status persuratan yang dibutuhkan. c) Memberikan kemudahan bagi Bagian Tata Usaha untuk

mendapatkan kembali informasi persuratan saat dibutuhkan menyajikan laporan persuratan secara real time.

d) Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan Sistem Informasi Persuratan PKEPP.

e) Bagi mahasiswa penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan informasi khususnya di bidang perancangan sistem informasi persuratan.


(35)

8 1.6 Metode Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan melakukan proses perancangan sistem, peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai cara untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dan metode pengembangan sistem yang digunakan sebagai standar acuan dalam melakukan penenelitian :

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan penelitian, seperti: observasi, wawancara dengan pihak terkait, studi kepustakaan dan studi literatur.

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan, dengan melakukan peninjauan serta pengamatan terhadap setiap kegiatan yang ada di DKPP sesuai dengan objek penelitian.

2. Wawancara

Wawancara bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam pembuatan laporan dan rancang bangun sistem persuratan PKEPP pada DKPP seperti sejarah DKPP dan sistem persuratan PKEPP di DKPP.

3. Studi Kepustakaan

Pada studi kepustakaan, penulis mempelajari berbagai ilmu yang terkait dalam penelitian ini dari berbagai sumber bacaan mengenai persuratan, aplikasi, sistem informasi, analisa dan perancangan sistem, WEB, Metode Pengembangan Sistem Rapid Application


(36)

9 jurnal, dan juga penelitian sejenis. Penulis juga mengunjungi website untuk mendapatkan informasi ataupun referensi.

4. Studi Literatur

Sumber literatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature dari hasil penelitian yang khususnya berkaitan dengan pengelolaan persuratan sebagai sebagai penunjang pengembangan sistem persuratan yang diteliti.

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini berorientasi objek dengan menggunakan model Rapid Application

Development (RAD) berdasarkan teori Kendall (2008). Metode

pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini didukung dengan

Unified Modelling Language (UML) sebagai tools-nya.

Adapun tahapan-tahapan pengembangan sistemnya sebagai berikut:

1. Requierements Planning

Merupakan sebuah tahap, dimana peneliti memahami gambaran umum dari DKPP dan mengidentifikasi masalah kebutuhan informasi, serta menentukan batasan-batasan sistem yang akan dibuat, kendala serta alternatif masalah.

2. Workshop Design

Pada tahap ini penulis merancang proses sistem, database serta user

interface yang akan digunakan dalam pembuatan sistem ini.


(37)

10 Pada tahap ini penulis mengimplementasikan solusi yang telah dipilih dengan melakukan pemrograman serta mengevaluasi hasilnya dengan melakukan pengujian sistem.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini, pembahasanpembahasan yang dilakukan oleh peneliti terdiri dari lima bab, yang secara singkat diuraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas gambaran secara umum tentang apa yang diteliti dalam skripsi ini. Dalam bab ini terdiri dari tujuh sub bab yaitu: Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini diuraikan teori-teori yang berhubungan dengan rancang bangun sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu pada DKPP. Penulis menjabarkan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini, seperti konsep sistem informasi, konsep surat, dan penjelasan tentang metodologi dan tools yang digunakan dalam penulisan skripsi ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan metodologi penelitian yang digunakan baik metodologi pengumpulan data yang terdiri dari observasi, wawancara dan studi pustaka, dan juga membahas metode pengembangan sistem yang digunakan dalam rancang bangun Sistem


(38)

11 informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu, termasuk kerangka berpikir dalam penyusunan skripsi ini.

BAB IV SISTEM INFORMASI PERSURATAN PELANGGARAN KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU

Pada bab ini akan membahas secara lengkap mengenai proses rancang bangun Sistem informasi PKEPP berdasarkan metodologi pengembangan sistem yang digunakan dengan mengikuti tahapan yang telah ditentukan pada bab sebelumnya, antara lain meliputi pembahasan profil DKPP, visi misi DKPP, tupoksi, identifikasi masalah dan juga menjabarkan proses bisnis yang berjalan, dan analisis terhadap permasalah. Selain itu dibahas mengenai pembuatan desain proses sistem, desain database, desain interface, pembahasan mengenai coding, testing dan implementasi. Hasil analisis ini disajikan dalam bentuk deskriptif berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan berpedoman pada metode penelitan.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan menjabarkan dari uraian yang sudah diterangkan pada bab-bab sebelumnya, dan saran sebagai bahan perbaikan bagi para peneliti yang ingin mengembangkan sistem serupa agar menghasilkan sistem yang lebih sempurna.


(39)

12

2 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Rancang Bangun

Perancangan atau rancang bangun merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisis dari sebuah sistem ke bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem diimplementasikan. Pengertian pembangunan atau bangun sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian (Pressman, 2002).

2.2 Konsep Dasar Sistem 2.2.1 Pengetian Sistem

Sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 2008). Sedangkan menurut Ralph Stair & George Reynolds (2010), sistem merupakan sekumpulan elemen-elemen atau komponen-komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Sistem memiliki tiga fungsi dasar (O’Brien & Marakas, 2010): a. Masukan (Input)

Meliputi kegiatan menangkap dan merakit elemen-elemen yang dimasukkan ke dalam sistem untuk diproses. Misalnya, bahan baku, energi, data, dan upaya manusia yang harus aman dan teratur untuk pemrosesan.


(40)

13 b. Proses (Processing)

Meliputi kegiatan proses transformasi yang mengubah input menjadi output. Contohnya adalah proses manufaktur, proses pernafasan manusia atau perhitungan matematis.

c. Keluaran (Output)

Meliputi kegiatan memindahkan elemen yang telah diproduksi oleh proses tranformasi ke tujuan akhir mereka. Sebagai contoh, produk jadi, jasa manusia, dan manajemen informasi harus dikirimkan kepada pengguna.

Konsep sistem menjadi lebih berguna dengan memasukkan dua elemen tambahan: umpan balik (feedback) dan kontrol. Sebuah sistem dengan umpan balik dan fungsi kontrol kadang-kadang disebut sistem

cybernetic, yaitu, self-monitoring, sistem mengatur diri sendiri.

a. Timbal balik (Feedback)

Data mengenai kinerja sistem. Sebagai contoh, data tentang kinerja penjualan umpan balik kepada manajer penjualan. Data tentang kecepatan, ketinggian, sikap, dan arah pesawat adalah umpan balik kepada pilot pesawat atau autopilot.

b. Kontrol

Meliputi kegiatan pemantauan dan evaluasi umpan balik untuk menentukan apakah sistem bergerak menuju pencapaian tujuannya. Fungsi kontrol kemudian membuat penyesuaian yang diperlukan untuk input dan pengolahan komponen sistem untuk memastikan bahwa itu menghasilkan output yang tepat.


(41)

14 Menurut Rochaety, Ridwan, & Setyowati (2013), sebuah sistem dapat berjalan dengan baik jika semua unsur subsistemnya lengkap, demikian pula sistem manajemen perusahaan jika suatu unsur subsistemnya lengkap, maka sistem manajemen perusahaan akan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2.3 Konsep Dasar Informasi 2.3.1 Pengertian Informasi

Menurut Whitten et al. (2007) Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.

Menurut Prahasta (2009) Informasi adalah data yag telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang, manajer, staf, atau orang lain di dalam suatu organisasi atau perusahaan.Pengertian Informasi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah kumpulan – kumpulan data yang diproses/diolah sesuai kebutuhan penggunanya untuk mengambil keputusan saat ini atau mendatang.

2.4 Konsep Sistem Informasi

2.4.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Whitten & Bentley (2007), sistem informasi merupakan gabungan yang terdiri dari manusia, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi.


(42)

15 Whitten & Bentley (2007) menjelaskan bahwa sistem informasi dapat diklasifikasikan menurut fungsinya, sebagai berikut:

1. Transaction Processing System (TPS), suatu sistem informasi yang

menangkap dan memproses data mengenai transaksi bisnis.

2. Management Information System (MIS), suatu sistem informasi yang

disediakan untuk menghasilkan laporan yang berorientasi pada manajemen yang berdasarkan pada proses transaksi dan operasi dari organisasi.

3. Decision Support System (DSS), suatu sistem informasi yang

membantu mengidentifikasi pengambilan keputusan yang mungkin atau menyediakan informasi untuk membantu membuat keputusan.

4. Executive Information System (EIS), suatu sistem informasi yang

mendukung perencanaan dan kebutuhan penilaian dari manajer eksekutif.

5. Expert System, suatu sistem informasi yang menangkap keahlian dari

para pekerja dan kemudian menirukan keahlian tersebut untuk dimanfaatkan oleh orang yang bukan ahlinya.

6. Communication and Collaboration System, suatu sistem informasi

yang memberikan peluang komunikasi yang lebih efektif antara para pekerja, mitra, pelangggan, dan para pemasok untuk meningkatkan kemampuan untuk bekerja sama.

7. Office Automation System, suatu sistem informasi yang mendukung

serangkaian kegiatan kantor yang disediakan untuk meningkatkan alur kerja (work flow) antara para pekerja dan membantu karyawan


(43)

16 dan membagi dokumen yang dapat mendukung aktifitas kantor sehari-hari.

2.5 Dokumen

2.5.1 Pengertian Dokumen

Dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berarti mengajar. Pengertian dokumen menurut Louis Gottschalk (1986; 38) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis. Pengertian kedua diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertiannya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.

G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University College London, (1997; 104) menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian, pertama dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun sumber lisan; kedua dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja; ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan surat-surat negara, seperti surat perjanjian, undang-undang, konsesi, hibah dan sebagainya.


(44)

17 2.5.2 Dokumen Digital

Dokumen digital merupakan setiap informasi elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan dan didengar melalui komputer atau sistem elektronik tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara atau gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Dokumen digital dapat dihasilkan dengan menggunakan aplikasi pengolah kata (word processor) seperti Microsoft Word, Notepad atau OpenOffice untuk menghasilkan sebuah berkas komputer dengan ekstension yang berbeda-beda sesuai dengan aplikasi pengolah kata yang digunakan.

Dokumen digital adalah dokumen yang disimpan dalam bentuk file dan dapat di-download atau dikirim langsung ke dalam e-mail (electronic mail). Contoh dokumen elektronik adalah surat lamaran via Internet, proposal, kamus spelling, contoh-contoh program dan lain-lain. Dokumen tersebut bukan buku dan juga bukan software (perangkat lunak). Dengan dokumen elektronik, maka jarak tidak lagi jadi masalah, dan dokumen akan langsung sampai kepada penerima dan bebas ongkos kirim. Jika dokumen tersebut berbayar, umumnya pembayaran dilakukan terlebih dahulu barulah bisa di-download atau dikirim ke dalam e-mail. Untuk memperkecil file dan memudahkan download (jika jumlah file banyak), umumnya semua file di-zip ke dalam sebuah file dengan akhiran .zip.


(45)

18 Untuk menguraikan file (unzip), cukup mengklik ganda file .zip tersebut, Windows XP SP2/ SP3, Windows Vista dan Windows 7 akan membukanya secara otomatis.Dokumen digital sama artinya dengan electronic document (dokumen elektronik). Electronic document umumnya disingkat dengan e-document, edocument, e-doc atau edoc (Martin Dennain Simajuntak, 2011).

2.5.3 Pengolahan Dokumen Digital

Untuk mengolah suatu dokumen digital, dibutuhkan perangkat lunak (software) khusus yang sering disebut dengan perangkat lunak pengolah kata (Word Processor). Perangkat lunak pengolah kata adalah suatu aplikasi komputer yang digunakan untuk menyusun, menyunting, memformat dan mencetak segala jenis bahan yang dapat dicetak. Adapun contoh dari perangkat lunak pengolah kata yang sering digunakan adalah

Microsoft Word, OpenOffice Writer, Adobe Acrobat dan Foxit PDF

Creato (Martin Dennain Simajuntak, 2011).

2.6 Konsep Dasar Surat 2.6.1 Pengertian Surat

Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan informasi, saran, pertimbangan, permohonan, pernyataan, instruksi atau keputusan secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang lain, baik bersifat kedinasan maupun sifat pribadi, antara lain dapat berupa : Kawat, Keputusan, Surat Perintah, Surat Edaran, Pengumuman, dan lain-lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ). Menurut Daeng (dalam


(46)

19 Petty Mei Sari, 2011) Surat adalah suatu komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain.

Menurut Sudjito (dalam Petty Mei Sari, 2011), dibandingkan dengan alat komunikasi lisan, surat mempunyai kelebihan–kelebihan. Apa yang dikomunikasikan kepada pihak lain secara tertulis, misalnya berupa pengumuman, pemberitahuan, keterangan, dan sebagainya, akan sampai pada alamat yang dituju sesuai dengan sumber aslinya. Tidak dengan demikian halnya jika disampaikan secara lisan. Dengan cara tersebut sering dialami perubahan-perubahan, terutama tentang isinya,mungkin ditambah atau dikurangi, meskipun tidak disadari.

2.6.2 Fungsi Surat

Menurut Sudjito (dalam Petty Mei Sari, 2013: 11), peranan surat lebih jelas lagi, terutama dalam surat resmi, misalnya surat perjanjian, surat sewa-menyewa rumah, surat jual-beli, surat wasiat, dan surat surat resmi lainnya. Surat-surat tersebut, selain resmi sifatnya, juga mempunyai kekuatan hukum yang dapat digunakan sebagai alat bukti tertulis, suatu bukti yang sah, “hitam diatas putih”. Surat-surat dalam arsip lama dapat dipakai sebagai bahan penelitian untuk mengetahui bagaimana keadaan atau kegiatan pada masa yang lalu. Dalam hal ini, surat berfungsi sebagai alat bukti historis. Surat-surat yang telah disiapkan itu dipakai sebagai alat pengingat. Surat itu dapat juga mencerminkan corak, keadaan mentalitas, jiwa, dan nilai pejabat/jawatan/kantor yang bersangkutan. Dalam hal ini surat berfungsi sebagai duta organisasi. Surat resmi yang berisi


(47)

ketentuan-20 ketentuan tentang cara-cara melaksanakan peraturan-peraturan, misalnya surat keputusan atau intruksi, dapat dipakai sebagai pedoman kerja oleh lembaga atau pejabat yang bersangkutan.

Dari uraian diatas, bahwa surat memiliki fungus sebagai berikut: 1. Alat komunikasi

2. Alat bukti tertulis 3. Alat bukti historis 4. Alat pengingat 5. Duta organisasi, dan 6. Pedoman kerja

2.6.3 Jenis Surat

Menurut jenis-jenis surat yang diklasifikasikan berdasarkan isinya, keamanan isinya, derajat penyelesaiannya, jangkauan penggunanya, dan jumlah penerima yang dituju (Ayu Dwi Lestari, 2014).

1. Berdasarkan isinya, surat dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu: a. Surat pribadi

Adalah surat-surat yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Surat pribadi dapat berupa korespondensi antar sesame teman atau keluarga. Ciri ciri surat probadi yaitu:

1. Tidak memiliki kop surat 2. Tidak ada nomor surat

3. Salam pembuka dan penutup bervariasi

4. Penggunaan bahasa bebas, sesuai keinginan penulis 5. Format surat bebas


(48)

21 b. Surat dinas/resmi

Surat resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi, baik perseorangan, instansi, maupun organisasi. Adapun yang termasuk contoh surat resmi misalnya adalah surat undangan, surat edaran, dan surat pemberitahuan. Ciri-ciri surat resmi adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan kop surat apabila dikeluarkan organisasi

2. Ada nomor surat, lampiran, dan perihal 3. Penggunaan ragam baha resmi

4. Ada aturan format baku c. Surat niaga/dagang

Surat niaga digunakan bagi yang menyelenggarakan kegiatan usaha niaga seperti industry dan usaha jasa. Surat ini sangat berguna dalam hal membangun hubungan dengan pihak luar sehingga harus disusun dengan baik. Surat niaga tersiri atas surat jual beli, kwitansi, dan perdagangan, yang mana terbagi atas surat niaga internal dan surat niaga eksternal. Salah satu contoh surat niaga adalah surat penawaran dan surat penagihan.

2. Berdasarkan keamanan isinya, surat dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:


(49)

22 Surat Sangat Rahasia adalah surat-surat yang biasanya digunakan untuk surat-surat yang berhubungandengan keamanan negara atau surat-surat yang berupa dokumen negara, sehingga bilasurat ini jatuh ketangan yang tidak berhak maka akan membahayakan masyarakatatau bangsa dan negara.

b. Surat rahasia

Surat Rahasia adalah surat-surat yang isinya harus dirahasiakan atau tidak boleh dibaca oleh orang lain, karena kalau jatuh ketangan orang yang tidak berhak akan merugikan perusahaan atau instansi tersebut.

c. Surat biasa

Surat biasa adalah surat yang tidak perlu tergesa-gesa untuk penyelesaian karena tidak perlu mendapat tanggapan yang secepatnya dari penerima.

3. Berdasarkan derajat penyelesaiannya surat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

a. Surat sangat segera

Surat yang harus dikirimkan dengan sangat segera atau kilat adalah surat yang harus ditangani secepat mungkin pada kesempatan yang pertama, karena surat ini harus segera dikirimkan secepatnya sebab penerima harus cepat menanggapi dan menyelesaikannya.


(50)

23 Surat Segera adalah surat yang secepatnya diselesaikan tetapi tidak perlu pada kesempatan yang pertama dan segera dikirimkan supaya mendapat tanggapan dan penyelesaiannya dari pihak penerima.

c. Surat biasa

Surat Biasa adalah surat yang tidak perlu tergesa-gesa untuk penyelesaian karena tidak perlu mendapat tanggapan yang secepatnya dari penerima.

4. Berdasarkan jangkauan penggunannya surat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

a. Surat interm

Surat interm yaitu surat yang berasal dari dan ke sesame bagian dalam lingkup dalam

b. Surat eksterm

Surat eksterm yaitu surat yang berasal dari dan untuk instansi luar

5. Berdasarkan jumlah penerima yang dituju surat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

a. Surat edaran

Surat edaran merupakan surat yang di edarkan agar isinya di ketahui banyak orang. Namun, tidak semua surat yang di edarkan adalah surat edaran. Surat edaran biasanya di terbitkan oleh instansi atau subjek saat surat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dan di tujukan kepada kepala atau instansi di bawahnya atau yang menjadi


(51)

24 tanggung jawabnya. Isi surat edaran berupa anjuran, larangan, pemberitahuan, petunjuk dan pengumuman. Surat ini dapat di pergunakan sebagai dasar untuk mengambil kebijaksanaan lebih lanjut.

b. Pengumuman

Tidak memiliki background permasalahan. Surat ini dapat ditujukan kepada siapapun, baik yang berkepentingan maupun tidak. Contoh: Pengumuman Lomba Foto BPK. Tidak ada permasalahan yang mendasari pengumuman ini. Siapapun, baik yang merasa berkepentingan ataupun tidak, dapat membaca pengumuman ini.

c. Surat biasa

Surat yang dikirim kepada seseorang seperti pejabat atau suatu organisasi

2.6.4 Surat Masuk

Surat Masuk adalah surat yang diterima oleh suatu lembaga atau perorangan baik melalui kantor pos maupun secara langsung lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ).

2.6.5 Surat Penting

Surat Penting adalah surat yang memiliki bobot informasi

“penting” yang isinya mengikat memerlukan tindak lanjut, menyangkut

masalah kebijakan dan bila terlambat atau hilang dapat menghambat atau merugikan pelaksanaan kebijakan, kelembagaan, kepegawaian, keuangan


(52)

25 dan kebendaan lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ).

2.6.6 Surat Berdisposisi

Surat Berdisposisi adalah surat yang mendapat petunjunk atau pegarahan tertulis dari pejabat yang berwenang lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ).

2.6.7 Surat Keluar

Surat Keluar adalah semua surat yang dibuat dan dikirim oleh Bagian yang diberi wewenang dalam pengurusan surat dalam hal ini ialah Staff Subbag Tata Usaha dan Protokol baik secara langsung maupun melalui media pengiriman lainnya lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat).

2.6.8 Surat Undangan

Surat Undangan adalah surat pemberitahuan tentang pelaksanaan suatu acara/peristiwa/upacara/pertemuan dengan waktu, tempat, dan acara tercantum dalam surat tersebut dan dengan permintaan agar penerima surat dapat hadir lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ). Surat Undangan yang termasuk dalam skripsi ini adalah Surat Pemanggilan, Surat Undangan Rapat Pleno, dan Surat Undangan Rapat Verifikasi Materiil.


(53)

26 2.6.9 Surat Perintah/Disposisi

Surat Perintah adalah pernyataan kehendak pimpinan/pejabat kepada bawahan secara tegas untuk melaksanakan pekerjaan tertentu dan bersifat terbatas pada waktu dan hal hal yang tercantum dalam surat tersebut lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ).

2.6.10 Pengurusan Surat Masuk

Pengurusan Surat Masuk Adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan padasaat pertama surat diterima sampai penyampaian surat kepada pejabat yang dituju lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ).

2.6.11 Pengurusan Surat Berdisposisi

Pengurusan Surat Berdisposisi adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh unit pengolah dalam satu kesatuan kerja atau lebih dilingkungan DKPP yang diberi tugas dan tanggungjawab atau yang ditujuk menangani surat berdisposisi, berikut tindak lanjutnya lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ).

2.6.12 Pengurusan Surat Keluar

Pengurusan Surat Keluar adalah proses kegiatan yang dilakukan sejak pembuatan konsep surat sampai pengiriman ke alamat yang dituju


(54)

27 lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ).

2.6.13 Kurir Atau Caraka

Kurir atau Caraka adalah petugas yang mengantarkan surat dinas lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ).

2.6.14 Nota Dinas

Nota dinas adalah naskah dinas intern yang dibuat oleh pejabat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di lingkungan lembaga (Peraturan Kepala Arsip Nasional Nomor 2 Tahun 2014 Pedoman Tata Naskah). Nota Dinas digunakan sebagai alat komunikasi intern antar pejabat satuan organisasi yg memuat atau berisi pemberitahuan, permintaan, penjelasan, dan laporan. Dalam hal ini, Kepala Biro Administrasi DKPP membuat nota dinas yang berisi pemberitahuan/laporan kepada Ketua DKPP atas penanganan yang dilakukan terhadap PKEPP yang diadukan.

2.7 Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu

Menurut Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilu, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum atau yang disingkat DKPP adalah lembaga yang bertugas menangani pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu dan merupakan satu kesatuan fungsi penyelenggara pemilu.


(55)

28 Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Republik Indonesia atau disingkat DKPP RI merupakan lembaga yang dibentuk dalam praktek demokrasi modern di Indonesia. DKPP merupakan produk wacana perbaikan kualitas demokrasi khususnya penyelenggaraan Pemilu. Pemilu seakan-akan menjadi beban sejarah politik tersendiri bagi perubahan, bahkan begitu berharganya Pemilu dibutuhkan lembaga khusus yang permanen melakukan penegakan kode etik guna menghasilkan Pemilu yang tidak saja luber jurdil tapi mewujudkan proses dan hasil pemimpin yang betul-betul bermartabat.

DKPP secara resmi lahir pada tanggal 12 Juni 2012 dengan komposisi keanggotaan yang cukup membanggakan. Lima anggota DKPP periode 2012-2017 ini terdiri dari tiga perwakilan unsur DPR yakni Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH., Nur Hidayat Sardini, S.Sos., M.Si., dan Saut Hamonangan Sirait, M.Th., sedangkan unsur pemerintah Prof. Abdul Bari Azed dan Dr. Valina Singka Subekti, serta dari unsur penyelenggara KPU dan Bawaslu, Ida Budhiati, SH., MH., dan Ir. Nelson Simanjuntak.

Sejak dibentuk, DKPP langsung aktif bergerak cepat, kreatif, profesional, dan produktif, namun tetap dalam bingkai amanat UU. Kelimanya menyadari betul betapa jalan terjal yang harus dilalui mereka dalam rangka menegakkan harkat dan martabat politik bangsa khususnya melalui penyelenggaraan Pemilu. Mereka juga berkomitmen terus meningkatkan kapasitas penyelenggara Pemilu dari dimensi SDM dan infrastruktur guna terwujudnya kualitas bangsa dalam berdemokrasi dengan tujuan menghasilkan pemimpin bangsa yang amanah.

Tugas dan kewenangan DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum) berkaitan dengan orang per orang pejabat penyelenggara


(56)

29 pemilihan umum, baik KPU maupun Bawaslu. Dalam arti sempit, KPU hanya terdiri atas para komisioner di tingkat pusat, provinsi, dan di tingkat kabupaten/kota. Demikian pula dalam arti sempit, Bawaslu hanya terdiri atas pimpinan atau anggota Bawaslu tingkat pusat dan Bawaslu tingkat provinsi. Namun, dalam arti luas, penyelenggara pemilihan umum itu, baik dalam lingkungan KPU maupun Bawaslu, menyangkut pula para petugas yang bekerja secara tetap atau pun yang bekerja secara tidak tetap atau adhoc.

Yang bekerja secara tidak tetap, misalnya, adalah pegawai negeri sipil yang bekerja di KPU atau yang bekerja di Bawaslu. Sedangkan yang bekerja secara tidak tetap atau adhoc, misalnya, adalah Ketua dan Anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) di tingkat kabupaten/kota atau pun petugas pengawas di tingkat operasional di lapangan dan panitia pemungutan suara dan para petugas pelaksana operasional KPU di lapangan sampai ke tingkat Panitia Pemungutan Suara (TPS). Menurut UU, semua itu termasuk ke dalam pengertian penyelenggara pemilihan umum. Hanya saja, khusus bagi pegawai negeri sipil -- sebagai bagian dari penyelenggara pemilu – selain tunduk kepada ketentuan UU Pemilu, dalam kaitan dengan penegakan kode etika diatur dan harus tunduk pula kepada ketentuan UU kepegawaian.

2.8 Konsep Dasar Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu 2.8.1 Kode Etik Penyelenggara Pemilu

Menurut Frans Magnis Suseno (Jimly Asshiddiqie, 2013) etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai


(57)

30 ajaran moral.Magnis membagi etika dalam dua bentuk, pertama, etika bersifat umum dan kedua etika bersifat khusus. Etika bersifat umum adalah prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia sedangkan etika khusus dibagi lagi menjadi etika individu yang menerangkan tentang bagaimana kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri. Meminjam istilah Giddens etika di bidang politik pada era globalisasi ini tengah mengalami ketidak pastian, berlarian tunggang-langgang (run away) menuju pada arah transaksional dengan menggunakan uang benda-benda lain yang bisa dihargai.

Menurut Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilu, Kode Etik Penyelenggara Pemilu yang disebut dengan Kode Etik adalah satu kesatuan landasa norma moral, etis dan filosofis yang menjadi pedoman bagi perilaku penyelenggara pemilu yang diwajibkan, dilarang, patut atau tidak patut dilakukan dalam semua tindakan dan ucapan.

2.8.2 Pelanggaran Kode Etik

Pelanggaran kode etik adalah pelanggaran terhadap prinsip-prinsip moral dan etika penyelenggara pemilu yang berpedoman kepada sumpah dan/atau janji sebelum menjalankan tugas sebagai penyelenggara pemilu dan asas penyelenggara pemilu yang diberlakukan dan ditetapkan oleh KPU. Maksud kode etik adalah untuk menjaga kemandirian, integritas, akuntabilitas, dan kredibilitas penyelenggara pemilu. Sedangkan tujuan kode etik adalah memastikan terselenggaranya pemilu secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (Ramlan Subakti, 2011).


(58)

31 2.8.3 Penyelenggara Pemilu

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, dalam penyelenggaraan pemilihan umum terdapat 3 fungsi yang saling berkaitan yang diinstitusionalisasikan dalam 3 kelembagaan, yaitu KPU, Bawaslu, dan DKPP. DKPP atau Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum bukan lembaga penyelenggara pemilu, tetapi tugas dan kewenangannya terkait dengan para pejabat penyelenggara pemilu. Lembaga penyelenggara pemilu menurut Pasal 23E UUD 1945 adalah

“komisi pemilihan umum” (dengan huruf kecil), tetapi oleh undang

-undang dijabarkan menjadi terbagi ke dalam 2 kelembagaan yang terpisah dan masing-masing bersifat independen, yaitu “Komisi Pemilihan Umum” (dengan huruf Besar) atau KPU, dan “Badan Pengawas Pemilihan Umum” atau BAWASLU (Bawaslu).

2.9 Pengertian Pengaduan

Menurut Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu, yang dimaksud pengaduan dan/atau laporan adalah pengaduan dan/atau laporan tentang dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu yang diajukan secara tertulis oleh penyelenggara Pemilu, peserta Pemilu, tim kampanye, masyarakat, pemilih, dan rekomendasi DPR.

Dapat disimpulkan pengaduan adalah laporan yang mengandung informasi atau indikasi terjadinya penyalahgunaan wewenang, penyimpangan atau pelanggaran perilaku yang dilakukan oleh aparat pengadilan, yang berasal dari


(59)

32 masyarakat, anggota instansi peradilan, instansi di luar pengadilan, maupun dari media massa dan sumber-sumber informasi lain yang relevan.

2.10 Persidangan

Menurut Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu Persidangan adalah sidang-sidang yang dilakukan oleh DKPP untuk memeriksa, mengadili, dan memutus dugaan pelanggaran Kode Etik yang diadukan atau dilaporkan kepada DKPP.

2.11 Pihak-pihak yang terkait dalam pengaduan/laporan 2.11.1 Pengadu dan/atau Pelapor

Menurut Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu, pengadu dan/atau pelapor adalah penyelenggara Pemilu, peserta Pemilu, tim kampanye, masyarakat, pemilih, dan/atau rekomendasi DPR yang menyampaikan pengaduan tentang dugaan adanya pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu.

2.11.2 Teradu dan/atau Terlapor

Dalam Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu dijelaskan bahwa teradu dan/atau terlapor adalah anggota KPU, anggota KPU Provinsi, KIP Aceh, anggota KPU Kabupaten/Kota, KIP Kabupaten/Kota, anggota PPK, anggota PPS, anggota PPLN, anggota KPPS, anggota KPPSLN, anggota Bawaslu, anggota Bawaslu Provinsi, anggota Panswaslu, Kabupaten/Kota, anggota Panwaslu Kecamatan, anggota Pengawas Pemilu Lapangan, dan /atau anggota


(60)

33 Pengawas Pemilu Luar Negeri yang diduga melakukan kode etik Penyelenggara Pemilu.

2.12 Verifikasi

Menurut Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilu verifikasi terbagi menjadi dua, yaitu (1) verifikasi administrasi adalah pemeriksaan formil dalam rangka pemeriksaan kelengkapan persyaratan pengaduan dan/ atau laporan; (2) verifikasi materiil adalah pemeriksaan terhadap indikasi pelanggaran Kode Etik dari pengaduan dan/atau Laporan (DKPP RI, 2013).

2.13 Rapat Pleno Putusan

Menurut Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilu, putusan PKEPP dilakukan setelah dilakukan rapat pleno. Dalam rapat pnelo yang dilakukan secara tertutup yang dihadiri minimal 5 (lima) orang anggota DKPP. Rapat pleno dilakukan untuk mendengarkan penyampaian berita acara persidangan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan putusan PKEPP.

2.14 Putusan

Menurut ketentuan Pasal 112 ayat (9) UU No. 15 Tahun 2011, “DKPP

menetapkan putusan setelah melakukan penelitian dan/atau verifikasi terhadap pengaduan, mendengarkan pembelaan dan keterangan saksi-saksi, serta memperhatikan bukti-bukti.” Isi putusan DKPP dapat menjatuhkan sanksi pelanggaran kode etik, atau rehabilitasi karena laporan atau pengaduan tidak terbukti. Dalam hal terbukti, sanksi yang diberikan dapat berupa teguran tertulis,


(61)

34 pemberhentian sementara, atau pemberhentian tetap sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 112 ayat (11) UU No. 15 Tahun 2011. Putusan DKPP dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh KPU dan/atau Bawaslu sesuai dengan tugas dan kewenangannya masing-masing, terkait dengan kasus pelanggaran kode etik yang bersangkutan (Jimly Asshiddiqie, 2013). Jadi, putusan merupakan pernyataan dalam bentuk tertulis sebagai hasil dari pemeriksaan.

2.15 Persuratan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu

Persuratan PKEPP termasuk kedalam jenis surat resmi. Persuratan PKEPP merupakan suatu sarana untuk menyampaikan informasi secara tertulis yang digunakan oleh DKPP dalam menindaklanjuti laporan/pengaduan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu. Persuratan PKEPP yang digunakan dalam menindaklanjuti laporan/aduan adalah disposisi pengaduan, surat pemberitahuan hasil verifikasi, surat undangan verifikasi materiil, nota dinas hasil verifikasi, nota dinas pelimpahan berkas, surat pemanggilan siding, surat undangan rapat pleno putusan, surat penyampaian putusan.

2.16 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2009).

2.16.1 Studi Pustaka

Menurut Nazir (2009) metode studi pustaka adalah teknik survei terhadap data yang telah ada dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkepentingan, mencari


(62)

metode-35 metode serta teknik penelitian baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang telah pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu.

Pengumpulan data dan informasi yang telah ada dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkaitan dengan penulisan penelitian ini. Dalam hal ini penulis mendapatkan sumber-sumber teori dari referensi perpustakaan.

2.16.2 Wawancara

Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) (Nazir, 2009).

2.16.3 Observasi

Pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan oleh pengumpul data terhadap gejala/peristiwa yang diselidiki pada objek penelitian. Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut (Nazir, 2009).

Jadi Observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap objek yang ada pada instansi terkait untuk mendapatkan data-data yang diperlukan.


(63)

36 2.16.4 Studi Literatur

Menurut Nazir (2009), studi literatur merupakan kegiatan menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya secara tekun. Dengan mencari sumber data sekunder yang mendukung penelitian, serta mengetahui sampai kemana ilmu yang berhubungan dengan penelitian yang telah berkembang, sampai kemana terdapat kesimpulan dan degeneralisasi yang pernah dibuat, sehingga situasi yang diperlukan dapat diperoleh. Berikut merupakan contoh studi literatur yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Petty Mei Sari, 2013, Rancang Bangun Sistem Informasi Persuratan Kepegawaian pada Tata Biro Kepegawaian

Kementrian Agama RI, Universitas Islam Negeri Jakarta.

Sistem ini dibuat untuk menyimpan data surat masuk dan surat keluar dalam satu sistem agar memudahkan tata usaha dalam membedakan surat mana yang belum dan sudah dibalas dan mengurangi resiko kehilangan data surat. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan sistem Rapid Aplication

Development (RAD).

2. Nurhayati, 2011. Pengembangan Sistem Informasi Layanan

Persuratan Pada Kantor Kelurahan Bambu Apus, Universitas

Islam Negeri Jakarta.

Penelitian ini difokuskan pada pengembangan sistem persuratan yang telah berjalan pada Kantor Kelurahan Bambu Apus. Sistem


(1)

313 BAB V

KESIMPULAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan dari penelitian mengenai Rancang Bangun Sistem Informasi Persuratan PKEPP pada DKPP adalah sebagai berikut:

1. Sistem Informasi Persuratan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu pada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu mencakup proses persuratan yang terintegrasi dalam satu sistem sehingga dapat mempermudah dalam melakukan kegiatan persuratan.

2. Sistem memberikan kemudahan dalam pengelolaan data dan dokumen persuratan serta pengolahan laporan persuratan karena setiap kegiatan yang dilakukan dapat langsung terdokumentasi oleh sistem dan dapat

di-update sewaktu-waktu.

5.2 Saran

Pada Sistem Informasi Persuratan PKEPP ini, masih terdapat keterbatasan dan kekurangan serta memerlukan perbaikan untuk meningkatkan manfaat dari sistem ini yang dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya.

1. Perlu dikembangkan sistem otentifikasi dokumen dengan menggunakan tanda tangan digital (digital signnature).

2. Sistem ini dapat dikembangkan ke dalam aplikasi mobile, sehingga aplikasi ini tidak hanya beroperasi melalui web browser.


(2)

3. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode dan model analisa yang lainnya serta pengembangan aplikasi dengan menggunakan framework

agar dalam pembuatan aplikasi lebih terstruktur dan dapat dengan mudah dikembangkan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Agustinus N. 2002. Studi Analisis Rapid Application Development Sebagai Salah Satu Alternatif Metode Pengembangan Perangkat Lunak. Jurnal Informatika. Vol.3,2002. Hal 74-79. Universitas Kristen Petra.

Arif Abdul Hakim, Muhammad. 2014. Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Bongkar Muat Pada PT Bintang Sagara. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah.

A,S Rosa dan M. Shalahuddin. 2011,Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek), Bandung : Penerbit Modula. Bernard, S. (2005). An Introduction to Enterprise Architecture 2nd Edition. .

Blooming, IN: Author House.

Connolly, Thomas and Begg, Carolyn. (2010). Database Systems: A Practical Approach to Design, Implementation, and Management, Fifth Edition. Pearson Education, Boston.

Dennis, A., Wixom, B., & Tegarden, D. (2010). Systems Analysis Design UML Version 2.0 An Object-Oriented Approach Third Edition. John Wiley & Sons, Inc.

Fathansyah. (2012). Basis Data Buku Teks Ilmu Komputer (Edisi Revisi). Bandung: Informatika.

Gottschalk, Louis. 1986. Understanding History; A Primer of Historical Method

(terjemahan Nugroho Notosusanto). Jakarta: UI Press.

Jogiyanto. 2008. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur, Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Kadir, A. 2003. Dasar Pemrograman Web Dengan Menggunakan PHP. Andi : Yogyakarta.

Kendall KE, dan Kendall JE. 2008. Analisis dan Perancangan Desain Sistem. Edisi 5, Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks.

Khairunisa, Anis. 2013. Perencanaan Strategis Sistem Informasi pada PT. Dian Nikel Mining. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah.


(4)

Martin Dennain Simajuntak, 2011, Perancangan Aplikasi Dokumen Undeniable

Digital Signature dengan Algoritma Chaum’s Blind Signature , Universitas Sumatera Utara Medan.

Mulyanto A. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta :Pustaka Pelajar.

Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Widyaningsih Novia. 2014, Perencanaan arsitektur enterprise menggunakan togaf versi 9 (studi kasus : dewan kehormatan penyelenggara pemilu (dkpp)), Universitas Islam Negeri Jakarta.

O’Brien, J., & Marakas, M. 2010. Introduction to Information System. Fifteenth Edition. New York: Mc Graw Hill.

Phrasta, Eddy. (2009). Sistem infrmasi geografis Konsep-konsep Dasar. Bandung: Informatika Bandung.

Prasetyo, E. 2008. Pemrograman Web dengan PHP & MySQL. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Pressman, R S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak. Andi : Yogyakarta.

Pressman, R. S. (2010). Software Engineering: A Practitioner’s Approach, Seventh Edition. McGraw-Hill.

Raharjo, Tri, 2014, , Rancang Bangun Sistem Informasi Kepegawaian (studi kasusPT Beverint Surya Sejati), Universitas Islam Negeri Jakarta.

Renier, G.J. 1997. History its Purpose and Method (terjemahan Muin Umar). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Republik Indonesia. 2013. Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilu.

Republik Indonesia. 2014. Peraturan Kepala Arsip Nasional Nomor 2 Tahun 2014 Pedoman Tata Naskah.

Republik Indonesia. 2008. UU No. 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 .


(5)

Republik Indonesia. 2011. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 Pedoman Naskah Dinas Instansi Pemerintah .

Rochaety, E., Ridwan, F., & Setyowati, T. (2013). Sistem Informasi Manajemen, Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Surbakti, Ramlan et al. 2011. Penanganan Pelanggaran Pemilu. Jakarta: Kemitraan.

Sholiq. 2006. Pemodelan Sistem Informasi Berorientasi Objek Dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Stair, R., & Reynolds, G. (2010). Principles of Information Systems. United States of America. Course Technology, Cengage Learning.

Sugiarti, Y. (2013). Analisis & Perancangan UML (Unified Modeling Language) Generated VB.6. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sukarno M. 2006. Membangun Website Dinamis dan Interaktif dengan PHP MySQL. Eska Media : Jakarta

Suprianto, D. 2008. Buku Pintar Pemrograman PHP. Oase Media : Bandung. Whitten JL, Bentley LD, Dittman KC. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem,

edisi 6. Penerjemah: Tim Penerjemah Andi, editor. Yogyakarta:Penerbit Andi. Terjemahan dari: System Analysis and Design Methods.

Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2007). Systems Analysis and Design Methods 7th Edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Wulandari, Arini, 2014, Rancang Bangun E-Document Managemen System pada BMT Al Munawwarah Pusat, Universitas Islam Negeri Jakarta.


(6)

Link Website:

Asshiddiqie, Jimly. 2013. Pengenalan Tentang DKPP dalam Rangka Penegakkan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Dipetik Januari 10, 2015 http://www.jimly.com/makalah/namafile/171/Pengenalan_DKPP_para_Hak im_Agung_dan_Hakim_Tinggi.pdf

Ayu Dwi Lestari. 2014. Pengertian Fungsi, Jenis dan Bentuk Surat. Dipetik Januari 15, 2015 https://ayudwilestari101.wordpress.com/2014/05/02/pengertian-fungsi-jenis-dan-bentuk-surat/

Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Laporan Kajian Manajemen Konstruksi Alur Kerja untuk E-Layanan. Dipetik dipetik Mei 25, 2015, dari http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/rbi/KonstruksiAlurKerja.pdf

Jones, Fredrick L dan Rama, Dsaratha V. 2006. Accounting Information System. Kanada: A business Process Approach South Western Collegwe Publishing. Dipetik Januari 06, 2015, dari http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-1949-DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

Satzinger, John W., Robert B. Jackson, Stephen D Burd. (2009). Systems Analysis and Design in a Changing World, Fifth Edition. Course Technology, Cengage Learning. Dipetik Januari 06, 2015, dari

http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-1949-DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2009). Systems Analysis and Design Methods 7th Edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Dipetik Januari 06, 2015, dari http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-1949-DAFTAR%20PUSTAKA.pdf