Uji Reliabilitas Uji Asumsi Klasik

47 VAR00018 103.0333 85.482 .246 .875 VAR00019 102.7333 84.271 .453 .868 VAR00020 102.5333 84.671 .451 .868 VAR00021 102.5333 82.189 .612 .864 VAR00022 102.3667 84.516 .535 .867 VAR00023 102.4000 85.972 .337 .871 VAR00024 102.3333 85.126 .512 .868 VAR00025 102.9667 83.275 .445 .869 VAR00026 103.1333 82.740 .500 .867 VAR00027 103.0000 80.414 .649 .862 VAR00028 102.7667 85.771 .328 .871

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang y=terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik cronbach alpha α. Suatu variable dikatakan reliable jika memberikan nilai α 0,60 Nunnally 1967 dalam Ghozali 2005:42 α = Dimana: α = Koefisien reliabilitas r = Korelasi antar item k = Jumlah item 48 Menurut Ghozali dan Kuncoro Ginting dan Situmorang, 2008 : 179 butir pertannyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: a. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach’s Alpha 0,60 b. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach’s Alpha 0,80 Tabel 3.4 Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .873 28 Pada tabel 3.4 dapat diketahui bahwa nilai r alpha sebesar 0,873 dan r tabel sebesar 0,361 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r alpha positif dan lebih besar dari r tabel 0,873 0,361 maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian. 3.10 Metode Analisis Data 3.10.1 Metode Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dinalisis, kemudian diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu: 49 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel bebas dan variabel terikat memiliki data yang berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono 2008, bahwa “model yang paling baik adalah apabila datanya berdistribusi normal atau mendekati normal. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas”. Menurut Ghozali 2005, bahwa “Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng bell shaped. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal”. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas, menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah melihat nilai tolerance dan nilai VIF. Jika nilai tolerance 0,01 atau sama dengan nilai VIF10 maka menunjukkan multikolinearitas Ghozali,2005 3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan variasi residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang 50 lain atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan standardized delete residual nilai tersebut. Heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan uji metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada grafik. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Sebaliknya jika tidak terbentuk pola yang jelas dimana titik-titik meyebar diatas dan dibawah angka 0 nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

3.10.3 Metode Analisis Regresi Berganda