Pengadilan HAM mengatur Pelanggaran HAM berat yang meliputi genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
26
Black’s Law Dictionary memberikan defenisi dari genosida genocide sebagai: “an act committed with the intent to destroy, in whole apart, a national,
ethnic, racial, or religious group”
II.4.1. Genosida dalam Hukum Internasional dan Hukum Nasional
27
Defenisi Kejahatan Genosida sendiri masih tetap menjadi perdebatan karena walaupun sejarah manusia telah menyaksikan
banyak tindakan genosida, konsep kejahatan ini sendiri masih relatif baru dan baru dikembangkan sebagai akibat dari kekejaman Nazi dalam Perang Dunia II.
Istilah “Genosida” itu sendiri berakar dari karya seorang pakar hukum, Raphaël Lemkin, seorang pendukung utama dari konvensi internasional tentang masalah
ini. Defenisi Lemkin tentang istilah ini berpusat pada adanya rencana terkoordinasi untuk menghancurkan “fondasi-fondasi penting” dari kehidupan
suatu kelompok, dengan tujuan untuk memusnahkan kelompok tersebut.
28
26
Menteri Kehakiman RI. “ Pelanggaran HAM Berat dan Pengadilan Ad Hoc”.
Lemkin dalam proposalnya ke Konferensi Internasional Liga Bangsa-bangsa untuk Unifikasi Hukum Pidana mengusulkan untuk mendeklarasikan bahwa
penghancuran ras, agama, atau kelompok sosial sebagai sebuah kriminal di bawah
http:www.legalitas.orgincl-phpbuka.php?d=art+2f=hamberat.htm. Diakses tanggal 10 Februari 2010
27
Bryan A. Garner Editor in chief. Op. cit. Halaman 694.
28
Steven R. Ratner dan Jason S. Abrams. 2008. Melampaui Warisan Nuremberg: Pertanggungjawaban untuk Kejahatan terhadap Hak Asasi Manusia dalam Hukum Internasional.
Jakarta: ELSAM Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat. Halaman 40
Universitas Sumatera Utara
hukum bangsa-bangsa.
29
“Genocide is a denial of the right of existence of entire human groups, as homicide is the denial of the right to live of individual human
beings; such denial of the right of existence shocks the conscience of mankind, results in great losses to humanity in the form of cultural and
other contributions represented by these human groups, and is contrary to moral law and to the spirit and aims of the United Nations”
Pada 11 Desember 1946, Majelis Umum PBB mengadopsi Resolusi 96 yang berkaitan dengan genosida ini:
30
a. Membunuh anggota-anggota dari kelompok tersebut
Dalam Resolusi ini pengaturan mengenai bagaimana sebenarnya kejahatan genosida itu dipraktekkan belum lengkap, sekilas terlihat bahwa ketentuan ini
mengatur semua tindakan yang dianggap menghalangi hak asasi manusia tanpa ada indikator yang jelas tentang sejauh mana kriminalisasi dari tindakan genosida
itu. Convention for the Prevention and Punishment of the Crime of Genocide
dalam pasal 2 menyatakan bahwa genosida adalah tindakan-tindakan yang disengaja untuk memusnahkan keseluruhan atau sebagian kelompok nasional,
etnik, ras, atau agama seperti:
b. Menimbulkan kerusakan fisik dan mental yang serius terhadap anggota-
anggota kelompok tersebut c.
Dengan sengaja menimbulkan kepada kelompok keadaan hidup yang diperkirakan membawa penghancuran seluruh atau sebagian kelompok
tersebut secara fisik
29
Kurt Mundorff. “Other Peoples’ Children: A Textual and Contextual Interpretation of the Genocide Convention, Article 2e”. Harvard International Law Journal Vol. 50 Number 1
Winter 2009. Halaman 73
30
Ibid. Halaman 74
Universitas Sumatera Utara
d. Menjatuhkan tindakan-tindakan yang bertujuan untuk mencegah kelahiran
dalam kelompok tersebut e.
Memindahkan anak-anak secara paksa dari kelompok tersebut ke kelompok lainnya
Rome Statute dalam pasal 6, The International Criminal Tribunal for Rwanda Statute dalam pasal 2, dan pasal 8 UU No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia juga senada dengan Convention for the Prevention and Punishment of the Crime of Genocide tentang pengertian genosida. Ketentuan
dari instrumen-instrumen ini tidak mengharuskan pemusnahan kelompok yang dimaksud secara keseluruhan untuk dapat disebut sebagai kejahatan genosida.
Indonesia sendiri dalam UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia menyebutkan unsur-unsur genosida dalam Pasal 8 yang sama
indikatornya dengan Pasal 6 dari Statuta Roma.
II.4.2. Kejahatan terhadap Kemanusiaan dalam Hukum