PROFIL PERUSAHAAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
penanggung peserta yang lainnya.
3
Sedangkan menurut Fatwa DSN-MUI Asuransi Syariah Ta’min, Takaful,
Tadhamun adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orangpihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru‟ yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad perikatan yang sesuai dengan syariah.
4
Sejarah terbentuknya asuransi syariah dimulai sejak tahun1979 ketika sebuah perusahaan asuransi di sudan, yaitu Sudanese Islamic Insurance pertama
kali memperkenalkan asuransi syariah. Kemudian pada tahun yang sama sebuah perusahaan asuranis jiwa di Uni Emirat Arab juga memperkenalkan asuransi
syariah di wilayah Arab. Setelah itu pada tahun 1981 sebuah perusahaan asuransi jiwa di swiss bernama Dar Al-Maal Al-Islami memperkenalkan asuransi syariah di
Jenewa. Diiringi oleh penerbitan asuransi syariah kedua di Eropa yang di perkenalkan oleh Islamic Takaful Company ITC di Luksemburg pada tahun
1983, dan diikuti pada beberapa Negara yang lain. Hingga saat ini asuransi syariah semakin dikenal luas dan dinikmati oleh masyarakat dan Negara-negara baik
muslim maupun non muslim.
5
Asuransi syariah merupakan salah satu jenis lembaga keuangan syariah
3
Rahmat Husein, Asuransi Takaful Selayang Pandang dalam wawasan Islam dan Ekonomi, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1997, h. 234
4
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21DSN-MUIX2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah
5
Admin in Uncategorized, “Sejarah Asuransi Syariah” , diakses dari http:alwayslistening.infoasuransi-syariah, posted on August, 2013
non bank. Asuransi syariah juga memilki kesamaan fungsi dengan lembaga keuangan syariah non bank lainnya, yakni untuk memperoleh keuntungan dari
hasil investasi dana yang dikumpulkan dari peserta asuransi. Cara pembagian keuntungan pengelolaan dana peserta asuransi dilakukan dengan prinsip bagi hasil
profit and loss sharing. Dalam hal ini perusahaan asuransi bertindak sebagai pihak pengelola dana mudharib yang menerima pembayaran dari peserta
asuransi untuk dikelola dan di investasikan sesuai dengan prinsip syariah bagi hasil. Sedangkan peserta asuransi bertindak sebagai pemilik dana shahibul maal
yang akan memperoleh manfaat jasa perlindungan, penjaminan dan bagi hasil dari perusahaan asuransi.
6
Dalam asuransi syariah, istilah tertanggung dan penanggung tidak relevan lagi jika dipandang sebagai pihak yang berbeda.Dalam kepesertaan asuransi
syariah, baik tertanggung maupun penanggung adalah sesama peserta itu sendiri.
7
Proses hubungan peserta dan perusahaan dalam mekanisme pertanggungan pada asuransi syariah adalah saling menanggung resiko sharing of risk. Apabila terjadi
musibah, maka semua peserta asuransi syariah saling menanggung. Dengan demikian tidak terjadi transfer resiko dari peserta ke perusahaan, karena
prakteknya kontribusi premi yang dibayarkan oleh peserta tidak terjadi yang disebut transfer of fund, status kepemilikan dana tersebut tetap melekat pada
6
Hendi Suhendi, Deni K. Yusup, Asuransi Takaful dari Teoritis ke Praktis, Bandung: Mimbar Pustaka, 2005, h. 9
7
Agus Edi Sumanto, dkk., Solusi Berasuransi: Lebih Indah dengan Syariah, Bandung: PT. Salamadani Pustaka Semesta, 2009, Cet.1, h.7