Perencanaan arsitektur enterprise menggunakan Togaf versi 9: studi kasus Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)

(1)

i SKRIPSI

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN TOGAF VERSI 9 (STUDI KASUS : DEWAN KEHORMATAN

PENYELENGGARA PEMILU (DKPP))

Oleh :

Novia Widyaningsih NIM : 1110093000022

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

iv

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, September 2014


(5)

v ABSTRAK

NOVIA WIDYANINGSIH, Perencanaan Arsitektur Enterprise Menggunakan TOGAF Versi 9 (Studi Kasus : Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)). Di bawah bimbingan SYOPIANSYAH JAYA PUTRA dan ELSY RAHAJENG.

Sebagai lembaga pemerintahan yang melakukan penegakkan kode etik penyelenggara Pemilu, DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) belum memiliki sistem informasi dan teknologi informasi yang terintegrasi untuk mendukung aktivitasnya, seperti pengaduan, persidangan, dan administrasi umum. Berdasarkan fakta yang ada, maka akan dibuat penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan perencanaan arsitektur enterprise, menghasilkan arsitektur data untuk pengelolaan data, menghasilkan analisis biaya investasi TIK, dan menghasilkan solusi aktivitas serta solusi sistem informasi untuk membantu DKPP dalam pelayanan publik. Pada penelitian ini, perencanaan arsitektur enterprise dibuat menggunakan TOGAF (The Open Group Architecture Framework) dengan metode ADM (Architecture Development Method). Perencanaan arsitektur enterprise ini akan menghasilkan blueprint arsitektur bisnis, arsitektur aplikasi, arsitektur data, arsitektur teknologi, analisis gap pada setiap arsitektur, ROI (Return On Investment) untuk investasi TIK, serta roadmap implementasi aplikasi untuk DKPP.

Kata Kunci : Arsitektur, Enterprise, TOGAF Versi 9, Architecture Development Method.

V Bab + xxx Halaman + 355 Halaman + 120 Gambar + 52 Tabel + 26 Pustaka + 4 Lampiran


(6)

(7)

vi

KATA PENGANTAR Bismillaahirrohmaanirrohiim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatnya, Sang Maha Kehendak sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tuntunan dan petunjuk kepada umat manusia menuju kehidupan dan peradaban yang berkeadilan, serta para keluarga dan para sahabat yang dicintainya.

Penulis sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun, Penulis berharap skripsi ini dapat memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana (S1) dalam bidang Sistem Informasi dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi yang berjudul “Perencanaan Arsitektur Enterprise Menggunakan TOGAF Versi 9 (Studi Kasus : Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP))”, akhirnya dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan Penulis. Selama penyusunan skripsi ini tentunya ada banyak kesulitan dan hambatan yang Penulis hadapi, baik dalam pengumpulan bahan dan lain sebagainya. Namun, berkat kesungguhan hati dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga segala kesulitan tersebut dapat diatasi. Kebahagiaan yang tak ternilai bagi Penulis adalah dapat mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga, dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam menyukseskan harapan Penulis.

Sebagai bentuk penghargaan yang tak terlukiskan, izinkan Penulis menuangkan bentuk ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :


(8)

vii

1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Zulfiandri, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan dukungan baik secara moral maupun teknis serta motivasi selama melakukan penulisan skripsi ini.

4. Ibu Elsy Rahajeng, S.Kom, MTI sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan dukungan baik secara moral maupun teknis serta motivasi selama melakukan penulisan skripsi ini.

5. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan ilmunya selama Penulis duduk di bangku perkuliahan.

6. Bapak Yusuf, S.Si, MA, Ibu Ir. Dini Yamashinta, M.Si, Bapak DR. Osbin Samosir, M.Si, dan Bapak Sandhi Setiawan, S.Kom yang telah bersedia membimbing penulis selama melakukan riset di DKPP agar dapat memperoleh kelengkapan data yang dibutuhkan.

7. Orang tua tercinta, Ayahanda H. Carso Parmadi dan Ibunda Hj. Risnawati Suryani yang telah memberikan doa restu, semangat, dan motivasi untuk Penulis dalam melakukan setiap pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

8. Terima kasih juga untuk Teteh Saras yang sudah banyak memberi motivasi dan pelajaran untuk penulisan skripsi serta Alisya yang memberikan semangat kepada Penulis.


(9)

viii

9. Nuragisna Eka Sukmadiyana tersayang yang setia menemani Penulis dalam suka duka dan tidak henti-hentinya memberikan bantuan dan semangat agar Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.Teman-teman kelas seperjuangan, SI A 2010. Terima kasih atas kerja samanya selama ini.

11.Seluruh pihak yang telah berjasa terhadap proses penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi sedikitpun rasa terima kasih dari Penulis.

Akhirnya, atas segala bantuan dari semua pihak, Penulis berterima kasih dan berdoa kepada Allah SWT semoga apa yang telah diberikan, dijadikan sebagai amal kebajikan dan bermanfaat serta mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat kelak. Dan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Aamiin.

Jakarta, 8 September 2014


(10)

(11)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ...iii

HALAMAN PERNYATAAN ...iv

ABSTRAK ...v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR GAMBAR ...xvi

DAFTAR TABEL...xxv

DAFTAR SIMBOL ... xxviii

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Rumusan Masalah ...6

1.3. Batasan Masalah...7

1.4. Tujuan Penelitian ...8


(12)

x

1.6. Metodologi Penelitian ...9

1.7. Sistematika Penulisan...12

2. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Metode Pengumpulan Data ...14

2.1.1. Wawancara ...14

2.1.2. Observasi ...15

2.1.3. Studi Dokumen ...15

2.1.4. Tinjauan Pustaka ...15

2.2. Konsep Dasar Sistem Informasi dan Teknologi Informasi ...16

2.2.1. Sistem ...16

2.2.2. Informasi ...17

2.2.3. Sistem Informasi ...17

2.2.4. Komponen Sistem Informasi ...19

2.2.5. Teknologi Informasi ...22

2.3. Konsep Perencanaan Strategis Sistem Informasi ...25

2.3.1. Strategi SI/TI ...29

2.4. Metodologi Perencanaan Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi ...31

2.4.1. Metodologi Menurut The Open Group ...31

2.4.2. Metodologi Menurut Ward dan Peppard ...32

2.4.3. Metodologi Menurut Tozer ...32


(13)

xi

2.4.5. Alasan Pemilihan Metodologi ...33

2.5. Konsep Arsitektur Enterprise ...35

2.5.1. Enterprise ...35

2.5.2. Arsitektur ...36

2.5.3. Enterprise Architecture...37

2.6. TOGAF ...39

2.7. Metode TOGAF ADM ...41

2.7.1. Preliminary Phase ...43

2.7.2. Requirements Management ...45

2.7.3. Phase A : Architecture Vision ...47

2.7.4. Phase B : Business Architecture ...49

2.7.5. Phase C : Information System Architecture ...53

2.7.6. Phase D : Technology Architecture ...56

2.7.7. Phase E : Opportunities and Solutions ...58

2.7.8. Phase F : Migration Planning ...59

2.7.9. Phase G : Implementation Governance ...60

2.7.10.Phase H : Architecture Change Management ...62

2.7.11.Tools Pokok Pemodelan TOGAF ...64

2.8. Tools Perencanaan Arsitektur Enterprise ...66

2.8.1. Value Chain ...66

2.8.2. SOP (Standar Operasional Prosedur) ...71

2.8.3. Flowchart ...76


(14)

xii

2.8.5. UML (Unified Modelling Language) ...83

2.8.6. Principles Catalog ...92

2.8.7. Actor/Role Matrix ...94

2.8.8. Stakeholder Map Matrix ...96

2.8.9. Application Portfolio Catalog ...98

2.8.10.Application and User Location Diagram ...100

2.8.11.Technology Portfolio Catalog ...102

2.8.12.Platform Decomposition Diagram ...103

2.8.13.Communication Engineering Diagram ...104

2.8.14.Matrix Analisis Gap ...106

2.8.15.Pengukuran ROI (Return On Investment) ...108

2.8.16.Roadmap ...113

2.9. Penelitian Sejenis ...114

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data ...120

3.1.1. Metode Observasi ...120

3.1.2. Metode Wawancara ...121

3.1.3. Metode Studi Dokumen ...122

3.1.4. Metode Tinjauan Pustaka ...123

3.2. Metode Perencanaan Arsitektur Enterprise ...125

3.2.1. Preliminary Phase ...125


(15)

xiii

3.2.3. Phase A : Architecture Vision ...127

3.2.4. Phase B : Business Architecture ...127

3.2.5. Phase C : Information System Architecture ...128

3.2.5.1. Application Architecture ...128

3.2.5.2. Data Architecture ...129

3.2.6. Phase D : Technology Architecture ...129

3.2.7. Phase E : Opportunities and Solutions ...130

3.2.8. Phase F : Migration Planning ...130

3.3. Kerangka Berpikir ...131

4. BAB IV PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE 4.1. Preliminary Phase ...132

4.1.1. Prinsip-Prinsip Perencanaan Arsitektur Enterprise ...132

4.1.2. Identifikasi 5W + 1H untuk Perancangan Arsitektur ....135

4.2. Requirements Management ...137

4.2.1. Kondisi Sistem Berjalan ...137

4.2.2. Issue Organisasi ...173

4.2.3. Solusi Aktivitas ...180

4.2.4. Solusi Sistem Informasi ...182

4.2.5. Data Inventaris Sarana dan Prasarana Pendukung TIK.184 4.3. Phase A: Architecture Vision ...185

4.3.1. Profil Organisasi ...185


(16)

xiv

4.3.3. Struktur Organisasi dan Tupoksi ...196

4.3.4. Analisis Value Chain ...200

4.3.4.1. Aktivitas Utama ...201

4.3.4.2. Aktivitas Pendukung ...203

4.3.5. Struktur Organisasi Usulan ...205

4.3.6. Pelatihan yang Diusulkan ...209

4.3.7. Hubungan Stakeholder dan Aktivitas Organisasi ...211

4.4. Phase B : Business Architecture ...219

4.4.1. Pemetaan Layanan Bisnis, Proses Bisnis, dan Fungsi Bisnis di DKPP ...219

4.4.2. Rancangan Arsitektur Bisnis...241

4.4.3. Analisis Actor/Role Matrix ...258

4.5. Phase C :Information System Architecture ...264

4.5.1. Application Architecture ...264

4.5.2. Data Architecture...284

4.6. Phase D : Technology Architecture ...301

4.6.1. Infrastruktur Jaringan ...301

4.6.2. Platform Teknologi ...310

4.6.3. Konfigurasi Software dan Hardware ...311

4.7. Phase E : Opportunities and Solutions ...316

4.7.1. Analisis Gap...316

4.7.2. Penghitungan ROI Investasi TIK ...342


(17)

xv

4.8.1. Urutan Implementasi Aplikasi ...345 4.8.2. Roadmap Urutan Implementasi Aplikasi ...347

5. BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ...349 5.2. Saran ...350

6. DAFTAR PUSTAKA ...352 7. LAMPIRAN


(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Metodologi Kerekayasaan Informasi ... 28

Gambar 2.2 TOGAF ADM ... 43

Gambar 2.3 Value Chain ... 69

Gambar 2.4 Value Chain di DKPP ... 71

Gambar 2.5 Contoh SOP AP di DKPP ... 76

Gambar 2.6 Contoh Rich Picture ... 82

Gambar 2.7 Use Case Diagram ... 89

Gambar 2.8 Class Diagram ... 92

Gambar 2.9 Application and User Location Diagram ... 101

Gambar 2.10 Platform Decomposition Diagram ... 104

Gambar 2.11 Communication Engineering Diagram ... 106

Gambar 2.12 Matrix Analisis Gap Arsitektur Bisnis Monitoring & Evaluasi 108 Gambar 2.13 Roadmap Implementasi Aplikasi ... 114

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ... 132

Gambar 4.1 Flowchart Sistem Berjalan Level 0 ... 139

Gambar 4.2 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Pengaduan Level 1 ... 141

Gambar 4.3 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Persidangan Level 1 ... 142

Gambar 4.4 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Kepegawaian Level 1 ... 143

Gambar 4.5 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Keuangan Level 1... 145

Gambar 4.6 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Inventaris Level 1 ... 147


(19)

xvii

Gambar 4.8 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Monitoring dan Evaluasi Level 1 ... 152 Gambar 4.9 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Publikasi dan Sosialisasi Level 1 ... 154 Gambar 4.10 Flowchart Sistem Berjalan Administrasi Persuratan Level 2... 156 Gambar 4.11 Flowchart Sistem Berjalan Administrasi Persuratan Perkara Pengaduan Langsung Bawaslu Provinsi di DKPP Level 2 ... 158

Gambar 4.12 Flowchart Sistem Berjalan Administrasi Persuratan Perkara Pengaduan Level 2... 160

Gambar 4.13 Flowchart Sistem Berjalan Administrasi Persuratan Nota Dinas Level 2 ... 161 Gambar 4.14 Flowchart sistem Berjalan Administrasi Persuratan Hasil Verifikasi Dismiss Level 2 ... 162 Gambar 4.15 Flowchart Sistem Berjalan Administrasi Persuratan Hasil

Verifikasi BMS Level 2 ... 164 Gambar 4.16 Flowchart Sistem Berjalan Administrasi Persuratan Undangan Rapat Verifikasi Materiil Level 2 ... 165 Gambar 4.17 Flowchart Sistem Berjalan Pemanggilan Pengadu dan Teradu Level 2 ... 167 Gambar 4.18 Flowchart Sistem Berjalan Rapat Pleno Putusan Level 2 ... 168 Gambar 4.19 Flowchart Sistem Berjalan Disposisi Penyerahan Berkas Perkara ke Bagian Persidangan Level 2. ... 169


(20)

xviii

Gambar 4.20 Flowchart Sistem Berjalan Disposisi Penetapan Jadwal Sidang

Level 2 ... 170

Gambar 4.21 Flowchart Sistem Berjalan Disposisi Pembuatan Maklumat Level 2 ... 171

Gambar 4.22 Flowchart Sistem Berjalan Kearsipan Level 2 ... 172

Gambar 4.23 Struktur Organisasi DKPP ... 190

Gambar 4.24 Analisis Value Chain DKPP ... 200

Gambar 4.25 Struktur Organisasi Usulan ... 206

Gambar 4.26 Tree Diagram Pemetaan Layanan Bisnis, Proses Bisnis, dan Fungsi Bisnis DKPP... 220

Gambar 4.27 Layanan Bisnis di DKPP ... 221

Gambar 4.28 (a) Proses Bisnis pada Pelayanan Umum DKPP ... 221

Gambar 4.28 (b) Proses Bisnis pada Pelayanan Pendukung DKPP ... 222

Gambar 4.28 (c) Sub Proses Bisnis pada Proses Bisnis Administrasi DKPP 222

Gambar 4.28 (d) Sub Proses Bisnis Level 2 pada Sub Proses Bisnis Persuratan ... 223

Gambar 4.29 (a) Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Pengaduan ... 223

Gambar 4.29 (b) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Penerimaan & Registrasi Pengaduan ... 224

Gambar 4.29 (c) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Analisis dan Verifikasi Perkara... 225

Gambar 4.29 (d) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Verifikasi Materiil . 225 Gambar 4.30 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Persidangan ... 226


(21)

xix

Gambar 4.31 (a) Fungsi Bisnis pada Sub proses Bisnis Persuratan ... 227 Gambar 4.31 (b) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Persuratan Perkara . 227 Gambar 4.31 (c) Keterangan Persuratan Nota Dinas sebagai Fungsi Bisnis

Terkecil ... 228 Gambar 4.31 (d) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Persuratan

Pemberitahuan ... 228 Gambar 4.31 (e) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Persuratan

Undangan ... 229 Gambar 4.31 (f) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Disposisi ... 230 Gambar 4.32 (a) Fungsi Bisnis pada Sub Proses Bisnis Kearsipan ... 230 Gambar 4.32 (b) Sub Fungsi Bisnis dari Fungsi Bisnis Pengarsipan Berkas. 231 Gambar 4.33 (a) Fungsi Bisnis pada Sub Proses Bisnis Kepegawaian ... 231 Gambar 4.33 (b) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Rekrutmen

Pegawai ... 232 Gambar 4.33 (c) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Pengelolaan

Pegawai ... 232 Gambar 4.34 (a) Fungsi Bisnis pada Sub Proses Bisnis Keuangan ... 233 Gambar 4.34 (b) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Pengelolaan

Anggaran ... 233 Gambar 4.34 (c) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Akuntansi

Keuangan... 234 Gambar 4.35 (a) Fungsi Bisnis pada Sub Proses Bisnis Inventaris ... 234


(22)

xx

Gambar 4.35 (b) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Pengelola BMN (Barang Milik Negara) ... 235 Gambar 4.35 (c) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Pengguna BMN (Barang Milik Negara) ... 235 Gambar 4.36 (a) Fungsi Bisnis pada Sub Proses Bisnis Procurement

(Pengadaan) ... 236 Gambar 4.36 (b) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Persiapan Procurement (Pengadaan) Barang/Jasa ... 236 Gambar 4.36 (c) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Pelaksanaan Procurement (Pengadaan) Barang/Jasa ... 237 Gambar 4.37 (a) Fungsi Bisnis pada Sub Proses Bisnis Monitoring dan

Evaluasi ... 237 Gambar 4.37 (b) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Monitoring ... 238 Gambar 4.37 (c) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Evaluasi... 238 Gambar 4.38 (a) Fungsi Bisnis pada Sub Proses Bisnis Publikasi dan

Sosialisasi ... 239 Gambar 4.38 (b) Keterangan Pendokumentasian Kegiatan DKPP sebagai Fungsi Bisnis Terkecil ... 239 Gambar 4.38 (c) Keterangan Pengumpulan Data untuk Dipublikasikan &

Disosialisasikan sebagai Fungsi Bisnis Terkecil ... 240 Gambar 4.38 (d) Keterangan Publikasi & sosialisasi Informasi dari DKPP

sebagai Fungsi Bisnis Terkecil... 240 Gambar 4.39 Rancangan Arsitektur Bisnis Aktivitas Pengaduan ... 241


(23)

xxi

Gambar 4.40 Rancangan Arsitektur Bisnis Aktivitas Persidangan ... 243 Gambar 4.41 Rancangan Arsitektur Bisnis Aktivitas Persuratan ... 245 Gambar 4.42 Rancangan Arsitektur Bisnis Aktivitas Kearsipan ... 247 Gambar 4.43 Rancangan Arsitektur Bisnis Aktivitas Kepegawaian ... 249 Gambar 4.44 Rancangan Arsitektur Bisnis Aktivitas Keuangan ... 250 Gambar 4.45 Rancangan Arsitektur Bisnis Aktivitas Inventaris ... 252 Gambar 4.46 Rancangan Arsitektur Bisnis Aktivitas Procurement ... 253 Gambar 4.47 Rancangan Arsitektur Bisnis Aktivitas Monitoring dan

Evaluasi ... 255 Gambar 4.48 Rancangan Arsitektur Bisnis Aktivitas Publikasi dan

Sosialisasi ... 257 Gambar 4.49 Application and User Location Diagram ... 266 Gambar 4.50 Arsitektur Aplikasi E-Pengaduan ... 268 Gambar 4.51 Arsitektur Aplikasi E-Persidangan ... 270 Gambar 4.52 Arsitektur Aplikasi E-Persuratan ... 272 Gambar 4.53 Arsitektur Aplikasi E-Kearsipan... 274 Gambar 4.54 Arsitektur Aplikasi E-Kepegawaian ... 275 Gambar 4.55 Arsitektur Aplikasi E-Keuangan... 277 Gambar 4.56 Arsitektur Aplikasi E-Inventaris ... 278 Gambar 4.57 Arsitektur Aplikasi E-Procurement ... 280 Gambar 4.58 Arsitektur Aplikasi E-Monev ... 282 Gambar 4.59 Arsitektur Aplikasi Website DKPP ... 283 Gambar 4.60 Arsitektur Data E-Pengaduan ... 285


(24)

xxii

Gambar 4.61 Arsitektur Data E-Persidangan ... 286 Gambar 4.62 Arsitektur Data E-Persuratan ... 288 Gambar 4.63 Arsitektur Data E-Kearsipan... 290 Gambar 4.64 Arsitektur Data E-Kepegawaian ... 292 Gambar 4.65 Arsitektur Data E-Keuangan... 293 Gambar 4.66 Arsitektur Data E-Inventaris ... 295 Gambar 4.67 Arsitektur Data E-Procurement ... 296 Gambar 4.68 Arsitektur Data E-Monev ... 298 Gambar 4.69 Arsitektur Data Website DKPP ... 299 Gambar 4.70 Arsitektur Jaringan Awal di DKPP... 302 Gambar 4.71 (a) Arsitektur Jaringan Usulan Keseluruhan di DKPP ... 305 Gambar 4.71 (b) Arsitektur Jaringan Usulan Subbagian Publikasi & Sosialisasi di DKPP ... 306 Gambar 4.71 (c) Arsitektur Jaringan Usulan Subbagian Tata Usaha & Protokol di DKPP... 306 Gambar 4.71 (d) Arsitektur Jaringan Usulan Subbagian Penerimaan & Registrasi Pengaduan di DKPP ... 307 Gambar 4.71 (e) Arsitektur Jaringan Usulan Subbagian Monitoring & Evaluasi di DKPP... 307 Gambar 4.71 (f) Arsitektur Jaringan Usulan Subbagian Analisis & Verifikasi Wilayah I/II di DKPP ... 308 Gambar 4.71 (g) Arsitektur Jaringan Usulan Subbagian Pemanggilan di DKPP... 308


(25)

xxiii

Gambar 4.71 (h) Arsitektur Jaringan Usulan Subbagian Persidangan di DKPP... 309 Gambar 4.71 (i) Arsitektur Jaringan Usulan Subbagian Risalah & Dokumen Perkara di DKPP ... 309 Gambar 4.72 Platform Teknologi ... 311 Gambar 4.73 Roadmap Urutan Implementasi Aplikasi... 347


(26)

xxiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Simbol Business Service, Business Process, dan Business Function ... 53 Tabel 2.2 Tools Pokok untuk Pemodelan TOGAF ... 65 Tabel 2.3 Daftar Simbol pada Flowchart ... 79 Tabel 2.4 Daftar Simbol Use Case Diagram... 86 Tabel 2.5 Daftar Simbol Class Diagram ... 91 Tabel 2.6 Principles Catalog ... 94 Tabel 2.7 Actor/Role Matrix ... 95 Tabel 2.8 Stakeholder Map Matrix ... 98 Tabel 2.9 Application Portfolio Catalog ... 99 Tabel 2.10 Technology Portfolio Catalog ... 103 Tabel 2.11 Biaya Investasi Awal ... 111 Tabel 2.12 Estimasi Biaya dalam 5 Tahun ... 112 Tabel 2.13 Penghitungan ROI ... 113 Tabel 3.1 Perbandingan Penelitian Sejenis ... 124 Tabel 4.1 Principle Catalog ... 135 Tabel 4.2 Identifikasi 5W + 1H ... 137 Tabel 4.3 Permasalahan Organisasi ... 174 Tabel 4.4 Solusi Aktivitas ... 180 Tabel 4.5 Solusi Sistem Informasi... 182 Tabel 4.6 Data Inventaris Sarana dan Prasarana Pendukung TIK... 191 Tabel 4.7 Daftar Pelatihan Usulan... 209


(27)

xxv

Tabel 4.8 Stakeholder Map Matrix ... 212 Tabel 4.9 Penjelasan Keterlibatan Stakeholder di Setiap Aktivitas ... 213 Tabel 4.10 Actor/Role Matrix ... 259 Tabel 4.11 Application Portfolio Catalog ... 264 Tabel 4.12 Rekapitulasi Kebutuhan TIK DKPP... 303 Tabel 4.13 Konfigurasi Hardware Server ... 312 Tabel 4.14 Konfigurasi Hardware Switch ... 312 Tabel 4.15 Konfigurasi Hardware Print Server ... 313 Tabel 4.16 Konfigurasi Software Server ... 313 Tabel 4.17 Technology Portfolio Catalog ... 315 Tabel 4.18 Analisis Gap Arsitektur Bisnis Pengaduan ... 318 Tabel 4.19 Analisis Gap Arsitektur Bisnis Persidangan ... 319 Tabel 4.20 Analisis Gap Arsitektur Bisnis Persuratan ... 320 Tabel 4.21 Analisis Gap Arsitektur Bisnis Kearsipan... 322 Tabel 4.22 Analisis Gap Arsitektur Bisnis Kepegawaian ... 323 Tabel 4.23 Analisis Gap Arsitektur Bisnis Keuangan... 324 Tabel 4.24 Analisis Gap Arsitektur Bisnis Inventaris ... 325 Tabel 4.25 Analisis Gap Arsitektur Bisnis Procurement ... 326 Tabel 4.26 Analisis Gap Arsitektur Bisnis Monitoring & Evaluasi ... 328 Tabel 4.27 Analisis Gap Arsitektur Bisnis Publikasi & Sosialisasi ... 329 Tabel 4.28 Analisis Gap Arsitektur Aplikasi ... 330 Tabel 4.29 Analisis Gap Arsitektur Data Pengaduan ... 331 Tabel 4.30 Analisis Gap Arsitektur Data Persidangan ... 332


(28)

xxvi

Tabel 4.31 Analisis Gap Arsitektur Data Persuratan ... 333 Tabel 4.32 Analisis Gap Arsitektur Data Kearsipan ... 334 Tabel 4.33 Analisis Gap Arsitektur Data Kepegawaian ... 335 Tabel 4.34 Analisis Gap Arsitektur Data Keuangan ... 336 Tabel 4.35 Analisis Gap Arsitektur Data Inventaris ... 337 Tabel 4.36 Analisis Gap Arsitektur Data Procurement ... 338 Tabel 4.37 Analisis Gap Arsitektur Data Monitoring & Evaluasi ... 339 Tabel 4.38 Analisis Gap Arsitektur Data Publikasi & Sosialisasi ... 340 Tabel 4.39 Analisis Gap Arsitektur Teknologi ... 341 Tabel 4.40 Biaya Investasi Awal ... 342 Tabel 4.41 Estimasi Biaya Selama 5 Tahun ... 343 Tabel 4.42 Penghitungan ROI ... 344


(29)

xxvii

DAFTAR SIMBOL

Simbol Flowchart

(Yatini, 2010 : 32-33)

Simbol

Nama Keterangan

Terminator Digunakan untuk menandai awal dan akhir dari suatu flowchart. Input-Output Digunakan untuk

mempresentasikan fungsi input-output. Pencabangan / Keputusan Digunakan untuk melakukan pencabangan, yaitu pemeriksaan terhadap suatu kondisi.

Proses / Penugasan Digunakan untuk kegiatan pemrosesan input, pada simbol ini kita dapat menuliskan operasi-operasi yang dikenakan pada input. Arah aliran Digunakan untuk

menghubungkan setiap langkah dalam

flowchart dan

menunjukkan ke mana arah aliran diagram. Konektor On Page Digunakan untuk

menghubungkan satu langkah dengan langkah


(30)

xxviii

lain dalam satu halaman.

Konektor Off Page Digunakan untuk menghubungkan suatu langkah dengan langkah lain dalam halaman yang berbeda.

Preparasi / Persiapan Digunakan untuk proses inisialisasi / pemberian harga awal (misalnya dalam melakukan iterasi).

Simbol Use Case Diagram

(A.S. & Shalahuddin, 2011 : 131-133)

Simbol Deskripsi

Use Case Fungsionalitas yang disediakan

sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor.

Aktor (actor) Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri.

Asosiasi (association) Komunikasi antara aktor dan use case yang berpartisipasi pada use case.


(31)

xxix

Ekstensi (extend) Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan.

Generalisasi (generalization) Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum – khusus) antara dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnya.

Menggunakan (include)

Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use case ini.

Simbol Use Case Diagram

(A.S. & Shalahuddin, 2011 : 123)

Simbol Deskripsi


(32)

xxx

Antarmuka (interface) Sama seperti konsep interface dalam pemrograman berorientasi objek.

Asosiasi (association) Relasi antar kelas dengan makna umum.

Asosiasi berarah (directed association) Relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lain.

Generalisasi (generalization) Relasi antar kelas dengan makna generalisasi – spesialisasi (umum – khusus).

Kebergantungan (depedency) Relasi antar kelas dengan makna kebergantungan antar kelas.

Simbol Business Service, Business Process, Business Function

(The Open Group, 2009 : 50 dan 79)

Simbol Keterangan

Business Service

Layanan yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk customer internal atau eksternal organisasi.

Business Process

Elemen tindakan berdasarkan pada urutan aktivitas. Proses bisnis dimaksudkan untuk menetapkan sekumpulan produk atau layanan bisnis.


(33)

xxxi Business Function

Elemen tindakan berdasarkan pada sekumpulan kriteria yang dipilih (kriteria yang dibutuhkan sumber daya bisnis).

Triggering

Triggering menjelaskan tentang hubungan sebab-akibat antara proses-proses.

Flow

Flow menjelaskan tentang pertukaran informasi atau nilai diantara proses bisnis dan fungsi bisnis.


(34)

(35)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peranan sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) dalam menjalankan proses bisnis di era informasi saat ini sangat diperlukan. SI/TI memiliki beberapa peran penting dalam suatu organisasi, antara lain untuk menjadi sarana yang membantu organisasi dalam mewujudkan integrasi antara bagian manajemen dan operasional, meningkatkan kualitas layanan kepada konsumen, dan membantu untuk proses pengambilan keputusan. SI/TI pun berfungsi sebagai sarana untuk membantu organisasi dalam merealisasikan tujuan strategisnya. Hubungan SI/TI dengan organisasi saling mempengaruhi. Oleh karena itu, SI/TI harus disesuaikan dengan organisasi agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan pada bagian yang membutuhkan di dalam organisasi. Selain itu, pemanfaatan SI/TI juga dapat memberi pengaruh kepada organisasi untuk memperoleh keuntungan dan peluang (Loudon dalam Rapiyadi, 2009 : 2)

Sebuah organisasi membutuhkan penggalian kebutuhan bisnis serta mengevaluasi sumber daya SI/TI yang dimiliki, sehingga diperoleh peluang yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan oleh stakeholder yang terlibat di dalam organisasi. Pada saat ini, sebuah organisasi tidak cukup hanya memiliki strategi bisnis saja untuk menghadapi persaingan. Strategi bisnis yang dituangkan dalam business plan harus dilengkapi dengan strategi SI/TI untuk memanfaatkan penggunaan SI/TI secara optimal. Jika dalam lembaga


(36)

2

pemerintahan, konteks strategi bisnis akan menjadi strategi aktivitas dan konteks business plan akan menjadi activity plan (rencana kegiatan) karena pada lembaga pemerintahan bukan merupakan suatu perusahaan yang bergerak pada bidang bisnis.

Sering kita jumpai bahwa penerapan SI/TI kurang berpengaruh dalam peningkatan kinerja organisasi. Hal ini terjadi karena implementasi SI/TI organisasi sangat kompleks dan dipengaruhi faktor struktur organisasi, prosesur operasi standar (SOP), politik, budaya, lingkungan, dan keputusan manajemen (Loudon dalam Rapiyadi, 2009 : 2). Penyebab utama kegagalan suatu organisasi dalam menerapkan SI/TI adalah karena kurangnya perencanaan yang matang terhadap implementasi SI/TI.

Perencanaan implementasi SI/TI harus diselaraskan antara strategis SI/TI dan strategi SI/TI (Ward dan Peppard, 2002). Perencanaan strategis SI/TI wajib diperlukan oleh setiap organisasi yang akan memanfaatkan SI/TI dan akan digunakan untuk menjadi acuan dalam melakukan investasi SI/TI. Tanpa perencanaan strategis yang jelas, maka investasi SI/TI yang akan dilakukan menjadi berjalan tanpa arah dan kontribusi yang dihasilkan tidak maksimal dan tidak selaras dengan tujuan yang diinginkan. Menurut Doherty et al. (dalam Rapiyadi, 2009 : 3), perencanaan arsitektur enterprise dapat membantu organisasi dalam menentukan prioritas dalam perencanaan dan pengembangan sistem informasi secara efisien, efektif dan memiliki nilai strategik yang selaras dengan strategi organisasi, serta dapat menciptakan keunggulan kompetitif.


(37)

3

Menurut survei yang dilakukan oleh Center for Technology in Government (dalam Rapiyadi, 2009 : 4), ada lima penyebab kegagalan penerapan perencanaan arsitektur enterprise pada sektor pemerintahan, yaitu : (1) Kurangnya dukungan dan penerimaan organisasi, dalam hal kurangnya dukungan top manajemen atau tidak adanya komitmen stakeholder yang akan menggunakan SI/TI. (2) Kegagalan evaluasi dan perancangan proses bisnis (aktivitas). (3) Kurangnya pemahaman dari keunggulan dan kekurangan teknologi. (4) Tidak terciptanya keselarasan antara tujuan organisasi dengan sasaran implementasi SI/TI. (5) Adanya harapan yang tidak realistis, karena tidak melihat kemampuan organisasi dari aspek sumber daya pendanaan, sumber daya manusia, dan faktor penting lainnya.

Agar suatu perencanaan strategis dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan sebuah tool yang digunakan untuk menyediakan struktur dasar organisasi pada perusahaan secara menyeluruh serta dapat menggambarkan hubungan antar aspek-aspek yang ada di dalamnya. Tool yang dimaksud adalah EA (Enterprise Architecture) (Pratiwi, 2013).

EA merupakan kerangka kerja untuk merencanakan, merancang, dan mengelola infrastruktur SI/TI, serta mampu mengintegrasikan SI/TI di dalam suatu arsitektur. EA dikonsentrasikan pada infrastruktur yang meliputi hardware, software, dan network untuk dapat bekerja secara bersama dengan misi, sasaran, dan tujuan organisasi untuk menjalankan proses bisnis organisasi dengan didukung oleh Teknologi Informasi (Widodo, 2010).


(38)

4

Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) merupakan lembaga pemerintah untuk menegakkan dan menjaga kemandirian, integritas, dan kredibilitas penyelenggara Pemilu. DKPP dibentuk untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan pengaduan atau laporan dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan anggota KPU, anggota Bawaslu, dan jajaran di bawahnya. Lingkungan DKPP saat ini memanfaatkan SI/TI sebagai penggerak bisnis utama di dalam proses pengelolaan dan pengarsipan dokumen pengaduan, putusan sidang dan maklumat, serta di dalam proses pengelolaan persidangan. Proses pengelolaan persidangan seharusnya terintegrasi dengan proses pengelolaan dokumen pengaduan dan putusan sidang. Jika semua aktivitas tersebut terintegrasi maka kinerja pegawai dan layanan DKPP akan menjadi lebih efektif dan efisien. Pengarsipan dokumen pengaduan dan persidangan pun menjadi lebih mudah.

Tetapi, pada kenyataannya proses-proses tersebut belum saling terintegrasi dalam suatu sistem. Hal ini terjadi karena DKPP belum memiliki perencanaan strategis SI/TI yang dapat mengidentifikasi portfolio aplikasi SI berbasis komputer yang akan mendukung DKPP dalam melaksanakan proses bisnis dan merealisasikan tujuan bisnisnya. DKPP juga membutuhkan perencanaan strategis SI/TI untuk menjelaskan alat, teknik, dan kerangka kerja bagi manajemen untuk menyelaraskan strategi SI/TI dengan strategi bisnis, bahkan untuk mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif (Ward dan Peppard, 2002).


(39)

5

Untuk proses verifikasi pengaduan, masyarakat yang memasukkan pengaduan ke DKPP mengalami kesulitan untuk melakukan pemeriksaan apakah laporan pengaduan mereka sudah terverifikasi atau justru laporan pengaduannya ditolak karena masih ada berkas-berkas yang belum lengkap.

Agar investasi DKPP dalam bidang SI/TI dapat tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan, maka dibutuhkan suatu perencanaan strategis menggunakan arsitektur-arsitekur utama untuk memetakan kebutuhan SI/TI di DKPP. Arsitektur-arsitektur utama yang dimaksud, yaitu arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi.

Berdasarkan assessment yang telah dilakukan oleh tim internal DKPP sebelumnya, ternyata DKPP belum memiliki Perencanaan arsitektur enterprise (PSSI). PSSI merupakan fondasi untuk pelaksanaan tata kelola SI/TI yang baik. Tanpa adanya PSSI, penerapan SI/TI di lingkungan DKPP tidak akan memberikan layanan yang memadai secara efektif dan efisien, serta akan berdampak dengan tingginya biaya investasi dan operasional TIK.

Untuk mengintegrasikan kegiatan dan memenuhi kebutuhan infrastruktur SI/TI yang efektif dan efisien pada DKPP, maka diperlukan perencanaan strategis untuk sistem informasi dan teknologi informasi untuk menyelaraskan strategi SI/TI dengan strategi bisnis. DKPP belum memiliki arsitektur bisnis untuk memetakan aktivitas utama, yaitu pengaduan, persidangan, pengarsipan, dan aktivitas pendukung, yaitu kepegawaian, inventaris, procurement, keuangan, serta monitoring dan evaluasi. Belum adanya arsitektur sistem informasi yang menggambarkan arsitektur data dan arsitektur aplikasi untuk


(40)

6

mendukung aktivitas dan melakukan pemrosesan data yang sesuai dengan kebutuhan di DKPP. Proses pendataan dan investasi software, hardware, dan networking pada DKPP belum dapat dikontrol dengan baik karena belum adanya arsitektur teknologi untuk pemetaan kebutuhan software, hardware, dan networking.

Berdasarkan fakta yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan kajian studi dengan judul penelitian “PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN TOGAF VERSI 9 (STUDI KASUS : DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA

PEMILU (DKPP))” untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar

sarjana sistem informasi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. DKPP belum memiliki perencanaan arsitektur enterprise untuk penyelarasan strategi aktivitas dan strategi SI/TI.

2. Kegiatan DKPP yang belum sepenuhnya memanfaatkan SI/TI untuk efisiensi pengelolaan data.

3. Pemanfaatan biaya investasi teknologi yang tidak ekonomis.

4. Pelayanan publik yang belum maksimal untuk bagian pengaduan dan persidangan.


(41)

7

Dari masalah yang telah diidentifikasi, maka dapat dirumuskan masalah

“Bagaimana membuat perencanaan arsitektur enterprise pada DKPP agar dapat

mendukung tugasnya dalam menjaga dan menegakkan kemandirian, integritas, dan kredibilitas penyelenggara Pemilu?”

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka batasan masalah penelitian iniadalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada Biro Administrasi Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) pada Bagian Administrasi Umum, Administrasi Pengaduan, dan Administrasi Persidangan.

2. Perencanaan arsitektur enterprise dilakukan hanya pada aktivitas utama, yaitu pengaduan, persidangan, dan administrasi umum (kearsipan, persuratan, kepegawaian, inventaris, monitoring dan evaluasi, publikasi dan sosilaisasi, procurement dan keuangan).

3. Framework yang digunakan pada penelitian ini adalah The Open Group Framework (TOGAF) Versi 9 dengan menggunakan Architecture Development Method (ADM) sebagai metode pengembangan arsitektur. Penelitian ini dibatasi hanya pada fase preliminary, arsitektur visi, arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi, peluang dan solusi, serta perencanaan migrasi. Penelitian ini tidak membahas fase tata kelola implementasi dan manajemen perubahan arsitektur.


(42)

8

4. Tools yang digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan model arsitektur, yaitu Rich Picture, Analisis Value Chain, UML (Unified Model Language), Principle Catalog, Stakeholder Map Matrix, Actor/Role Matrix, Application Portfolio Catalog, Application and User Location Diagram, Technology Portfolio Catalog, Platform Decomposition Diagram, Communication Engineering Diagram, Matrix Gap Analysis, Return of Investment (ROI), dan Roadmap. Diagram UML yang digunakan, yaitu Use Case Diagram dan Class Diagram.

1.4. Tujuan Penelitian

Ada dua tujuan dalam penelitian ini, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah menghasilkan perencanaan arsitektur enterprise untuk menyelaraskan strategi aktivitas dan strategi SI/TI pada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu menghasilkan :

1) Arsitektur data dalam memanfaatkan SI/TI untuk pengelolaan data.

2) Analisis biaya investasi menggunakan ROI (Return On Investment) agar investasi TIK menjadi lebih ekonomis.

3) Solusi aktivitas dan solusi sistem informasi untuk membantu DKPP dalam melakukan pelayanan publik (pengaduan dan persidangan).


(43)

9

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja sistem informasi pada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu dari perencanaan arsitektur enterprise yang akan dibuat.

2. Membantu Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu mengidentifikasi informasi kegiatan, merencanakan, dan mengimplementasikan strategi untuk memperoleh nilai dan manfaat kegiatan yang lebih besar.

3. Membantu Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu dalam membangun Sistem Informasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kegiatan strategis organisasi.

4. Membantu Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu dalam menentukan teknologi yang akan dikembangkan untuk menunjang sistem informasi yang akan dibangun.

1.6 Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode pada saat mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan. Penulis menggunakan empat metode pengumpulan data, yaitu:

1. Wawancara, yaitu pengumpulan data untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Guritno, Sudaryono & Rahardja, 2011).

2. Observasi, yaitu pengamatan langsung ke obyek penelitian untuk melihat kegiatan yang dilakukan dari dekat (Guritno, Sudaryono & Rahardja, 2011).


(44)

10

3. Studi Dokumen, yaitu memperoleh data langsung dari buku-buku, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, data penelitian, dll (Guritno, Sudaryono & Rahardja, 2011).

4. Tinjauan Pustaka, yaitu meninjau penelitian-penelitian sebelumnya untuk menghindari pembuatan ulang penelitian atau untuk menyempurnakan penelitian sebelumnya (Guritno, Sudaryono & Rahardja, 2011).

Untuk metodologi perencanaan arsitektur enterprise, penulis menggunakan metodologi TOGAF Versi 9. Ada 8 tahap yang akan dilakukan pada penelitian ini, yaitu :

1. Preliminary Phase, yaitu fase awal untuk persiapan perencanaan arsitektur enterprise. Tahapan ini dilakukan agar pemodelan arsitektur dapat berjalan dengan baik.

2. Requirement Management, yaitu proses analisis dan pengelolaan kebutuhan arsitektur di seluruh fase ADM. Pada fase ini akan dijelaskan sistem yang sedang berjalan (as – is system). Pada tahap ini juga akan dibuat solusi dari permasalahan yang telah dianalisis berdasarkan sistem yang sedang berjalan (as-is system).

3. Phase A : Architecture Vision, fase untuk menentukan lingkup arsitektur yang akan dikembangkan dan menciptakan pandangan yang seragam mengenai pentingnya arsitektur enterprise guna mencapai tujuan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk strategi.

4. Phase B : Business Architecture, fase untuk menentukan model aktivitas yang menggambarkan strategi layanan serta aspek lingkungan aktivitas


(45)

11

(organisasi, fungsi, proses, dan informasi) berdasarkan pada prinsip aktivitas, tujuan aktivitas, dan penggerak strategi.

5. Phase C : Information System Architecture, fase yang terdiri atas arsitektur data yang menetapkan tipe dan sumber utama data yang diperlukan untuk mendukung aktivitas dan arsitektur aplikasi yang menetapkan jenis sistem aplikasi utama yang dibutuhkan untuk mengolah data dan mendukung aktivitas.

6. Phase D : Technology Architecture, fase yang memetakan komponen aplikasi yang telah ditetapkan pada fase arsitektur aplikasi ke dalam satu set komponen teknologi yang mewakili komponen software dan hardware. 7. Phase E : Opportunities and Solution, fase untuk mengevaluasi dan memilih alternatif implementasi dan identifikasi parameter strategis penilaian keterkaitan antara biaya dan manfaat.

8. Phase F : Migration Planning, fase untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi menjadi urutan prioritas.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, penulis akan menyajikan pembahasan dalam lima pokok bahasan yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :


(46)

12

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metode penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan teori-teori dasar yang terkait dengan teori pengumpulan data, teori sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI), teori perencanaan arsitektur enterprise, teori arsitektur enterprise, teori framework TOGAF, metode TOGAF ADM, dan teori diagram-diagram yang akan digunakan untuk memodelkan serta menjelaskan arsitektur yang akan dirancang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi metode pengumpulan data, kerangka penelitian, serta langkah-langkah yang digunakan terkait dengan perencanaan arsitektur enterprise menggunakan metode TOGAF ADM. Pada bab ini akan dijelaskan hal-hal apa saja yang akan dilakukan penulis dalam setiap fase TOGAF ADM untuk memodelkan dan merancang arsitektur.

BAB IV PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE

Pada bab ini akan diuraikan hasil dari pengumpulan data saat penelitian untuk kemudian dilanjutkan dengan menganalisis data-data tersebut supaya dapat dibuat perencanaan arsitektur enterprise menggunakan metode TOGAF ADM bagi Dewan Kehormatan


(47)

13

Penyelenggara Pemilu (DKPP). Perencanaan arsitektur enterprise dibuat dengan cara memodelkan dan merancang visi arsitektur, arsitektur bisnis (aktivitas), arsitektur sistem informasi, dan arsitektur teknologi. Selain membuat arsitektur, pada bab ini juga akan dijelaskan mengenai evaluasi dan analisis gap antara sistem yang sedang berjalan (as –is system) dengan sistem yang akan diusulkan (to – be system) melalui pemodelan dan perancangan arsitektur.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri atas kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan beserta saran-saran untuk perbaikan dari hasil penelitian ini.


(48)

(49)

14

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lainnya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan, tergantung pada masalah yang dihadapi (Guritno et al. , 2011 : 125).

2.1.1 Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit (Guritno et al. , 2011 : 131).

Pedoman wawancara berisi uraian penelitian yang umumnya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi, atau evaluasi responden berkenaan dengan fokus masalah yang dikaji dalam penelitian.


(50)

15

Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Obyek penelitian bersifat perilaku, tindakan manusia, fenomena alam, proses kerja dan penggunaan responden kecil (Guritno et al. , 2011 : 134).

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

2.1.3 Studi Dokumen

Studi dokumen, yaitu memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, serta data yang berkaitan dengan penelitian (Guritno et al. , 2011 : 137).

2.1.4 Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka, yaitu meninjau penelitian-penelitian sebelumnya untuk menghindari pembuatan ulang penelitian atau untuk menyempurnakan penelitian sebelumnya (Guritno et al. , 2011 : 86).

Tinjauan pustaka ditekankan pada hasil-hasil penelitian terdahulu, dimulai dari yang paling aktual ditelusuri hingga paling awal. Tinjauan pustaka harus menjadi landasan teoritis untuk penelitian yang akan kita lakukan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan tinjauan pustaka, yaitu (Guritno et al. , 2011 : 87) :


(51)

16

1. Mengidentifikasi kesenjangan penelitian ini.

2. Menghindari membuat ulang sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.

4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

5. Mengetahui orang lain yang ahli dan mengerjakan di area penelitian yang sama sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberikan kontribusi sumber daya yang berharga.

2.2. Konsep Dasar Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 2.2.1 Sistem

Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan input dalam proses transformasi yang teratur (Mulyanto, 2009 : 2).

Menurut O’Brien & Marakas (2010 : 26), sistem adalah sekumpulan

komponen yang saling berhubungan dengan batas yang sudah ditetapkan dengan jelas, bekerja sama untuk mencapai sekumpulan tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang telah diatur.


(52)

17

2.2.2 Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, dan merupakan pengetahuan dari hasil pengolahan data-data yang berhubungan menjadi sebuah kesimpulan (Mulyanto, 2009 : 12-13).

Menurut Laudon & Laudon (2012 : 15), informasi adalah data yang sudah dibentuk menjadi sebuah bentuk yang sangat berarti dan berguna untuk setiap orang.

2.2.3 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah sistem untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Sistem informasi memproses input (data, instruksi) dan menghasilkan output (laporan, kalkulasi) yang dikirim kepada pengguna atau sistem lainnya (Sutarman, 2009 : 13)

Sistem informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan (Mulyanto, 2009 : 29).

Menurut Laudon & Laudon (2012 : 15), sistem informasi adalah sekumpulan komponen berhubungan yang mengumpulkan, memproses,


(53)

18

menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan di dalam organisasi.

Menurut Sutarman (2009 : 16), sistem informasi memiliki beberapa kemampuan sebagai berikut :

a. Menyediakan proses transaksi yang cepat dan akurat dengan cara sistem informasi menangkap, merekam, menyimpan, dan mengupdate data. b. Menyediakan penyimpanan dengan kapasitas besar dan akses cepat

terhadap penyimpanan.

c. Menyediakan komunikasi yang cepat menggunakan jaringan yang memungkinkan pekerja dan komputer untuk berkomunikasi secara langsung.

d. Mengurangi informasi yang terlalu berlebihan menggunakan jaringan komputer dengan cara merancang sistem informasi yang dapat menyaring informasi.

e. Span boundaries yang memfasilitasi pengambilan keputusan pada area fungsional, rekayasa proses bisnis, dan komunikasi.

f. Menyediakan penunjang dalam pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi dan pada semua level organisasi.


(54)

19

Menurut O’Brien & Marakas (2010 : 31), sistem informasi bergantung

pada sumber daya manusia (end user dan ahli sistem informasi), hardware (mesin da media), software (program dan prosedur), data (data dan pengetahuan), dan jaringan (media komunikasi dan pendukung jaringan) untuk melakukan input, proses, output, penyimpanan, dan pengaturan aktivitas yang mengubah sumber data ke dalam produk informasi.

Sistem informasi terdiri dari lima sumber daya yang dikenal sebagai komponen sistem informasi. Kelima sumber daya tersebut adalah manusia, hardware, software, data dan jaringan (Mulyanto, 2009 : 31).

1. Sumber Daya Manusia

Menurut O’Brien & Marakas (2010 : 32), sumber daya manusia merupakan unsur dasar untuk keberhasilan semua operasi sistem informasi. Yang termasuk ke dalam sumber daya manusia adalah end user (pengguna akhir) dan ahli sistem informasi.

End user adalah orang yang menggunakan sistem informasi atau menggunakan informasi sebagai produk dari sistem informasi. Hampir semua end user adalah “pekerja pengetahuan”, yaitu orang yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dalam tim. Mereka menciptakan, menggunakan, dan mendistribusikan informasi.

Ahli sistem informasi adalah orang yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi. Yang termasuk ke dalam ahli sistem informasi, yaitu system analyst, pengembang software, operator sistem. System analyst merancang sistem informasi berdasarkan kebutuhan informasi dari end


(55)

20

user, pengembang software menciptakan program komputer berdasarkan spesifikasi dari system analyst, dan operator sistem memantau dan mengoperasikan sistem komputer dan jaringan yang besar.

2. Sumber Daya Hardware

Menurut O’Brien & Marakas (2010 : 32-33), sumber daya hardware adalah semua peralatan yang digunakan dalam pemrosesan informasi. Secara spesifik, sumber daya hardware bukan hanya mesin, seperti komputer dan peralatan lain, tetapi juga semua media data, seperti objek nyata dalam data yang tercatat dari lembaran kertas sampai magnetic disk atau optical disk. Contoh hardware dalam sistem informasi berbasis komputer, yaitu sistem komputer dan sekeliling komputer (computer peripheral).

Sistem komputer terdiri atas CPU (Central Processing Unit) yang mengandung microprocessors dan variasi perangkat terhubung, seperti printer, scanner, monitor, dan lainnya.

Computer peripheral adalah berbagai perangkat seperti keyboard dan mouse untuk memasukkan data, printer untuk mengeluarkan informasi, dan magnetic atau optical disk drive untuk penyimpanan sumber data.

3. Sumber Daya Software

Sumber daya software adalah semua rangkaian perintah (instruksi) yang digunakan untuk memproses informasi yang berupa program dan prosedur. Program adalah sekumpulan instruksi untuk operasi yang mengatur hardware komputer. Prosedur adalah sekumpulan instruksi pemrosesan informasi yang dibutuhkan orang. Yang termasuk ke dalam sumber daya software, yaitu


(56)

21

software sistem, software aplikasi, dan prosedur (O’Brien & Marakas, 2010 : 33).

Software sistem adalah program sistem operasi yang mengatur dan mendukung operasi sistem komputer. Software aplikasi adalah program yang mengatur pemrosesan untuk penggunaan komputer secara khusus oleh end user. Prosedur adalah instruksi operasi untuk orang-orang yang akan menggunakan sistem informasi.

4. Sumber Daya Data

Menurut O’Brien & Marakas (2010 : 34), sumber daya data adalah bahan baku untuk masukan sebuah sistem informasi yang dapat membentuk sumber daya organisasi. Sumber daya data dapat berupa teks, gambar, audio, maupun video.

Sumber daya data dalam sistem informasi adalah untuk dikelola, disimpan dan diakses oleh teknologi manajemen sumber daya data ke dalam database dan dasar pengetahuan. Database menyimpan data yang sudah diproses dan dikelola. Dasar pengetahuan menyimpan pengetahuan dalam bentuk seperti fakta, aturan, dan contoh kasus tentang praktek bisnis yang berhasil.

5. Sumber Daya Jaringan

Menurut Mulyanto (2009 : 33), sumber daya jaringan merupakan media komunikasi yang menghubungkan komputer, pemroses komunikasi, dan peralatan lainnya, serta dikendalikan melalui software komunikasi.

Menurut O’Brien & Marakas (2010 : 34-35), yang termasuk ke dalam sumber daya jaringan adalah media komunikasi dan infrastruktur jaringan.


(57)

22

Contoh media komunikasi adalah kabel coaxial dan fiber optik, serta teknologi wireless satelit. Infrastruktur jaringan menekankan pada banyak hardware, software, dan teknologi data yang diperlukan untuk mendukung operasi dan digunakan pada jaringan komunikasi. Contoh infrastruktur jaringan adalah modem, sistem operasi jaringan, dan paket internet browser.

2.2.5 Teknologi Informasi

Menurut Information Technology Association of America (ITAA) (dalam Sutarman, 2009 : 13), teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer.

Menurut O’Brien & Marakas (2010 : 565), teknologi informasi adalah

teknologi hardware, software, alat telekomunikasi, manajemen database dan teknologi pemrosesan informasi lainnya yang digunakan dalam sistem informasi berbasis komputer.

Menurut Laudon & Laudon (2012 : 648), teknologi informasi adalah semua teknologi hardware dan software yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis.

Teknologi informasi adalah bagian dari sistem informasi dan merupakan perkembangan teknologi komputer yang dipadukan dengan teknologi telekomunikasi (Mulyanto, 2009).


(58)

23

Menurut Sutarman (2009 : 18), fungsi teknologi informasi ada enam, yaitu :

a. Menangkap (capture)

Menangkap data yang relevan dengan kebutuhan user dari kumpulan data yang tersedia.

b. Mengolah (processing)

Mengolah data masukan untuk menjadi informasi, berupa konversi (pengubahan data ke bentuk lain), analisis (analisis kondisi), perhitungan (kalkulasi), sintesis (penggabungan) segala bentuk data dan informasi. c. Menghasilkan (generating)

Menghasilkan atau mengorganisasikan informasi ke dalam bentuk yang berguna, misalnya laporan, tabel, dan grafik.

d. Menyimpan (storage)

Menyimpan data dan informasi dalam suatu media penyimpanan yang dapat digunakan untuk keperluan lainnya.

e. Mencari kembali (retrieval)

Menelusuri, mendapatkan kembali informasi atau menyalin data dan informasi yang sudah tersimpan.

f. Transmisi (transmission)

Mengirim data dan informasi dari suatu lokasi ke lokasi lain melalui jaringan komputer.


(59)

24

Keuntungan dari penerapan teknologi informasi (Sutarman, 2009 : 19) adalah sebagai berikut :

a. Kecepatan (speed)

Komputer dapat mengerjakan suatu perhitungan yang kompleks dalam hitungan detik, jauh lebih cepat dari yang dapat dikerjakan oleh manusia. b. Konsistensi (consistency)

Hasil pengolahan data lebih konsisten dan tidak berubah-ubah karena format/bentuknya sudah standar.

c. Ketepatan (precision)

Komputer dapat mendeteksi suatu perbedaan yang sangat kecil, yang tidak dapat dilihat dengan kemampuan manusia, dan juga dapat melakukan perhitungan yang sulit.

d. Keandalan (reliability)

Hasil keluaran dari komputer lebih dipercaya dibandingkan dengan yang dilakukan manusia karena kesalahan yang terjadi kemungkinannya lebih kecil jika menggunakan komputer.

Infrastruktur TI adalah kumpulan perangkat fisik dan aplikasi software yang dibutuhkan untuk mengoperasikan perusahaan. Infrastruktur TI merupakan sumber daya teknologi bersama yang menyediakan platform untuk aplikasi sistem informasi bagi perusahaan. Yang termasuk infrastruktur TI


(60)

25

adalah investasi dalam hardware, software, dan layanan (konsultasi, pendidikan, dan pelatihan) yang dibagikan kepada seluruh perusahaan atau seluruh unit di dalam perusahaan (Laudon & Laudon, 2012 : 165).

2.3. Konsep Perencanaan arsitektur enterprise

Menurut Lederer & Sethi (dalam Rapiyadi, 2009 : 3), perencanaan arsitektur enterprise adalah proses untuk mengidentifikasi portfolio aplikasi berbasis komputer untuk mendukung perusahaan dalam menjalankan rencana bisnis dan tujuan bisnis.

Perencanaan arsitektur enterprise membantu perusahaan untuk menentukan prioritas dalam perencanaan dan pengembangan sistem informasi secara efektif, efisien, dan memiliki nilai strategis yang selaras dengan strategi perusahaan, serta menciptakan keunggulan kompetitif (Doherty et al. dalam Rapiyadi, 2009 : 3).

Perencanaan arsitektur enterprise menurut James Martin yang menggunakan metodologi information engineering adalah perencanaan yang ditujukan untuk meningkatkan sumber daya modal, manusia, dan sistem informasi guna mendukung pencapaian visi bisnis (Ulum, 2008 : 10).

Perencanaan arsitektur enterprise menurut Wetherbe yang menggunakan metodologi four stage model adalah pondasi untuk pengembangan sebuah portfolio aplikasi yang selaras dengan tujuan perusahaan dan memiliki kemampuan untuk menciptakan keunggulan di atas pesaing (Ulum, 2008 : 12).


(61)

26

Perencanaan arsitektur enterprise menurut Tozer adalah pendekatan yang praktis dan formal yang berdasarkan pada konsep strategi bisnis yang menentukan cara mengeksploitasi sumber daya SI/TI beserta pemanfaatannya (Rapiyadi, 2009 : 8).

Perencanaan arsitektur enterprise menurut Price Waterhouse merupakan perencanaan yang didasarkan pada empat hal, yaitu arah dan tujuan organisasi, prioritas strategi SI/TI, nilai pemanfaatan SI/TI, pengalaman praktis yang mendukung teori (Rapiyadi, 2009 : 13).

Visi dan misi organisasi umumnya dinyatakan dalam bentuk sasaran dan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi tersebut dan kemudian ditentukan strategi yang diperlukan serta tolok ukur bagi pelaksanaan dan pengukuran hasil-hasilnya. Hubungan antara strategi organisasi dengan sistem informasi, yaitu (Surendro, 2009 : 2-3) :

1. Peran sistem informasi, sebagai pendukung terwujudnya tujuan organisasi, dapat diterjemahkan sebagai misi sistem informasi dalam organisasi. 2. Misi sistem informasi mengarahkan pembangunan dan implementasi

arsitektur organisasi melalui sekumpulan tujuan. Tujuan adalah pernyataan bagian dari misi sistem informasi untuk memenuhi kebutuhan organisasi.

Menurut Surendro (2009 : 4), perencanaan strategis informasi merupakan bagian dari metodologi kerekayasaan informasi (Martin, 1990) yang digunakan untuk mengidentifikasi strategi pencapaian visi dan misi sistem informasi


(62)

27

melalui pengelolaan dan pengembangan sistem informasi. Pada metodologi kerekayasaan informasi, perencanaan strategis informasi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi data dan sisi aktivitas.

Perencanaan strategis informasi di sisi data, arah tinjauan strategisnya adalah upaya terhadap pemenuhan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi. Perencanaan strategis informasi di sisi aktivitas, arah tinjauan strategisnya adalah dalam hal pemanfaatan teknologi untuk peningkatan kinerja organisasi.

Gambar 2.1 Metodologi Kerekayasaan Informasi (Martin, 1990)

Tujuan utama perencanaan strategis informasi adalah mempersiapkan rencana bagi pengelolaan analisis, perancangan dan pengembangan sistem-sistem aplikasi berbasis komputer. Perencanaan ini menjembatani kesenjangan antara rencana strategis bisnis dan pengembangan sistem informasi dengan mengidentifikasi strategi-strategi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan informasi organisasi dalam mencapai tujuan bisnisnya (Surendro, 2009 : 4).


(63)

28

Sumber daya (resources) yang dimiliki suatu organisasi untuk mencapai tujuan memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, sistem informasi yang dibangun harus benar-benar selaras dengan strategi bisnis dan sistem yang dibangun harus mampu memberikan dampak positif bagi bisnis. Maka perlu dilakukan perencanaan strategis SI/TI yang tepat bagi perusahaan.

Menurut Ward dan Peppard (dalam Wedhasmara, 2007 : 3-4), perencanaan strategis SI/TI merupakan suatu proses yang menggunakan tujuan (goals), strategi (strategy), sasaran (objectives), proses bisnis serta kebutuhan-kebutuhan informasi suatu organisasi sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan memilih sistem teknologi informasi apa yang akan dikembangkan dan kapan sistem tersebut akan dikembangkan. Perencanaan strategis SI/TI menjelaskan berbagai tools, teknik dan kerangka kerja bagi manajemen untuk menyelaraskan strategi SI/TI dengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif.

Menurut Ward & Peppard (dalam Wedhasmara, 2007 : 1) ada tiga sasaran utama untuk penerapan SI/TI dalam suatu organisasi, yaitu :

1. Memperbaiki efisiensi kerja dengan melakukan otomasi berbagai proses yang mengelola informasi.

2. Meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan informasi guna pengambilan keputusan.

3. Memperbaiki daya saing atau meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi dengan mengubah gaya dan cara berbisnis.


(64)

29

Sering ditemukan bahwa penerapan TI kurang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja dan kesuksesan bisnis organisasi maupun peningkatan daya saing organisasi. Hal tersebut terjadi akibat penerapan SI/TI yang hanya berfokus pada teknologinya saja. Oleh karena itu, cara efektif untuk mendapatkan manfaat strategis dari penerapan SI/TI adalah dengan berkonsentrasi pada kaji ulang bisnis (rethinking business) melalui analisis masalah bisnis saat ini dan perubahan lingkungannya serta mempertimbangkan TI sebagai bagian dari solusi (Wedhasmara, 2007 : 1).

2.3.1. Strategi SI/TI

Strategi SI adalah kebutuhan atau permintaan informasi dan sistem untuk mendukung strategi bisnis secara keseluruhan. Strategi SI didasarkan pada bisnis dengan mempertimbangkan dampak kompetitif dan persyaratan penyelarasan SI/TI. Pada dasarnya, strategi SI mendefinisikan strategi dan memprioritaskan investasi yang dibutuhkan untuk mencapai portfolio aplikasi yang ideal dan manfaat yang diharapkan dalam keterbatasan sumber daya dan sistem yang saling ketergantungan (Ward & Peppard, 2002 : 61).

Strategi TI berkaitan dengan menguraikan visi tentang bagaimana permintaan organisasi untuk informasi dan sistem akan didukung oleh teknologi. Strategi TI membahas penyediaan kemampuan dan sumber daya TI (termasuk hardware, software, dan telekomunikasi) serta layanan, seperti operasi TI, pengembangan sistem, dan dukungan pengguna (Ward & Peppard, 2002 : 61).


(65)

30

Dari dua definisi di atas , dapat disimpulkan bahwa strategi SI menekankan pada penentuan aplikasi sistem informasi yang dibutuhkan

organisasi atau menjawab pertanyaan “apa?”. Sedangkan strategi TI lebih

menekankan pada pemilihan teknologi, infrastruktur, dan keahlian khusus yang terkait atau menjawab pertanyaan “bagaimana?”.

Menurut Ward & Peppard (2002 : 135-136), tujuan yang paling umum organisasi mengadopsi proses strategi SI/TI, yaitu :

1. Menyelaraskan SI/TI dengan bisnis untuk mengidentifikasi dimana SI/TI berkontribusi paling banyak dan penentuan prioritas untuk investasi. 2. Mendapatkan keunggulan kompetitif dari peluang bisnis yang dibuat

dengan menggunakan SI/TI.

3. Membangun infrastruktur teknologi dengan biaya efektif untuk masa depan.

4. Mengembangkan sumber daya yang tepat dan kompeten untuk mengimplementasikanSI/TI di seluruh organisasi dengan sukses.

2.4. Metodologi Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi Metodologi merupakan kumpulan dari metode, teknik, dan tools untuk analisis yang digunakan dalam proses mengerjakan kegiatan. Tujuan penggunaan metodologi untuk perencanaan arsitektur enterprise adalah untuk mengurangi kesalahan dan resiko kegagalan serta memastikan keterlibatan


(66)

31

semua stakeholder (Rapiyadi, 2009 : 6). Berikut ini adalah beberapa bahasan singkat tentang metodologi perencanaan arsitektur enterprise menurut The Open Group, Ward dan Peppard, Tozer, dan Wetherbe.

2.4.1. Metodologi Menurut The Open Group

Metodologi menurut The Open Group adalah TOGAF (The Open Group Architecture Framework). TOGAF menyediakan metode dan tools yang lengkap untuk membangun, mengelola, dan mengimplementasikan sistem informasi secara menyeluruh. TOGAF memiliki komponen ADM (Architecture Development Method) yang merupakan metode yang dipakai sebagai panduan untuk merencanakan, merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem informasi untuk organisasi (Surendro dalam Gandhi, 2012 : 2). TOGAF mempunyai 4 pilar utama untuk pengembangan arsitektur TIK, yaitu arsitektur organisasi (biasa disebut arsitektur bisnis), arsitektur aplikasi, arsitektur data, dan arsitektur teknologi.

2.4.2. Metodologi Menurut Ward dan Peppard

Metodologi menurut Ward dan Peppard adalah SPIS (Strategic Planning for Information System). SPIS bertujuan untuk menangkap peluang bisnis, serta meningkatkan keunggulan kompetitif untuk memanfaatkan SI/TI dengan maksimal. SPIS membuat tahapan masukan dan keluaran yang didasarkan pada kebutuhan bisnis. Tahap masukan berisi identifikasi dan


(67)

32

analisis kondisi bisnis internal dan eksternal, serta kondisi sistem informasi internal dan eksternal. Tahap keluaran berisi strategi SI bisnis, strategi TI dan strategi manajemen SI/TI (Rapiyadi, 2009 : 6).

2.4.3. Metodologi Menurut Tozer

Metodologi ini merupakan pendekatan praktis dan formal berdasarkan pada konsep strategi bisnis yang menentukan cara mengeksplorasi sumber daya SI/TI beserta pemanfaatannya. Tahapan perencanaan arsitektur enterprise menurut Tozer, yaitu menentukan konteks dan ruang lingkup, menentukan informasi mengenai bisnis dan kebutuhan pendukungnya, mengevaluasi kesesuaian sistem dengan kebutuhan saat ini dan mengidentifikasi pilihan solusi, menentukan solusi strategi, menyiapkan dan melakukan rencana implementasi (Rapiyadi, 2009 : 8).

2.4.4. Metodologi Menurut James Martin

Metodologi menurut James Martin adalah Information Engineering. Information engineering ditujukan untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya modal, orang, dan sistem informasi untuk mendukung pencapaian visi bisnis. Metodologi ini merupakan kumpulan teknik-teknik formal yang berkaitan dalam tahapan perencanaan, analisis, perancangan, dan konstruksi


(68)

33

perencanaan SI/TI organisasi secara menyeluruh. Information engineering memiliki 4 lapisan, yaitu perencanaan strategi informasi, analisis area bisnis, perancangan sistem, konstruksi (Ulum, 2008 : 10).

2.4.5. Alasan Pemilihan Metodologi

Kelemahan dari metodologi Ward dan Peppard serta Tozer, yaitu metodologi mereka terlalu fokus berorientasi terhadap analisis dan solusi untuk strategi dan peluang bisnis. Sedangkan, untuk membuat perencanaan arsitektur enterprise bukan hanya aspek bisnis yang diperlukan, tetapi juga aspek perancangan sistem dan teknologi untuk membangun sistem informasi itu sendiri. Kedua metodologi itu juga tidak mempunyai tahapan untuk perancangan, pembangunan dan implementasi sistem informasi, hanya sebatas sampai tahapan analisis permasalahan dan solusi.

Metodologi James Martin sudah mulai membuat perencanaan arsitektur enterprise mulai dari tahap perencanaan sampai tahap implementasi. Sayangnya, metodologi James Martin belum memiliki tools standard untuk membuat perencanaan arsitektur enterprise. Jadi, hasil akhir dari perencanaan arsitektur enterprise yang dibuat dengan metodologi ini pasti akan berbeda-beda dan tidak ada kualitas standard untuk menentukan kelayakan perencanaan yang dibuat.

Setelah memahami beberapa metodologi perencanaan arsitektur enterprise, akhirnya penulis memilih metodologi TOGAF. Sebenarnya, TOGAF adalah metodologi yang digunakan untuk arsitektur enterprise. Tetapi,


(69)

34

metodologi ini bersifat fleksibel karena dapat dikolaborasikan dengan metodologi lain dan metodologi ini juga mampu menyediakan metode yang sistematis dan tools yang lengkap untuk membangun, mengelola, dan mengimplementasikan sistem informasi secara menyeluruh.

Tujuan utama perencanaan strategis informasi adalah mempersiapkan rencana bagi pengelolaan analisis, perancangan dan pengembangan sistem-sistem aplikasi berbasis komputer. Jika kembali melihat tujuan dari dibuatnya perencanaan arsitektur enterprise, maka metodologi TOGAF dapat memenuhi semua kebutuhan untuk membangun suatu perencanaan strategis secara lengkap dan menyeluruh di sebuah organisasi. TOGAF tidak hanya melakukan analisis untuk menemukan solusi bagi permasalahan organisasi, tetapi TOGAF juga membuat perancangan arsitektur dengan tools yang telah terstandarisasi. Hasil dari perancangan arsitektur tersebut sangat membantu pada tahapan pengembangan dan implementasi sistem informasi.

2.5. Konsep Arsitektur Enterprise 2.5.1. Enterprise

Menurut para ahli, enterprise didefinisikan sebagai berikut.

1. Enterprise adalah suatu informasi strategis berdasarkan aset yang mendefinisikan misi, kebutuhan informasi untuk melakukan misi, dan


(70)

35

proses peralihan untuk mengimplementasikan teknologi baru dalam merespon kebutuhan perubahan misi (Rumapea & Surendro, 2007 : 2). 2. Enterprise adalah kumpulan dari integrasi sistem yang ada di suatu

organisasi di bawah kontrol atau pengendalian berupa bisnis, layanan, maupun keanggotaan guna mencapai tujuan organisasi (Widiatmo, 2012 : 24).

3. Enterprise diartikan sebagai semua kumpulan organisasi yang memiliki sekumpulan tujuan. Enterprise diartikan sebuah agen pemerintahan, sebuah korporasi keseluruhan, divisi korporasi, departemen tunggal atau sebuah rantai organisasi yang terhubung tetapi berjauhan secara geografis (The Open Group, 2009 : 5).

4. Enterprise bukan hanya perusahaan (company) yang berorientasi kepada profit saja, tetapi juga bisa berupa organisasi non-profit atau nirlaba seperti pemerintah, institusi pendidikan maupun organisasi amal (Surendro, 2009 : 9).

2.5.2 Arsitektur

Arsitektur adalah struktur dari komponen dimana masing-masing komponen saling berelasi dan prinsip serta panduan dalam merancang yang selalu berevolusi setiap saat (Rumapea & Surendro, 2007 : 2).


(71)

36

Arsitektur didefinisikan sebagai dasar sistem organisasi yang terdiri dari sekumpulan komponen yang memiliki hubungan satu sama lainnya serta memiliki keterhubungan dengan lingkungan sistem, dan memiliki aturan untuk perancangan dan evaluasi (The Open Group, 2009 : 9). Arsitektur pada dasarnya menceritakan bagaimana bentuk konstruksi sebuah sistem, bagaimana setiap komponen sistem disusun, dan bagaimana semua aturan dan interface digunakan untuk mengintegrasikan seluruh komponen yang ada.

Arsitektur menyiratkan suatu perencanaan yang diwujudkan dengan model dan gambar dari bagian atau komponen dari sesuatu dengan berbagai sudut pandang (Surendro, 2009 : 8).

Definisi arsitektur dalam konteks teknologi informasi adalah organisasi fundamental dari sebuah sistem dengan software-intensive. Dikatakan sebuah sistem adalah software-intensive karena bagian yang paling penting dari sebuah arsitektur TI adalah aplikasinya, bagian yang memungkinkan pengguna dapat melakukan pekerjaan bisnisnya. Aplikasi dalam sebuah arsitektur TI memerlukan infrastruktur (fondasi). Fondasi ini terdiri dari komputer server, desktop workstation, storage dan network. Software server termasuk middleware application server, database server, dan messaging system. Data disimpan di fondasi ini, kemudian diolah sebagai suatu aset dan tersedia dengan akses yang dikendalikan oleh beberapa aplikasi. Fondasi ini merupakan host untuk solusi integrasi agar aplikasi dapat berkomunikasi satu sama lain. Dalam konteks teknologi informasi, arsitektur merencanakan (menggambarkan) sistem secara keseluruhan agar dapat diimplementasikan


(72)

37

yang mencakup aplikasi, jaringan, hardware dan software yang diperlukan dan mendukung aplikasi (Pratiwi, 2013 : 31).

2.5.3 Enterprise Architecture

Enterprise Architecture merupakan salah satu disiplin dalam sistem informasi, memiliki definisi sebagai berikut (Setiawan, 2009 : 1) :

1. Deskripsi misi para stakeholder yang mencakup parameter informasi, fungsionalitas, lokasi, organisasi, dan kinerja. Enterprise Architecture menjelaskan rencana untuk membangun sistem atau sekumpulan sistem. 2. Pendekatan logis komprehensif dan holistik untuk merancang dan

mengimplementasikan sistem dan komponen sistem yang sama.

3. Basis aset informasi strategis yang menentukan misis, informasi dan teknologi yang dibutuhkan untuk melaksanakan misis dan proses transisi untuk mengimplementasikan teknologi baru sebagai tanggapan terhadap perubahan kebutuhan misi.

Definisi Enterprise Architecture adalah kumpulan prinsip, metode, dan model yang bersifat masuk akal yang digunakan untuk mendesain dan merealisasikan sebuah struktur organisasi enterprise, proses bisnis, sistem informasi dan infrastrukturnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Enterprise Architecture merupakan cara untuk menggambarkan model operasional enterprise yang mencakup aspek perencanaan bisnis, operasional bisnis, otomasi, hingga infrastruktur teknologi informasi pendukungnya. Enterprise Architecture memiliki empat domain utama, yaitu arsitektur bisnis, arsitektur


(73)

38

informasi, arsitektur teknologi dan arsitektur aplikasi. Sehubungan dengan keempat domain ini, produk Enterprise Architecture akan berupa grafik, model atau narasi yang menjelaskan lingkungan dan rancangan enterprise (Surendro, 2009 : 10).

Jadi dapat disimpulkan, Enterprise Architecture adalah blueprint organisasi yang menentukan bisnis, informasi, dan teknologi yang digunakan agar tercapai misi organisasi.

Arsitektur enterprise menyediakan strategi, pandangan top-down pada organisasi untuk memungkinkan para eksekutif, perencana, dan arsitek untuk berkoordinasi, berintegrasi, dan melakukan kegiatan mereka dengan jelas.

Kerangka arsitektur enterprise menunjuk pada struktur yang menyiapkan semua unsur arsitektur enterprise. Dan juga menentukan hubungan antarunsur tersebut secara konsisten dan teratur. Pembangunan suatu arsitektur enterprise yang adaptif dimulai dengan penciptaan kerangka arsitektur.

2.6. TOGAF

Menurut The Open Group (2009 : 9), The Open Group Architecture Framework (TOGAF) adalah kerangka kerja arsitektur yang menyediakan metode dan tools untuk membantu dalam penerimaan, produksi, penggunaan,


(74)

39

dan pemeliharaan arsitektur enterprise. TOGAF didasarkan pada proses yang berulang-ulang yang didukung oleh best practices dan penggunaan kembali aset-aset arsitektur yang sudah ada.

The Open Group Architecture Framework (TOGAF) adalah kerangka kerja dan metode yang diterima secara luas dalam pengembangan arsitektur perusahaan. TOGAF memberikan metode yang detail mengenai bagaimana membangun, mengelola, dan mengimplementasikan arsitektur enterprise dan sistem informasi yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM) (Surendro, 2009 : 59).

TOGAF berperan penting dalam membantu proses pengembangan arsitektur, memungkinkan pengguna TI membangun solusi berbasis sistem terbuka untuk kebutuhan bisnis mereka. Menurut The Open Group (2009 : 10), ada empat jenis arsitektur yang umumnya diterima sebagai bagian dari keseluruhan Enterprise Architecture, yaitu arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Kombinasi arsitektur data dan aplikasi disebut juga arsitektur sistem informasi.

1. Arsitektur Bisnis

Arsitektur yang menetapkan strategi bisnis, tata kelola, organisasi, dan proses bisnis utama. Arsitektur bisnis menggambarkan strategi, maksud, fungsi, proses, informasi dan aset bisnis yang penting untuk memberikan layanan bagi masyarakat, bisnis, pemerintah, dan sebagainya. Kerangka arsitektur bisnis memberikan struktur untuk pengumpulan detail mengenai


(75)

40

motivasi, organisasi, lokasi, kejadian, fungsi, dan aset yang menentukan arah perusahaan dari sudut pandang bisnis (Surendro, 2009 : 35-36). 2. Arsitektur Data

Arsitektur yang menggambarkan struktur aset data dan sumber daya manajemen data organisasi secara logis dan fisik. Kerangka arsitektur data menyediakan struktur untuk mendokumentasikan detail informasi yang penting bagi organisasi (Surendro, 2009 : 36).

Kerangka kerja konseptual yang menetapkan struktur dasar, konten, dan hubungan database yang menyediakan data yang dibutuhkan untuk

mendukung proses bisnis dalam organisasi (O’Brien & Marakas, 2010 :

565).

3. Arsitektur Aplikasi

Arsitektur yang menyediakan blueprint untuk sistem aplikasi individu untuk digunakan, interaksi sistem aplikasi individu, dan hubungan sistem aplikasi individu dengan proses bisnis inti organisasi. Arsitektur aplikasi adalah proses yang memusatkan pada pengembangan dan penerapan solusi atau layanan yang sedang diciptakan untuk organisasi tersebut. Kerangka arsitektur aplikasi adalah gabungan dari proses yang memanfaatkan komponen dan model bisnis, informasi, dan teknologi untuk merancnag suatu aplikasi bisnis yang diinginkan (Surendro, 2009 : 37). Perencanaan konseptual dalam aplikasi bisnis teknologi informasi yang dirancang sebagai arsitektur sistem perusahaan yang terintegrasi dan mendukung


(76)

41

4. Arsitektur Teknologi

Menggambarkan kemampuan logis software dan hardware yang diperlukan untuk mendukung penyebaran bisnis, data, dan layanan aplikasi. Arsitektur teknologi memasukkan infrastruktur TI, middleware, jaringan, komunikasi, proses dan standar. Arsitektur teknologi adalah suatu pendekatan dalam menjelaskan struktur dan hubungan teknologi perusahaan saat ini dan di masa depan untuk memaksimalkan nilai dalam teknologi tersebut. Kerangka arsitektur teknologi menyediakan sekumpulan proses yang mendukung penerapan dan penyampaian arsitektur teknologi (Surendro, 2009 : 36).

2.7. Metode TOGAF ADM

TOGAF ADM (Architecture Development Method) menyediakan proses yang teruji dan berulang untuk mengembangkan arsitektur. ADM termasuk membangun kerangka kerja arsitektur, mengembangkan konten arsitektur, transisi, dan mengatur realisasi arsitektur. Semua kegiatan tersebut dilakukan dalam siklus berulang yang berkelanjutan dan terealisasi agar memungkinkan organisasi untuk mengubah perusahaan mereka dengan cara terkontrol dalam menanggapi tujuan bisnis dan peluang (The Open Group, 2009 : 51).

ADM (Architecture Development Method) merupakan hasil dari kerja sama praktisi arsitektur dalam Open Group Architecture. ADM adalah metode generic yang berisi sekumpulan aktivitas yang mempresentasikan progresi dari


(1)

Office 49 sq. ft.

R au l U mi R ua ng H uma s Office 35 sq. ft.

So fya n Ya si n Ih at Dio Irma Sandhi Teten Arif Ayu Ruang Tenaga Ahli RUANG ARSIP


(2)

LAMPIRAN 3

SURAT KETERANGAN PENUNJUKKAN DOSEN


(3)

(4)

LAMPIRAN 4

SURAT KETERANGAN TEMPAT RISET


(5)

(6)