Persuratan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu Kecepatan dan kemudahan Speed Efisiensi ruang penyimpanan Space Keakuratan Accuracy Ketersediaan Availability

34 pemberhentian sementara, atau pemberhentian tetap sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 112 ayat 11 UU No. 15 Tahun 2011. Putusan DKPP dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh KPU danatau Bawaslu sesuai dengan tugas dan kewenangannya masing-masing, terkait dengan kasus pelanggaran kode etik yang bersangkutan Jimly Asshiddiqie, 2013. Jadi, putusan merupakan pernyataan dalam bentuk tertulis sebagai hasil dari pemeriksaan.

2.15 Persuratan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu

Persuratan PKEPP termasuk kedalam jenis surat resmi. Persuratan PKEPP merupakan suatu sarana untuk menyampaikan informasi secara tertulis yang digunakan oleh DKPP dalam menindaklanjuti laporanpengaduan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu. Persuratan PKEPP yang digunakan dalam menindaklanjuti laporanaduan adalah disposisi pengaduan, surat pemberitahuan hasil verifikasi, surat undangan verifikasi materiil, nota dinas hasil verifikasi, nota dinas pelimpahan berkas, surat pemanggilan siding, surat undangan rapat pleno putusan, surat penyampaian putusan.

2.16 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan Nazir, 2009.

2.16.1 Studi Pustaka

Menurut Nazir 2009 metode studi pustaka adalah teknik survei terhadap data yang telah ada dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkepentingan, mencari metode- 35 metode serta teknik penelitian baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang telah pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Pengumpulan data dan informasi yang telah ada dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkaitan dengan penulisan penelitian ini. Dalam hal ini penulis mendapatkan sumber-sumber teori dari referensi perpustakaan.

2.16.2 Wawancara

Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide panduan wawancara Nazir, 2009.

2.16.3 Observasi

Pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan oleh pengumpul data terhadap gejalaperistiwa yang diselidiki pada objek penelitian. Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut Nazir, 2009. Jadi Observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap objek yang ada pada instansi terkait untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. 36

2.16.4 Studi Literatur

Menurut Nazir 2009, studi literatur merupakan kegiatan menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya secara tekun. Dengan mencari sumber data sekunder yang mendukung penelitian, serta mengetahui sampai kemana ilmu yang berhubungan dengan penelitian yang telah berkembang, sampai kemana terdapat kesimpulan dan degeneralisasi yang pernah dibuat, sehingga situasi yang diperlukan dapat diperoleh. Berikut merupakan contoh studi literatur yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Petty Mei Sari, 2013, Rancang Bangun Sistem Informasi Persuratan Kepegawaian pada Tata Biro Kepegawaian Kementrian Agama RI, Universitas Islam Negeri Jakarta. Sistem ini dibuat untuk menyimpan data surat masuk dan surat keluar dalam satu sistem agar memudahkan tata usaha dalam membedakan surat mana yang belum dan sudah dibalas dan mengurangi resiko kehilangan data surat. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan sistem Rapid Aplication Development RAD. 2. Nurhayati, 2011. Pengembangan Sistem Informasi Layanan Persuratan Pada Kantor Kelurahan Bambu Apus, Universitas Islam Negeri Jakarta. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan sistem persuratan yang telah berjalan pada Kantor Kelurahan Bambu Apus. Sistem 37 ini dibuat dapat terintegrasi dengan data warga sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapi misalnya saja sulitnya mendapatkan kembali surat yang telah dikeluarkan dan lambatnya proses pembuatan surat yang dilakukan oleh pihak keluarahan. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan sistem FAST Framework for the Application of system thinking dengan UML sebagai tools dalam merancang sistem. 3. Rahmi Ramadhona Putri, 2011. Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Persuratan Dengan Dukungan Teknologi Sms Gateway di Fakultas Teknologi Informasi FTI ITS Surabaya. Penelitian ini menghasilkan sebuah sistem informasi berbasis web yang dapat mengelola surat masuk dan surat keluar. Sistem ini juga terdapat fitur sms gateway sebagai notifikasi ketika draf surat didisposisikan kepada Dekan. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan sistem waterfall dengan UML sebagai tools dalam merancang sistem.

2.17 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem adalah sebuah proses pengembangan terstandarisasi yang mendefinisikan satu set aktivitas, metode, praktik terbaik, barang siap kirim, dan perangkat terotomatisasi yang akan digunakan oleh para pengembang sistem dan manajer proyek untuk mengembangkan dan secara 38 berkesinambungan memperbaiki sistem informasi dan perangkat lunak Whitten et al., 2004. Metode yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi adalah siklus hidup pengembangan sistem Sistem Development Life Cycle SDLC. Menurut Whitten et al. 2007 SDLC adalah pemfaktoran umur hidup sebuah sistem informasi ke dalam dua tahap, 1 pengembangan sistem dan 2 operasi dan perawatan sistem pertama yang akan dibangun dari ulang untuk digunakan dan dilakukan perawatan berkala. Menurut Dennis Barbara 2010 semua rancangan pengembangan sistem pada dasarnya mengikuti proses dasar yang sama, disebut Sistem Development Life Cycle SDLC. SDLC dimulai dengan planning perencanaan, analysis analisis, design perancangan, dan implementation implementasi . 1. Planning Perencanaan Tim proyek mengidentifikasi nilai bisnis yang ada dalam sistem, melakukan kelayakan analisis, dan perencanaan proyek. 2. Analysis Analisis Tim mengembangkan strategi analisis, pengumpulan informasi, dan membangun satu set model analisis. 3. Design Perancangan Tim mengembangkan physical design, architecture design, interface design, database and file specifications, dan program design. 4. Implementation Implementasi Pada tahap ini sistem dibangun, diinstal, dan dilakukan perawatan 39

2.17.1 Model Pengembangan Sistem RAD

2.17.1.1 Pengertian RAD

Menurut Agustinus 2002 Rapid Application Development RAD adalah salah satu metode pengembangan suatu sistem informasi dengan waktu yang relatif singkat. Untuk pengembangan suatu sistem informasi yang normal membutuhkan waktu minimal 180 hari, akan tetapi dengan menggunakan metode RAD suatu sistem dapat diselesaikan hanya dalam waktu 30-90 hari. RAD adalah sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototype bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang ke dalam sistem final. Menurut Whitten et al. 2007 RAD Rapid Application Development adalah sebuah strategi yang menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototype bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang kedalam sistem final. Menurut Kendall Kendall 2010 RAD Rapid Application Development adalah suatu pendekatan berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencangkup suatu metode pengembangan serta perangkat – perangkat lunak. 40 Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa Rapid Application Development adalah sebuah model proses pengembangan yang menekankan pada kecepatan dalam proses pengerjaaan yang pendek. Tujuan utama dari semua metode sistem development adalah memberikan suatu sistem yang dapat memenuhi harapan dari para pemakai, akan tetapi sering kali di dalam melakukan pengembangan suatu sistem tidak melibatkan para pemakai sistem secara langsung, sehingga hal ini menyebabkan sistem informasi yang dibuat jauh dari harapan pemakai yang dapat berakibat sistem tersebut walaupun dapat diterima tetapi para pemakai enggan untuk menggunakannya atau bahkan para pemakai menolak untuk menggunakannya. Pada saat RAD diimplementasikan, maka para pemakai bisa menjadi bagian dari keseluruhan proses pengembangan sistem dengan bertindak sebagai pengambil keputusan pada setiap tahapan pengembangan. RAD bisa menghasilkan suatu sistem dengan cepat karena sistem yang dikembangkan dapat memenuhi keinginan dari para pemakai sehingga dapat mengurangi waktu untuk pengembangan ulang setelah tahap implementasi.

2.17.1.2 Tujuan RAD

Dengan menggunakan RAD, terdapat beberapa tujuan berikut ini yang tidak akan dapat dicapai secara bersama-sama yaitu Agustinus, 2002: 41 a. Kemungkinan terjadi kesalahan yang kecil, karena pihak pengembang tidak mempunyai hak untuk mengubah komponen-komponen yang digunakan dalam mengembangkan suatu sistem. b. Tingkat kepuasan konsumen yang tertinggi, karena kebutuhan-kebutuhan sekunder dari konsumen harus dikorbankan supaya suatu sistem dapat diselesaikan sesuai jadwal. c. Biaya pengembangan yang termurah, karena dengan menggunakan komponen yang sudah ada dapat menyebabkan biaya yang lebih besar apabila dibandingkan dengan mengembangkan komponen sendiri.

2.17.1.3 Keutungan RAD

Menurut Agustinus 2002 ada beberapa keuntungan dalam menggunakan metode RAD adalah sebagai berikut ; a. Membeli sistem yang baru memungkinkan untuk lebih menghemat biaya ketimbang mengembangkan sendiri. b. Proses pengiriman menjadi lebih mudah, hal ini dikarenakan proses pembuatan lebih banyak menggunakan potongan-potongan script. c. Mudah untuk diamati karena menggunakan model prototype, sehingga user lebih mengerti akan sistem yang dikembangkan. 42 d. Lebih fleksibel karena pengembang dapat melakukan proses desain ulang pada saat yang bersamaan. e. Bisa mengurangi penulisan kode yang kompleks karena menggunakan wizard. f. Keterlibatan user semakin meningkat karena merupakan bagian dari tim secara keseluruhan. g. Mampu meminimalkan kesalahan-kesalahan dengan menggunakan alat-alat bantuan CASE Tools. Menurut Whitten et al. 2007 RAD Rapid Application Development mempunyai beberapa kelebihan sebagai suatu metodologi dalam pengembangan sistem. Kelebihan yang bisa didapatkan dengan penggunaan RAD Rapid Application Development sebagai metodologi dalam pengembangan sistem, yaitu: 1. Pengguna lebih aktif dengan manajemen perusahaan bekerja berpartisipasi yang saling merespon dengan menggunakan model-model prototype sistem yang dibuat. 2. Proyek-proyek memiliki visibilitas dan dukungan lebih tinggi karena keterlibatan pengguna yang ekstensif selama proses. 3. Para pengguna dan manajemen melihat solusi-solusi yang baik dalam membangun berbasis perangkat lunak karena bekerja sesuai dengan kebutuhan. 43 4. Error cenderung terdeteksi lebih awal karena menggunakan prototype dalam proses pengembangan perangkat lunak. 5. Pendekatan dasar prototype terdapat pengujian dan pelatihan. 6. Pendekatan yang berulang-ulang adalah proses yang lebih alami karena perubahan adalah faktor yang diharapkan selama pengembangan.

2.17.1.4 Kelemahan RAD

Menurut Rosa dan Shalahuddin 2011 Model RAD memiliki kelemahan sebagai berikut: 1. Untuk pembuatan sistem perangkat lunak dengan sekala besar maka model RAD akan memerlukan sumber daya manusia yang cukup besar untuk membentuk tim-tim yang mengembangkan komponen-komponen. 2. Jika tidak ada persetujuan untuk mengembangkan perangkat lunak secara cepat rapid maka proyek dalam model ini akan gagal karena hanya akan bingung mendefinisikan kebutuhan pelanggan atau user. 3. Jika sistem perangkat lunak yang akan dibuat tidak bisa dimodulkan dibagi-bagi menjadi beberapa komponen maka model RAD tidak dapat digunakan untuk membuat sistem perangkat lunak ini karena terlalu banyak campur tangan antar tim. 44 4. Model RAD tidak cocok digunakan untuk sistem perangkat lunak yang memiliki resiko teknis sangat tinggi, misalnya menggunakan teknologi baru yang belum banyak dikenal dan dikuasai pengembang.

2.17.1.5 Kondisi Penunjang Keberhasilan RAD

Beberapa kondisi yang dapat menunjang keberhasilan dari RAD adalah sebagai berikut Agustinus, 2002: a. Sistem berjalan sendiri standalone. b. Kinerja dari sistem bukan faktor terpenting. c. Distribusi produk yang bersifat sempit. d. Ruang lingkup yang terbatas. e. Kehandalan dari sistem bukan faktor terpenting. f. Membutuhkan teknologi yang tidak terlalu baru lebih dari 1 tahun. g. Sistem dapat dipecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

2.17.2 Tahapan Rapid Aplication Development

Menurut Kendall Kendall 2008 RAD Rapid Application Development adalah pendekatan berorientasi objek untuk pengembangan sistem yang meliputi metode pengembangan sebagai serta perangkat lunak. Beberapa pengembang melihat RAD sebagai pendekatan yang dapat membantu dalam membuat e-commerce, environtments berbasis web yang disebut sebagai penggerak bisnis pertama dimana statusnya mungkin 45 penting. Terdapat tiga fase dalam model pengembangan sistem RAD yang melibatkan pengguna dan analis dalam penilaian, perancangan, implementasi, diantaranya dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.1 Tahapan Rapid Application Development RAD 2.17.2.1 Perencanaan Kebutuhan Requirement Planning Merupakan sebuah tahap awal untuk suatu proyek, dimana pengguna dan analis mengidentifikasi kebutuhan untuk memenuhi tujuan system, mengidentifikasi kebutuhan informasi yang timbul dari tujuan tersebut, serta menentukan batasan-batasan sistem yang akan dibuat, kendala serta alternatif masalah. Fase ini membutuhkan keterlibatan intens dari kedua kelompok, bukan terletak pada penandatanganan pada proposal atau dokumen. Pada tahap ini, user dan analyst melakukan semacam pertemuan untuk melakukan identifikasi tujuan dari aplikasi atau sistem dan melakukan identifikasi kebutuhan informasi untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini hal terpenting adalah adanya keterlibatan dari kedua belah pihak, bukan hanya sekedar persetujuan akan proposal yang sudah dibuat. Untuk lebih jauh lagi, keterlibatan user bukan hanya dari satu tingkatan pada suatu organisasi, melainkan beberapa tingkatan organisasi sehingga 46 informasi yang dibutuhkan untuk masing-masing user dapat terpenuhi dengan baik. Di samping itu, dapat juga melakukan koordinasi dengan Kepala Biro Administrsasi DKPP dan Kepala Subbag Tata Usaha dan Protokol terutama untuk mengembangkan suatu sistem persuratan PKEPP berbasis Web untuk mendapatkan informasi yang lebih detail akan tujuan dari suatu organisasi. Pertemuan semacam ini seringkali disebut Joint Aplication Development. 1. Analisis Sistem Terdapat tiga tahapan analisis sistem pada alur pengembangan sistem RAD menurut Whitten 2004: 107, yaitu: 1 Problem Analysis, Analisa masalah merupakan tahap mempelajari sistem yang sudah ada dan menganalisa temuan-temuan agar dapat menemukan pemahaman yang lebih mendalam atas masalah yang memicu adanya penelitian ini. Tujuan tahapan problem analysis adalah mempelajari dan memahami bidang masalah dengan cukup baik secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan dan batasannya 2 Requirement Analysis, Analisa kebutuhan merupakan tahap yang mendefinisikan dan memprioritaskan kebutuhan bisnis. Dengan kata lain memahami pengguna untuk mengetahui apa yang dibutuhkan atau inginkan dari sistem 47 baru, dengan menghindari pembahasan tentang teknologi atau teknis pelaksanaan. Ini mungkin merupakan tahap terpenting pengembangan sistem karena kesalahan dan kelalaian dari hasil analisis ini mengakibatkan ketidakpuasan pengguna dengan sistem final dan modifikasi yang mahal. Adapun tahapan yang terdapat pada analisis persyaratan ini antara lain sebagai berikut: a Analisis PIECES Menurut Suyanto dalam Muhhamad Abdul Arif Hakim dalam menganalisis kebutuhan sistem untuk memperbaiki sistem yang berjalan harus memperhatikan beberapa aspek yang terdapat pada kerangka kerja PIECES Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, dan Service. mendefinisikan PIECES sebagai berikut: 1. Analisis Kinerja Performance Kinerja diukur dengan jumlah produksi dan waktu tanggap. 2. Analisis Informasi Information Analisis informasi memeriksa output sistem, analisis data, meneliti data yang disimpan dalam sebuah sistem. 3. Analisis Ekonomi Economy 48 Persoalan ekonomis dan peluang berkaitan dengan masalah biaya. 4. Analisis Pengendalian Control Kontrol dipasang untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah atau mendeteksi penyalahgunaan atau kesalahan sistem, dan menjamin keamanan data, informasi, dan persyaratan. 5. Analisis Efisiensi Efficiency Masalah efisiensi dan peluang membutuhkan peningkatan output, pengurangan input, ataupun keduanya. 6. Analisis Pelayanan Service Peningkatan pelayanan dari segi akurasi, reliabilitas, ease of use, keluwesan, dan koordinasi. Berdasarkan definisi beberapa komponen PIECES di atas, maka untuk menghasilkan persyaratan pada sistem usulan diperlukan pertanyaan sebagai berikut: Tabel 2.1 Analisis PIECES Persyaratan Sistem Usulan Indikator Persyaratan pada Sistem Usulan Performance Dalam proses kegiatan persuratan ini kinerja apa yang perlu ditingkatkan dalam sistem usulan? Information Informasi yang seperti apa yang dapat dihasilkan oleh sistem usulan sehingga dapat mengoptimalkan kegiatan persuratan 49 PKEPP? Economy Pada bagian mana dari sistem usulan yang mampu mengurangi biaya pada kegiatan persuratan? Control Apa yang perlu ditingkatkan pada sistem usulan mengenai kontrol dalam kegiatan persuratan? Efficiency Apa yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan pada sistem berjalan sehingga memberikan kemudahan bagi pemakai sistem usulan? Service Manakah dari beberapa aspek pelayanan sistem berjalan yang perlu ditingkatkan? b Functional Requirement Yaitu deskripsi mengenai aktivitas dan layanan yang harus diberikandisediakan oleh sebuah sistem Whitten Bentley, 2007. Persyaratan fungsional sering diidentifikasi dalam istilah input, output, proses dan data tersimpan yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran peningkatan sistem. c Nonfunctional Requirement Yaitu deskripsi mengenai fitur, karakteristik dan batasan lainnya yang menentukan apakah sistem memuaskan atau tidak Whitten Bentley, 2007. Persyaratan nonfungsional mengacu pada kualitas yang harus dimiliki oleh sistem berdasarkan temuan pada analisis PIECES. 3 Decision Analysis Analisis Keputusan 50 Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengidentifikasi pilihan solusi teknis, menganalisis solusi atas kelayakan dari pilihan tersebut, dan merekomendasikan pilihan sistem yang akan dirancang Whitten Bentley, 2007. Berikut adalah tahapan yang terdapat pada analisis keputusan: a Menentukan Sistem Usulan Yaitu menentukan sistem usulan yang sesuai dengan temuan pada analisis persyaratan pada tahap sebelumnya. b Menentukan Teknologi Yaitu menentukan teknologi yang akan diterapkan pada Sistem Informasi Persuratan PKEPP yang diusulkan. c Gambaran Sistem Usulan Yaitu menggambarkan sistem usulan dengan Rich Picture dan SOP Standard Operating Procedures dalam bentuk flow chart dan dijelaskan secara rinci. d Menentukan Pengguna Yaitu menentukan pengguna user pada sistem usulan. e Menentukan Komponen Sistem Yaitu menentukan komponen sistem usulan yang meliputi management user, data master, proses dan sistem pelaporan.

2.17.2.2 Proses Desain Workshop Desain

Merupakan tahap lanjutan dari tahap perencanaan kebutuhan Requirements Planning, dimana dilakukan 51 pengidentifikasian dari solusi alternatif yang ada dengan pemilihan solusi terbaik. Setelah itu, dilanjutkan dengan melakukan pemodelan proses bisnis dan desain pemrograman untuk data-data yang telah diperoleh yang nantinya akan dimodelkan dalam arsitektur informasi. Untuk tahap ini maka keaktifan user yang terlibat sangat menentukan untuk mencapai tujuan, karena user bisa langsung memberikan komentar apabila terdapat ketidaksesuaian pada desain. Biasanya, user dan analyst berkumpul menjadi satu dan duduk di meja melingkar dimana masing-masing orang bisa melihat satu dengan yang lain tanpa ada halangan. Pada tahap desain ini membutuhkan waktu beberapa hari, akan tetapi bisa semakin lebih lama, tergantung dari besar kecilnya sistem yang dibuat. Pada selang waktu tersebut, user bisa memberikan tanggapan akan sistem yang sudah dikembangkan untuk selanjutnya dilakukan perbaikan-perbaikan. Dengan demikian proses pengembangan suatu sistem membutuhkan waktu yang cepat. Menurut Mc Leod dalam Tri Raharjo, 2014 terdapat empat tahapan desain pada alur pengembangan sistem RAD : a Perancangan Proses Yaitu merancang proses apa saja yang terjadi di dalam sistem dengan menggunakan diagram-diagram pada UML seperti use case diagram, activity diagram dan sequence diagram. 52 Berikut adalah penjelasan dari diagram UML yang dipakai pada penelitian ini: 1. Use Case Diagram Use Case Diagram menyajikan interaksi antara use case dan actor. Dimana use case meliputi semua yang ada dalam sistem dan menggambarkan deskripsi fungsi dari sebuah sistem atau persyaratan yang harus dipenuhi sistem dari pandangan user. Dengan kata lain, use case menggambarkan bagaimana seseorang menggunakan sistem. Sedangkan actor adalah sebuah peran yang bisa dimainkan oleh pengguna. Tujuan use case diagram adalah mendokumentasikan beberapa actor, use case, dan hubungannya masing-masing. Use case diagram mempunyai 3 notasi yang menunjukkan aspek dari sistem Sholiq, 2006: a Actor Pengguna Actor Pengguna yaitu abstraksi dari orang dan sistem lain yang mengaktifkan fungsi dari target sistem. Actor mewakili peran orang, sistem yang lain atau alat yang berinteraksi dengan use case. b Use Case Use Case adalah abstraksi dari interaksi antara sistem dan actor. Use case dibuat berdasarkan keperluan actor. Use Case harus merupakan “apa” yang dikerjakan software aplikasi, bukan “bagaimana” software aplikasi 53 mengerjakannya. Setiap use case harus diberi nama yang menyatakan apa hal yang dicapai dari hasil interaksinya dengan actor. c Relationship Hubungan Relationship Hubungan Relasi yaitu hubungan antara actorpelaku dengan use case di mana terjadi interaksi di antara mereka. Secara umum Relationship dalam use case diagram terbagi menjadi 3, yaitu: 1. Relationship Hubungan Relasi antara actor dengan use case disebut relasi asosiasi. 2. Relationship Hubungan Relasi antar usecase, yaitu relasi include, extend dan generalisasi. 3. Relationship Hubungan Relasi antar actor hanya digunakan satu relasi yaitu generalisasi. Berikut ini adalah daftar simbol-simbol yang digunakan dalam membuat use case diagram: Tabel 2.2 Simbol-simbol Use Case Diagram Sugiarti, 2013 Notasi Keterangan actor Actor, orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan menggunakan kata benda di awal frase nama aktor. 54 use case Use Case, fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor, biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di awal frase nama use case. Association, merupakan penghubung antara actor dengan use case. extend Extends,digunakan untuk membuat use case baru dengan menambahkan langkah-langkah pada use case yang sudah ada. include Uses atau Includes, menunjukkan bahwa sebuah use case merupakan bagian dari use case lainnya. System Boundary, merupakan suatu batasan sistem yang akan dijalankan oleh user. Berikut adalah contoh dari use case diagram. 55 Gambar 2.2 Contoh Model Use Case Diagram Contoh di atas merupakan use case dari Sistem Informasi Persuratan Bagian 1 dimana terdapat 10 aktor yang akan berinteraksi dengan sistem dan 3 use case yang menghubungkan aktor dengan sistem. Masing-masing aktor dihubungkan dengan use case yang berbeda, hal ini karena setiap aktor memiki level yang berbeda untuk dapat mengakses setiap fitur yang terdapat di dalam Sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu. Dalam pembuatan use case diagram terbagi kepada 4 empat fase yaitu: a Identifikasi Aktor 56 Yaitu menentukan siapa saja yang menjadi aktor yang berinteraksi dengan sistem tersebut. b Identifikasi Use Case Yaitu menentukan use case yang berada pada sistem. c Use Case Model Diagram Yaitu membuat rancangan use case sistem dengan model gambar. d Narasi Use Case Yaitu menjelaskan use case secara tekstual mengenai interaksi dan langkah apa saja yang dapat dilakukan antara sistem dengan penggunanya. 2. Activity Diagram Activity Diagram adalah cara lain untuk memodelkan aliran kejadian dari use case. Diagram ini menunjukkan langkah- langkah di dalam aliran kerja, titik-titik keputusan di dalam aliran kerja, siapa yang bertanggung jawab menyelesaikan masing-masing aktivitas dan objek-objek yang digunakan dalam aliran kerja Sholiq, 2006. Elemen-elemen utama yang digunakan dalam activity diagram untuk memodelkan aliran kerja melalui use case adalah sebagai berikut Sholiq, 2006: a. Swimlanes, menunjukkan siapa yang bertanggung jawab melakukan aktivitas dalam suatu diagram. b. Activities Aktivitas, adalah kegiatan dalam aliran kerja. 57 c. Action Aksi, adalah langkah-langkah dalam sebuah aktivitas. Aksi bisa terjadi saat memasuki aktivitas, meninggalkan aktivitas, saat di dalam aktivitas atau pada kejadian event yang spesifik. d. Bussiness Object Objek bisnis, adalah entitas-entitas yang digunakan dalam aliran kerja. e. Transition Transisi, menunjukkan bagaimana aliran kerja itu berjalan dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya. f. Decision Point Titik keputusan, menunjukkan dimana sebuah keputusan perlu dibuat dalam aliran kerja. g. Scynchronization Sinkronisasi, menunjukkan dua atau lebih langkah dalam aliran kerja berjalan secara serentak. h. Start state Keadaan awal, menunjukkan dimana aliran kerja itu dimulai. i. End state Keadaan akhir, menunjukkan dimana aliran kerja itu berakhir. Adapun simbol-simbol dari activity diagram adalah sebagai berikut: Tabel 2.3 Simbol-simbol Activity Diagram Sumber: Munawar dalam Arini Wulandari No. Simbol Fungsi 1 Swimlane1 Swimlane Menujukkan siapa yang bertanggung jawab melakukan aktivitas dalam suatu 58 diagram. 2 Start State Menujukkan dimana aliran kerja itu di mulai. 3 End State Menujukkan dimana aliran kerja itu berakhir. 4 Activity1 Action State Action state adalah langkah-langkah dalam sebuah activity. Action bisa terjadi saat memasuki activity, meninggalkan activity, atau pada event yang spesifik. 5 Decission Menunjukkan dimana sebuah keputusan perlu di buat dalam aliran kerja. 6 Synchronization Synchronization menunjukkan dua atau lebih langkah dalam aliran kerja berjalan secara serentak. 59 Gambar 2.3 Contoh Model Activity Diagram Contoh gambar tersebut adalah activity diagram login pada Sistem Infor Masi Persuratan PKEPP. Pada contoh tersebut terdapat 2 swimlane yaitu user dan sistem dimana user harus mengisikan username dan password terlebih dahulu untuk dapat mengakses sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu ini. Setelah berhasil memasukkan username dan password lalu sistem memverfikasi username dan password user dan menampilkan halaman utama sesuai dengan level user. 3. Sequence Diagram Sequence diagram digunakan untuk menunjukkan aliran fungsionalitas dalam use case. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh obyek dan message pesan yang diletakkan di 60 antara obyek-obyek ini di dalam use case. Komponen utama sequence diagram terdiri atas obyek yang dituliskan dengan kotak segiempat bernama. Message diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukkan dengan progress vertical Sholiq, 2006. Berikut adalah simbol - simbol yang ada pada diagram sekuen: Tabel 2.4 Simbol-simbol Sequence Diagram Sumber: Wahono dalam Tri Raharjo Simbol Keterangan Boundary Boundary biasanya berupa tepi dari sistem, seperti user interface atau suatu alat yang berinteraksi dengan sistem lain Control Control merupakan elemen yang mengatur aliran dari informasi untuk sebuah scenario. Perilaku bisnis umumnya diatur oleh objek ini Entity Entity biasanya elemen yang bertanggung jawab menyimpan data atau informasi. Ini dapat berupa beans model objek 61 Actor1 Merepresentasikan entitas yang berada di luar sistem,mereka bisa berupa manusia, atau perangkat sistem lain. Message1 Relasi ini digunakan untuk memanggil operasi atau metode yang dimiliki oleh suatu objek. Message mengharuskan kita menyelesaikan proses baru kemudian memanggil proses berikutnya. Message2 Relasi ini menunjukkan bahwa suatu objek hendak memanggil dirinya sendiri. Gambar 2.4 Contoh Model Sequence Diagram login Pada contoh activity diagram tersebut actor yang terlibat adalah Ketua DKPP. Tujuan dari proses ini adalah memfasilitasi actor dalam melihat nota dinas. Proses ini dimulai dengan membuka menu nota dinas kemudian memilih submenu lihat 62 nota dinas, lalu sistem menampilkan list nota dinas. Setelah selesai maka pengguna dapat menklik detail untuk melihat nota dinas. b Perancangan InputOutput Yaitu merancang tampilan input dan output pada sistem usulan.Tampilan input berupa form, sedangkan tampilan output berupa report atau laporan. Menurut Jogiyanto 2008, HIPO Hierarchy plus Input-Process- Output adalah alat desain dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem. HIPO mempunyai sasaran utama sebagai berikut: 1. Untuk menyediakan suatu struktur guna memahami fungsi dari sistem. 2. Untuk lebih menekankan fungsi-fungsi yang harus diselesaikan oleh program. 3. Untuk menyediakan penjelasan yang jelas dari input yang harus digunakan dan output yang harus dihasilkan oleh masing-masing fungsi pada tiap-tiap tingkatan. 4. Untuk menyediakan output yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pemakai. 63 c Perancangan Database Yaitu merancang database atau data yang dapat diolah atau dimanipulasi oleh sistem yang akan dibangun. Adapun tahapan pada perancangan database ini adalah sebagai berikut: 1. Potential Object Potential object merupakan salah satu teknik untuk menemukan objek-objek potensial yang digunakan untuk membuat class diagram. Daftar objek-objek yang potensial dicari dalam narasi use case yang berupa kata benda. Di dalam daftar tersebut, setelah memasukkan kata-kata benda kemudian dimasukkan juga atribut-atribut dari setiap kata benda tersebut. Untuk menyaring daftar objek potensial agar dapat ditentukan sebagai kelas, maka setiap objek harus diajukan pertanyaan sebagai berikut Whitten, 2007.  Apakah kandidat objek adalah sinonim dari objek lain?  Apakah kandidat objek berada di luar lingkup sistem?  Apakah kandidat objek adalah peran eksternal?  Apakah kandidat objek tidak jelas atau membutuhkan fokus?  Apakah kandidat objek sebuah action atau atribut dari objek lain? Jika di setiap pertanyaan jawabannya “ya”, maka objek tersebut dicoret dari daftar potensial objek. Setelah semua objek telah disaring melalui pertanyaan-pertanyaan di atas, barulah ditemukan final object potential list yang akan dijadikan sebagai 64 kelas di class diagram. Untuk atribut yang telah dicoret dari object potential list, maka akan dimasukkan kembali ke dalam class diagram untuk menjadi atribut dari setiap kelas. Berikut ini adalah contoh dari potential object : Tabel 2.6 Analisis Daftar Objek Potensial Potensial Objek Reason User √ Data pengguna sistem Ketua DKPP √ Data user sebagai Ketua DKPP Kepala Biro Administrasi √ Data user sebagai Kepala Biro Ka Bag Administrasi Pengaduan √ Data user sebagai Ka Bag Pengaduan Ka Bag Persidangan √ Data user sebagai Ka Bag Persidangan 2. Class Diagram Yaitu gambar grafis mengenai struktur objek statis dari suatu sistem, menunjukkan kelas-kelas objek yang menyusun sebuah sistem dan juga hubungan antara kelas objek tersebut Whitten Bentley, 2007. Class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem A.S Shalahuddin, 2011 : 122. Class diagram memiliki atribut dan operasi metode. Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas. Operasi metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas. Class diagram memiliki beberapa jenis kelas, yaitu : 65  Kelas utama : memiliki fungsi awal dieksekusi ketika sistem dijalankan.  Kelas tampilan sistem : mendefinisikan dan mengatur tampilan ke user.  Kelas dari pendefinisian use case : menangani fungsi- fungsi yang harus ada, diambil dari pendefinisian use case.  Kelas dari pendefinisian data : digunakan untuk memegang atau membungkus data menjadi sebuah kesatuan yang diambil maupun akan disimpan ke basis data. Class adalah sebuah kategori yang membungkus informasi dan perilaku. Class dalam notasi UML digambarkan dengan kotak. Class Diagram digunakan untuk menampilkan interaksi antar kelas-kelas atau paket-paket di dalam sistem dengan relasinya masing-masing. Satu class diagram menampilkan subset dari kelas-kelas dan relasinya. Yang lainnya mungkin menampilkan kelas-kelas termasuk attribute dan operation dalam kelas-kelas. Atribute adalah property dari sebuah class. Attribute ini melukiskan batas nilai yang mungkin ada pada obyek dari class. Sebuah class mungkin mempunyai nol atau lebih attribute. Sedangkan operation adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh sebuah class atau yang anda atau class yang lain dapat lakukan untuk sebuah class. Responsibility adalah 66 keterangan tentang apa yang akan dilakukan class yaitu apa yang akan dicapai oleh attribute dan operation. Class diagram adalah alat perancangan terbaik untuk tim pengembang perangkat lunak. Diagram tersebut membantu pengembang mendapatkan struktur sistem sebelum menuliskan kode program, membantu untuk memastikan bahwa sistem adalah rancangan terbaik Sholiq, 2006. Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada class diagram: Tabel 2.5 Simbol-simbol Class Diagram Sugiarti, 2013 Simbol Keterangan class +Attribute1 +Attribute2 +Operation1 +Operation2 Attribute adalah properti dari sebuah class. Attribute ini melukiskan batas nilai yang mungkin ada pada objek dari class. Sebuah class mungkin mempunyai nol atau lebih attribute.ours Association Dapat diartikan sebagai relasi. Digambarkan sebagai garis lurus antara dua kelas. Namun tidak berarti bahwa kelas satu memiliki kelas yang lain, tetapi kelas yang lain dapat berelasi juga dengan kelas yang sama. Menggambarkan hubungan khusus dalam objek anakchild yang menggantikan objek parentinduk. 67 Generalization 1 Agregation Hubungan yang menyatakan “bagian dari”, “bagian keseluruhan” atau “terdiri atas”. Suatu class atau objek mungkin atau bisa dibagi menjadi class atau objek tertentu, dimana class atau objek yang disebut kemudian merupakan bagian dari class atau objek yang terdahulu Gambar 2.5 Contoh Model Class Diagram Pada contoh class diagram tersebut terdapat 4 class dimana class user merupakan class induk dari Kepala Bagian Administrasi Umum dan Kepala Biro Administrasi. Class user memiliki hubungan one to many dengan class surat begitu juga classs surat memiliki hubungan one to many dengan clas sifat. Pada beberapa class terdapat operation, operation tersebut merupakan sesuatu yang bisa dilakukan oleh sebuah class atau yang anda atau class yang lain dapat lakukan untuk sebuah 68 class. Tabel 2.6 Notasi Dasar pada Objek Class Notasi Keterangan 1. Class name, nama dari sebuah objek class 2. Attribute, atribut atau properti dari sebuah class yang melukiskan batas nilai yang mungkin ada pada objek dari class. 3. Operation, operasi atau sesuatu yang dapat dilakukan oleh sebuah class Pada objek class, setiap atribut dan operasi dapat memiliki salah satu dari sifat visibilitas berikut ini: Tabel 2.7 Sifat Visibilitas pada Objek Class Notasi Nama Keterangan Protected Hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak yang mewarisinya - Private Tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan, hanya dapat dipakai dalam class yang bersangkutan + Public Dapat dipanggil oleh siapa saja Hubungan antar objek dalam class terdapat multiplisitas, yang menunjukkan jumlah suatu objek yang bisa berhubungan dengan objek lain antara lain Sugiarti, 2013: - 1 pasti 1, 69 - 0...1 nol atau satu, 0... nol atau lebih atau 1... satu atau lebih, - Tidak ada batasan bisa 0, 1, ..., n, - Biasanya didefinisikan batas bawah dan atas, kecuali untuk yang pasti bernilai 1. Dari contoh class diagram di atas dapat diambil contoh hubungan antar class yang dihubungkan garis asosiasi dengan nilai multiplisitas one to many 1 : 1..., sebagai berikut : Gambar 2.6 Contoh Hubungan Asosiasi dalam class diagram 3. Mapping Class Diagram Tahap selanjutnya yaitu melakukan mapping class diagram dengan menggunakan Mapping Problem Domain Object to an RDBMS Format, dengan tujuan untuk mengoptimalkan database yang terbentuk sehingga tidak ada tabel yang mengalami redudansi pada saat pemanggilan data. 70 Menurut Dennis Barbara 2010 cara memetakan problem domain object dalam class diagram ke format RDBMS ada 8 delapan tahapan, yaitu: 1. Petakan semua class konkret dalam problem domain ke tabel RDBMS. Jika, problem domain class abstrak memiliki beberapa subclass langsung, petakan juga ke dalam tabel RDBMS. 2. Petakan atribut bernilai tunggal ke dalam kolom tabel. 3. Petakan metode untuk disimpan di dalam prosedur atau modul program. 4. Petakan agregasi yang bernilai tunggal dan hubungan asosiasi dengan kolom yang dapat menyimpan primary key dari tabel terkait, yaitu, menambahkan foreign key ke dalam tabel. Lakukan hal tersebut untuk kedua sisi yang berhubungan. 5. Petakan atribut multi-valued dan buat hubungan one-to- many dari tabel yang asli ke tabel yang baru. 6. Petakan multi-valued agregasi dan hubungan asosiasi ke tabel asosiatif baru yang menghubungkan dua tabel asli bersama-sama. Masukkan primary key dari kedua tabel tersebut ke dalam tabel asosiatif yang baru, yaitu menambahkan foreign key ke tabel. 7. Untuk hubungan agregasi dan asosiasi dengan tipe campuran, copy primary key dari sisi single-valued 1..1 atau 71 0..1 ke kolom baru pada tabel yang memiliki hubungan multi-valued 1.. atau 0.. yang dapat menyimpan primary key dari tabel terkait. Yaitu menambahkan foreign key ke tabel multi-valued. 8. Untuk hubungan generalisasi, pastikan bahwa primary key dari subclass sama dengan primary key dari superclass. Multiplicity dari hubungan asosiasi yang baru dari subclass ke superclass harus 1..1. Jika superclass konkret, yaitu mereka dapat menginisiasi sendiri, maka multiplicity dari superclass ke subclass adalah 0.., jika tidak konkret hubungannya adalah 1..1. Selanjutnya, Exclusive-or XOR harus ditambahkan ke dalam asosiasi. Lakukan langkah ini untuk setiap superclass. Atau, sesuaikan inheritance dengan menyalin atribut superclass ke semua subclass dan hapus superclass dari desain. Berikut ini adalah contoh mapping dari class diagram ke RDBMS tabel: 72 PROBLEM DOMAIN CLASES RDBMS TABLE Gambar 2.7 Contoh mapping class diagram Penjelasan: Pada contoh mapping class di atas dapat dijelaskan bahwa problem domain classes yang ada di sebelah kiri berasal dari class diagram yang kemudian dipetakan ke dalam RDBMS tables yang ada di sebelah kanan.Pada problem domain classes terdapat hubungan asosiasi antar tabel dengan multiplisitas 1... : 1... one to many, maka pada RDBMS tables kedua tabel tersebut harus dihubungkan dengan tabel baru, agar tidak terjadi redudansi pada saat pemanggilan data. Hubungan antara class surat dan class persetujuan adalah many to many maka menghasilkan tabel persetujuan_surat. Class jenis dan class persetujuan memiliki hubungan one to many. Karena setiap jenis memiliki banyak aliran maka diperlukan tabel pembantu 73 yang dapat menampung aliran tersebut yaitu menghasilkan tabel persetujuan_detail agar tidak terjadi redudansi data. 4. Schema Database Skema database yang dihasilkan merupakan RDBMS Relational Database Management System yang diperoleh dari proses mapping class yang telah optimal, disertai dengan pemetaan primary key yang menjadi forign key pada tabel lain yang memiliki relasi. Fathansyah 2012 mengatakan bahwa, RDBMS secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu sistem dimana data dilihat oleh penggunanya hanya sebagai tabel dan operator yang digunakan oleh pengguna. Berikut adalah contoh dari skema database: 74 Gambar 2.8 Contoh Schema Database Penjelasan: Skema database dihasilkan dari proses mapping class yang telah optimal jumlah tabel yang diperoleh. Setiap tabel memiliki primary key PK sebagai field kunci atau indeks utama dari sebuah tabel. Setiap PK harus mempunyai nilai yang unik dengan PK lainnya. Selain itu terdapat juga foreign key FK, yaitu jenis primary key yang terdapat pada tabel relasi. 5. Spesifikasi Database Menurut Fathansyah 2012, spesifikasi basis data menggambarkan struktur data fisik pada suatu sistem atau aplikasi. Spesifikasi basis data menyajikan bagaimana penyimpanan data dilakukan di software basis data. Bentuk dari spesifikasi basis data sendiri secara umum berupa tabel yang menyajikan informasi field untuk seluruh tabel yang digunakan. Informasi field yang ditampilkan antara lain nama field, tipe field, panjang field dan field yang menjadi field kunci primary key. Tabel 2.8 Contoh Tabel Spesifikasi Database Nama field Tipe data Ukuran Keterangan Id_disposisi Int 4 Id disposisi Nomor_disposisi Varchar 20 Nomor disposisi Id_surat Int 4 Id_surat 75 Id_user Int 3 Id pengguna Kode_sifat Int 3 Nama sifat Isi_disposisi Text Isi disposisi Tanggal_dis Date Tanggal disposisi dibuat Penjelasan: Berdasarkan contoh tabel spesifikasi database di atas, dapat dijelaskan bahwa setiap variabel dari masing-masing field memiliki tipe data yang berbeda. Sebagai contoh, field dengan nama id_user, memiliki tipe data integer, dan panjang field = 3, artinya variabel tersebut hanya dapat menerima input bilangan bulat dan tidak bisa menerima input huruf teks dan memiliki panjang 4 digit yaitu dari angka 0 sampai dengan angka 999. Sedangkan variabel dengan yang mempunyai tipe data varchar dapat menerima input berupa teks dan bilangan. 6. Matrix CRUD Menurut Bernard 2005 activityentity matrix dikembangkan dengan pemetaan data entitas yang dipengaruhi oleh garis kegiatan bisnis Line of Business terkait. Sedangkan menurut Whitten Bentley 2007 Data to location CRUD Create, Read, Update, Delete matrix adalah matriks yang digunakan untuk memetakan kebutuhan data pada lokasi dalam sistem. Tabel 2.9 Contoh Matrix CRUD 76 location attribut Admin Admin TU Staf TU Ka Subbagian TU Pegawai Id_pegawai CRUD R R R NIP CRUD R R R Nama_pegawai CRUD R R R Ttl_pegawai CRUD R R R Alamat_pegawai CRUD R R R Tlpn_pegawai CRUD R R R Email CRUD R R R Kode_jabatan CRUD R R R Penjelasan: Pada gambar tersebut, terdapat baris location dan kolom atribut. Baris location terdapat pengguna sistem sedangkan attribut terdapat data. Baris dan kolom menggambarkan matriks hubungan CRUD Create, Read, Update, Delete. 7. Perancangan User Interface Yaitu merancang gambaran tampilan dari sistem yang akan dikembangkan. Pada perancangan interface ini terdiri dari dua, yaitu perancangan struktur menu dan perancangan layout. 77

2.17.2.3 Implementasi Implementation

Tahap ini terdiri atas dua tahapan, yaitu tahap pengimplementasian sistem ke dalam bahasa pemrograman coding dan tahap pengujian sistem oleh beberapa owner, analyst, dan developer dengan tujuan apakah sistem yang dibangun sudah berjalan dengan baik pada saat pengoperasiannya atau masih terdapat kesalahan error. a. Pemrograman Coding Menurut Whitten.et.al 2007 Tujuan fase konstruksi adalah untuk membangun dan menguji sebuah sistem fungsional yang memenuhi persyaratan bisnis dan desain dan untuk mengimplementasi antarmuka sistem yang baru. Aspek utama dari fase ini ialah pemrograman sistem. b. Pengujian Yaitu tahap ujicoba terhadap aplikasi atau software yang telah dibangun. Adapun metode yang digunakan dalam testing ini yaitu dengan black box testing. Menurut Pressman 2010, pengujian black box disebut juga pengujian behavioral, yang berfokus pada kebutuhan fungsional software. Black box mencoba untuk menemukan kesalahan dalam kategori berikut : 1 fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, 2 kesalahan interface, 3 kesalahan dan struktur data atau akses database eksternal 4 kesalahan 78 kinerja atau tingkah laku dan 5 inisialisasi dan kesalahan terminasi. Pada penelitian ini metode black box testing yang digunakan adalah equivalence partitioning. Equivalence partitioning adalah metode pengujian black box yang membagi domain input dari program ke dalam kelas data dari kasus uji yang dapat diturunkan Pressman, 2010.Pengujian black box dilakukan dengan mengamati hasil eksekusi melalui tabel data uji dan memeriksa fungsional dari aplikasi yang telah dibangun, tanpa mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses detailnya.

2.18 Konsep Analisis dan Desain Sistem Informasi

2.18.1 Pengertian Analisis dan Desain Sistem Informasi

Analisis Sistem merupakan sebuah teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi bagian- bagian komponen dengan tujuan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk meraih tujuan mereka. Sedangkan Sistem desain adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi dengan Analisis Sistem yang merangkai kembali bagian-baagian relatif pada sistem yang diperbaiki. Hal ini melibatkan penambahan, penghapusan dan perubahan bagian-bagian relatif pada sistem aslinya awalnya Whitten et al, 2004. 79

2.18.2 Pendekatan Analisis Sistem

Menurut Whitten et al. 2004 Analisis Sistem merupakan pemecahan dari suatu masalah, banyak pendekatan dalam menghadapi masalah, oleh karena itu analisis Sistem mempunyai beberapa pendekatan masalah. Berikut ini adalah pendekatan masalah dari Analisis Sistem: 1. Analisis Terstruktur Structured Analysis Analisis Terstruktur merupakan sebuah teknik model-driven dan berpusat pada proses yang digunakan untuk menganalisis sistem yang ada, mendefinisikan persyaratan-peryaratan bisnis untuk sebuah sistem baru, atau keduanya. 2. Teknik Informasi Information Engineering Merupakan sebuah teknik model-driven dan berpusat pada data, tetapi sensitif pada proses. Teknik ini digunakan untuk merencanakan, menganalisa, dan mendesain Sistem Informasi. Model-model ini adalah gambaran yang mengilustrasikan dan menyesuaikan data dan proses-proses sistem. 3. Discovery Prototyping Discovery Prototyping adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasikan persyaratan-persyaratan bisnis pengguna dengan membuat para pengguna dengan membuat para pengguna bereaksi pada implementasi quick end dirt bijaksana dan efektif tapi tanpa cacat atau efek samping yang tidak diinginkan persyaratan-persyaratan tersebut. 4. Analisis Berorientasi Objek Object Oriented Analysis 80 Analisis Berorientasi Objek adalah sebuah teknik yang mengintegrasikan data dan proses ke dalam konstruksi yang disebut object. Model-model OOA Object Oriented Analysis adalah gambar-gambar yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari berbagai macam perspektif, seperti struktur, kelakuan, dan interaksi objek-objek.

2.18.3 Analisis dan Desain Berorientasi Obyek Object Oriented

Analisis and Design Object Oriented Analysis and Design merupakan kumpulan peralatan dan teknik untuk pengembangan sistem yang akan memanfaatkan teknologi objek untuk mengkostruksikan sebuah sistem dan perangkat lunaknya. Teknik analisis berorientasi objek merupakan alat terbaik yang dapat di gunakan untuk sebuah proyek yang akan mengimplementasikan sistem yang menggunakan teknologi objek untuk membangun, mengelola, dan merakit objek-objek itu menjadi aplikasi yang berguna. Teknik pemodelan objek menyajikan penggunaan metodologi dan notasi diagram yang sama sekali berbeda dengan teknik lainnya yang biasa digunakan untuk pemodelan data dan pemodelan proses Whitten et al, 2004. 2.18.4 Object Oriented Analisis OOA Object Oriented Analysis adalah pendekatan pemodelan objek selama analisis dan desain sistem Whitten et al, 2004. Sebuah teknik yang model-driven yang mengintegrasikan data dan proses ke dalam konstruksi yang disebut objek. Model-model OOA adalah gambar- 81 gambar yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari berbagai macam perspektif seperti struktur, kelakuan dan interaksi objek-objek Whitten et al, 2004. Pendekatan yang digunakan OOA Whitten et al, 2004 adalah: a. Mempelajari objek yang sudah ada untuk mengetahui apakah mereka dapat digunakan kembali atau diadaptasi untuk pemakaian baru. b. Menentukan suatu objek baru atau yang dimodifikasi yang akan digabung dengan objek yang sudah ada ke dalam suatu aplikasi komputasi bisnis yang sangat berharga.

2.18.5 Object Oriented Design OOD

Object Oriented Design adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk menetukan solusi perangkat lunak khususnya pada objek yang berkolaborasi, atribut dan metode mereka Whitten et al, 2004. 2.18.6 Konsep Sistem untuk Pemodelan Object Analisis sistem berorientasi objek di dasarkan beberapa konsep. Sebagian konsep ini membutuhkan cara pemikiran baru untuk sistem dan proses pengembangannya Whitten et al, 2004. a. Object adalah sesuatu yang ada atau dapat dilihat, disentuh, atau dirasakan dan user menyimpan data serta mencatat perilaku mengenai sesuatu itu. b. Attribute adalah data yang mewakili karakteristik interes tentang sebuah objek. c. Object instance adalah setiap orang khusus, tempat, sesuatu, atau kejadian, dan juga nilai untuk atribut dari objek. 82 d. Behavior adalah kumpulan dari sesuatu yang dapat di lakukan oleh objek dan terkait dengan fungsi-fungsi yang bertindak pada data objek atau atribut. Pada siklus berorientasi objek, perilaku objek merujuk kepada metode, operasi, atau fungsi istila ini di gunakan berganti-ganti di sepanjang buku ini. e. Encapsulation adalah pengemasan beberapa item ke dalam satu unit. Konsep penting lain mengenai pemodelan objek adalah konsep pengkategorian objek menjadi classkelas yaitu sebagai berikut Whitten et al, 2004: 1. Class adalah satu set objek yang memiliki atribut dan behavior yang sama. Kadang-kadang di sebut object class. 2. Generalization Specialization adalah sebuah teknik di mana atribut dan behavior yang umum pada beberapa tipe kelas objek, di kelompokkan atau di abstraksi ke dalam kelasnya sendiri di sebut supertype. Atribut dan metode kelas objek supertype kemudian di wariskan oleh kelas objek tersebut subtype.

2.18.7 Hubungan Antara Object dan Class

Object Class Relationship adalah asosiasi bisnis yang ada di antara satu atau lebih objek dan kelas. Multiplicity adalah jumlah kejadian minimum dan maksimum dari satu objekkelas untuk satu kejadian tunggal dari objekkelas yang terkait. Aggregation adalah sebuah hubungan di mana satu kelas “whole” yang lebih besar berisi satu atau lebih kelas “part” yang lebih kecil. Atau, kelas “part” yang lebih kecil adalah bagian 83 dari kelas “whole” yang lebih besar. Composition adalah hubungan agregasi di mana “whole” bertanggungjawab atas pembuatan dan perusakan “bagian-bagian”. Jika “whole” rusak, maka “part” juga akan rusak Whitten et al, 2004.

2.19 Tools Pengembangan Sistem

2.19.1 Flowchart

Flowchart merupakan representasi grafis dalam simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan operasi, data, aliran, logika, peralatan, dan lain- lain O’Brien Marakas, 2010 : 563. Menurut Yatini dalam Novia Widyaningsih, 2014 Flowchart adalah representasi grafis dan langkah-langkah yang harus diikuti dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terdiri dari sekumpulan simbol, dimana masing-masing simbol merepresentasikan kegiatan tertentu. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah ke dalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif dalam pengoperasian. Flowchart diawali dengan penerimaan input dan diakhiri dengan penampilan output. Flowchart adalah suatu gambaran yang menjelaskan urutan pembacaan data, pemrosesan data, pengambilan keputusan terhadap data, dan penyajian hasil pemrosesan data. Flowchart terbagi dalam lima jenis, yaitu: 1. Flowchart Sistem 84 Merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada dalam sistem. 2. Flowchart Dokumen Menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain, baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat, dan disimpan. 3. Flowchart Skematik Mirip dengan flowchart sistem, tapi flowchart skematik tidak hanya menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form- form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Kegunaan flowchart ini sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart konvensional. 4. Flowchart Program Flowchart program dihasilkan dari flowchart sistem dan merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan.Flowchart ini digunakan programmer untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Sedangkan seorang analis menggunakan flowchart ini untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur. 85 5. Flowchart Proses Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecahkan dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Berikut ini adalah simbol-simbol yang digunakan untuk menyusun flowchart: Flowchart yang dipakai dalam penelitian ini mengacu pada pedoman penyusunan Standard Operating Procedures SOP Administrasi Pemerintahan yang ditetapkan KEMENPAN Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. Standard Operating Procedures SOP merupakan serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan Kemenpan, 2012. Adapun notasi flowchart yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 2.10 Daftar Simbol pada Flowchart Simbol Keterangan Terminator,Digunakan untuk menandai awal dan akhir dari suatu flowchart. Simbol ini biasanya diberi label “Mulai” dan “Selesai”. Input-Output , Digunakan untuk mempresentasikan 86 fungsi IO yang membuat sebuah data dapat diproses input atau ditampilkan output. Pencabangan Keputusan, Digunakan untuk melakukan pencabangan, yaitu pemeriksaan terhadap suatu kondisi. Dalam simbol ini, kita menuliskan keadaan yang harus dipenuhi. Hasil pemeriksaannya adalah “Ya” atau “Tidak”. Jika pemeriksaan menghasilkan keadaan “Benar” maka jalur yang harus dipilih berlabel “Ya” dan jika pemeriksaan menghasilkan keadaan “Salah” maka jalur yang harus dipilih berlabel “Tidak”. Proses Penugasan , Digunakan untuk kegiatan pemrosesan input, pada simbol ini kita dapat menuliskan operasi-operasi yang dikenakan pada input, maupun operasi lainnya, penulisan dapat dilakukan satu persatu maupun keseluruhan. Arah aliran,Digunakan untuk menghubungkan setiap langkah dalam flowchart dan menunjukkan ke mana arah aliran diagram. Anak panah ini mempunyai arah kiri, kanan, atas, bawah. Konektor On Page ,Digunakan untuk menghubungkan satu langkah dengan langkah lain dalam satu halaman. Konektor Off Page , Digunakan untuk menghubungkan suatu langkah dengan langkah lain dalam halaman yang berbeda. Preparasi Persiapan , Digunakan untuk proses inisialisasi pemberian harga awal misalnya dalam melakukan iterasi. 87 Penyajian SOP pada penelitian yaitu berdasarkan proses yang terjadi pada sistem yang akan diusulkan. Berikut adalah contoh flowchart SOP yang digunakan pada penelitian ini: Sistem Usulan untuk Persuratan Nota Dinas Hasil Verifikasi Kepala Biro Adm inistrasi Ketua DKPP Keterangan Deskripsi No Melihat Nota Dinas yang harus dibuat  Kepala Biro Administrasi  Data Nota Dinas  Data Verifikasi  Tabel Verifikasi  Tabel Nota Dinas Input Nota Dinas Menyetujui atau menolak nota dinas Melihat status Nota Dinas  Kepala Biro Adm inistrasi  Data Verifikasi  Data Nota Dinas  Tabel Nota Dinas  Tabel Verifikasi  Ketua DKPP  Data Nota Dinas  Data Verifikasi  Tabel Nota Dinas  Tabel Verifikasi Selesai Start  Kepala Biro Administrasi  Data Verifikasi  Data Nota Dinas  Tabel Nota Dinas  Tabel Verifikasi 1 2 3 4 Gambar 2.9 Contoh Flowchart Diagram Alir Penjelasan: Contoh SOP di atas menjelaskan proses persuratan nota dinas dengan 4 empat deskripsi kegiatan yang berbeda. Masing-masing kegiatan tersebut ditempatkan pada kolom aktor tertentu sesuai dengan tugasnya dan diberi keterangan mengenai database dan dokumen apa yang terlibat pada kegiatan tersebut. 88

2.19.2 Rich Picture

Menurut Valente dan Marchetti dalam Novia Widyaningsih, 2014, rich picture merupakan pengetahuan tentang domain dan harus membimbing para pengembang sistem selama fase awal definisi dan konstruksi prototipe sistem. Penciptaan rich picture adalah kegiatan awal desain, tahap dimana pengembang sistem harus membingkai masalah untuk menemukan solusi yang memadai, berfokus pada teknologi berorientasi objek. Menurut Mathiassen dalam Khairunisa, 2013 rich picture adalah sistem atau situasi dengan menggunakan gambar-gambar. Gambaran keseluruhan dari orang, objek, proses, struktur dan masalah pada keseluruhan proses bisnis yang ada di perusahaan. Rich picture juga merupakan gambaran informal yang mempresentasikan pemahaman ilustrator terhadap situasi yang ada. Rich picture memberikan deskripsi yang luas mengenai suatu situasi yang memungkinkan adanya interpretasi yang berbeda-beda. Tahap ini dilakukan untuk memperoleh pandangan menyeluruh terhadap situasi dan berbagai cara orang menginterpretasikannya. Menurut Pratiwi dalam dalam Novia Widyaningsih, 2014 Rich picture adalah gambaran dari aspek-aspek penting yang dapat membantu pengguna sistem untuk memahami sistem yang sedang dikembangkan. Rich picture difokuskan pada aspek penting dari sistem yang ditentukan sendiri oleh pengembang sistem dengan mengunjungi perusahaan untuk melihat bagaimana perusahaan beroperasi, berbicara dengan banyak orang 89 untuk mengetahui apa yang harus terjadi, dan mungkin melakukan wawancara formal. Notasi yang dipakai dalam rich picture terdiri dari: Tabel 2.1 Notasi Dasar Rich Picture Notasi Nama Keterangan Objek Objek, menyatakan orang atau benda yang digambarkan terkait dengan proses yang terjadi. Simbol objek disesuaikan dengan gambaran objek yang ingin ditampilkan. Misalnya objek manusia maka yang ditampilkan adalah simbol yang menyerupai manusia, sedangkan objek benda maka simbol yang digunakan adalah benda yang menyerupainya. Garis alir proses Menyatakan proses yang terjadi yang menghubungkan antar objek disertai dengan keterangan singkat berupa nomor dan teks. Berikut adalah contoh penggunaan rich picture dalam penelitian ini: 90 Sistem Informasi Persuratan PKEPP Staf TU Kepala Biro Administrasi Kepala Bagian Administrasi Persidangan 2 1 Kepala Bagian Administrasi Pengaduan Ka Subbag Analisis dan Verifikasi 11 3 9 4 Pihak Terkait Via Ekpedisi 5 Ketua DKPP 7 10 6 Kepala Biro Administrasi 3 12 14 8 13 4. Mengirim surat melalui ekspedisi 5. Mengirim Surat kepada Pihak Terkait 6. Mencatat data pengiriman surat dan mengirim surat ke email pihak terkait 1. Melihat data permintaan surat 2. Membuat surat 3. Approve surat 7. Membuat disposisi pengaduan 12. Approve nota dinas 9. Membuat disposisi pengaduan 11. Membuat Nota Dinas 7. Membuat disposisi pengaduan 11. Membuat Nota Dinas 10. Melihat Dipsosisi Pengaduan 3 3 Ka Subbag TU 3 Gambar 2.1 Contoh Rich Picture Penjelasan: Contoh di atas menjelaskan sistem usulan melalui ilustrasi gambar. Penggunaan simbol-simbol yang tepat untuk mewakili objek tertentu memudahkan seseorang mengetahui dengan mudah alur seperti yang terjadi pada sistem usulan.

2.19.3 Unified Modelling Language UML

2.19.3.1 Sejarah UML

Menurut Whitten dan Bentley 2007, pada tahun 1994 Grady Boch dan James Rumbaugh bergabung untuk menggunakan metode pengembangan berorientasi objek dengan tujuan mencipatakan sebuah standar proses untuk mengembangkan sistem berorientasi objek. Ivan Jacobson bergabung pada tahun 1995, dan mereka bertiga fokus membuat suatu bahasa pemodelan objek 91 standar sebagai ganti dari pendekatan atau metode objek standar. Berdasarkan kerja mereka dan hasil kerja lainnya pada industri, Unified Modeling Language UML versi 1.0 dirilis pada tahun 1997. Hingga saat ini UML versi terbaru adalah versi 2.0. UML tidak menentukan metode untuk sistem-sistem pengembangan, tetapi sudah diterima luas sebagai standar untuk pemodelan objek. Penggabungan beberapa metode menjadi UML dimulai tahun 1993. Setiap orang dari tiga sekawan di Rational Software Corporation mulai menggabungkan idenya dengan metode-metode lainnya. Pada akhir tahun 1995 Unified Method versi 0.8 diperkenalkan. Unified Method diperbaiki dan diubah menjadi UML pada tahun 1996, UML 1.0 disahkan dan diberikan pada Object Technology Group OTG UML pada tahun 1997, dan pada tahun itu juga beberapa perusahaan pengembang utama perangkat lunak mulai mengadopsinya. Pada tahun yang sama OMG merilis UML 1.1 sebagai standar industri Sholiq, 2006.

2.19.3.2 Pengertian UML

Unified Modeling Language UML adalah satu kumpulan konvensi pemodelan yang di gunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek Whitten et al, 2004. Menurut Munawar dalam Arini Wulandari UML diartikan sebagai salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi obyek. Hal ini disebabkan 92 karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti, serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi sharing dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain. Sedangkan menurut Sholiq 2006 Notasi UML merupakan kesatuan dari bahasa pemodelan yang dikembangkan oleh Grady Booch, Object Modeling Technique OMT dan Object Oriented Software Engineering OOSE. Metode Booch dari Grady Booch sangat terkenal dengan nama metode Design Object Oriented. Semuanya bekerja di Rational Software Corporation dan berfokus pada standarisasi dan perbaikan ulang UML.

2.19.3.3 Tujuan UML

Menurut Didik dalam Arini Wulandari, 2014 bahwa tujuan utama UML adalah: 1. Memberikan model yang siap pakai, bahwa permodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum. 2. Memberikan bahasa permodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa. 3. Menyediakan produk-produk yang terdapat dalam permodelan. 93

2.20 Media Penyajian Data

Menurut Hariyanti dalam Muhhamad Arif Abdul Hakim, 2014, media penyajian data bergantung pada jenis informasi dan pesan yang ingin disampaikan, serta kebutuhan dan selera pengguna. Perancang dapat memilih bentuk teks, grafik, atau mengkombinasikan keduanya. Pemilihan media penyajian yang kurang tepat akan mengurangi efektifitas penyampaian informasi, dan menimbulkan persepsi yang salah menganai informasi yang disajikan. Terdapat dua prinsip dalam memilih media penyajian informasi. a. Media dapat memberikan persepsi yang benar tentang informasi yang disajikan. b. Media dapat menyajikan informasi sesuai dengan tujuan, tanpa memakan banyak tempat. Setiap jenis media memiliki kekuatan dan kelemahan tersendiri dalam menyajikan suatu jenis informasi. Media yang paling banyak digunakan dalam menyajikan informasi yaitu dengan menggunakan tabel dan grafik . 2.1.1 Tabel Tabel adalah tampilan grafis yang mengatur informasi dalam format kolom dan baris. Menurut Hariyanti dalam Muhhamad Arif Abdul Hakim, 2014 tabel dapat menyajikan data dengan lebih detail, menyajikan angka- angka dengan format yang lebih presisi. Tabel dapat menampilkan data kuantitatif maupun kualitatif. Namun demikian, informasi yang disajikan dalam tabel tidak dapat dipahami secara cepat dan sekilas. 94

2.1.2 Grafik

Menurut Hariyanti dalam Muhhamad Arif Abdul Hakim, 2014 grafik dapat digunakan untuk menunjukkan keterhubungan antar data, seperti perbandingan nominal, time-series, deviasi, korelasi, dan sebagainya. Grafik yang digunakan pada penelitian ini yaitu bar chart atau progress bar. Grafik tersebut digunakan untuk menunjukkan nilai dari proses yang sedang berlangsung yang meliputi waktu proyek laytime, hasil muatan yang telah yang dicapai dalam perkembangan proyek, dan grafik laporan proyek secara keseluruhan. 2.21 Konsep Basis Data Berbicara tentang database, tidak lepas dari DBMS Database Management System yang merupakan paket perangkat lunak yang kompleks dan digunakan untuk mengakses dan memanipulasi database Jogiyanto, 2008.

2.21.1 Pengertian Basis Data Database

Basis data database adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. Basis data dimaksudkan untuk mengatasi masalah pada sistem yang memakai pendekatan berbasis berkas Kadir, 2003. Tujuan awal dan utama dalam pengolahan data pada sebuah basis data adalah agar dapat mencari data dengan mudah dan cepat. Di samping itu, pemanfaatan data untuk pengolahan data juga memiliki tujuan-tujuan tertentu. Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan sebagai berikut:

a. Kecepatan dan kemudahan Speed

95 Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahanmanipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan cepat dan mudah.

b. Efisiensi ruang penyimpanan Space

Penggunaan ruang penyimpanan di dalam basis data dilakukan untuk mengurangi jumlah redudansi pengulangan data, baik dengan melakukan penerapan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi dalam bentuk file antar kelompok data yang saling berhubungan.

c. Keakuratan Accuracy

Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturanbatasan tipe data, domain data, keunikan data dan sebagainya dan diterapkan dalam basis data, sangat berguna untuk menentukan keakuratan pemasukan atau penyimpanan data.

d. Ketersediaan Availability

Pertumbuhan data baik dari jumlah maupun jenisnya sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi digunakan dapat diatur untuk dilepaskan dari sistem basis data dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan. e. Kelengkapan Completeness Lengkap atau tidaknya data yang dikelola bersifat relatif baik 96 terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu. Dalam sebuah basis data, struktur dari basis data tersebut juga harus disimpan. Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, maka tidak hanya menambah record- record data, tetapi juga melakukan penambahan struktur dalam basis data.

f. Keamanan Security