Jenis-jenis Pesta Berdasarkan Life Cycle Menurut Masyarakat Jenis-jenis Upa-Upa slametan Berdasrkan Life Cycle Menurut

“ Slametan sama kenduri itu sama kecil-kecilan cuma sederhana , klo slametan misalanya orang baru tamat sekolah kan do’anya sama orang yang masih hidup, semetara klo kendurkan ngirim do’anya sama orang yang sudah mati, do’a sama orang hidup sama orang mati ya nggak boleh digabung makanya dibuat kenduri”. Pelaksanaan kenduri biasanya diadakan oleh penduduk Desa Sambirejo Timur pada malam hari setelah selesai sholat Maghrib dan selesai sholat Isya. Setelah tetangga yang diundang diperkirakan semuanya telah hadir maka pembacaan surat yasin atau tahlilan dimulai secara bersama-sama yang dipimpin seorang ustadz, atau tetangga yang dianggap mempunyai pengetahuan tentang agama. Setelah selesai tahlilan diteruskan dengan pembacaan do’a secara bersama-sama. Pada saat berdo’a ini tuan rumah berharap telah mengirim do’a kepada keluarga yang telah tiada. Setelah para undangan telah selesai berdo’a tuan rumah meminta kepada tuan rumah agar jangan langsung pulang karena bernagi rezeki sedikit kepada undangan, pada sat ini penganan kue diberikan kepada bapak-bapak yang dimakan ditempat kenduri. Saat membagi-bagikan kue ini bapak-bapak tersebut juga akan menerima sebungkus nasi kenduri. Isi dari nasi kenduri ini adalah nasi putih, sepotong daging kecil, sambal, mie dan kerupuk.

4.2.2. Pesta dan upa-upa Menurut Masyarakat Mandailing

4.2.2.1. Jenis-jenis Pesta Berdasarkan Life Cycle Menurut Masyarakat

Mandailing 1 Pesta Perkawinan Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dengan beberapa informan yang beretnis Mandailing peneliti dapat melihat jenis-jenis pesta dan slametan yang ada pada masyarakat Mandailing. Jenis pesta yang paling penting dilaksanakan bagi Universitas Sumatera Utara masyarakat Mandailing adalah pesta perkawinan. Bagi masyarakat Mandailing perkawinan dapat dilakukan dengan dua cara, yakni ; 1 Sepengetahuan keluarga yang disebut dengan istilah dipabuat, 2 perkawinan tanpa persetujuan orang tua yang disebut dengan marlojong . Prosesi upacara perkawinan masyarakat Mandailing dimulai dari musyawarah adat yang disebut dengan makkobar. Di acara sepasang mempelai duduk bersila bersama keluarga dan kerabat. Para kerbat dekat dari yang muda samapi tertua memberikan masukan, semangat, do’a-do’a dan jiga nasehat agar pengantin tersebut selalu sukses, selamat dan juga berkah memasuki dunia baru. Semakin bayak kerabat yang hadir maka akan semakin lama pula acara makkobar berlangsung, hal ini karena kerabat yang hadir harus makkobar walaupun dua atau tiga patah kata. Setelah acara makkobar selesai dilanjutkan dengan pemberian makan nasi upa-upa kepada ke dua mempelai.

4.2.2.2. Jenis-jenis Upa-Upa slametan Berdasrkan Life Cycle Menurut

Masyarakat Mandailing Bagi masyarakat Mandailing slametan dinamakan dengan upa-upa.. Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara di lapangan dengan beberapa informan, terdapat beberapa jenis-jenis slametan mangupa-upa bagi masyarakat Mandailing, yaitu : 1 Mangupa-upa sembuh dari sakit diadakan karena adanya seseorang yang baru sembuh dari sakit. Pada saat mengadakan upa-upa orang yang memimpin upa-upa akan menyampaikan kata sebagai berikut. “ mulak tondi tu badan…ulang be sai marlolo…adong do indahanta…adong do siranta…godang do bagasta…upa- upa..” Universitas Sumatera Utara 2 Mangupa-upa karena menyelesaikan perkuliahanwisuda dilaksanakan karena adanya seseorang yang telah menyelesaikan studi kuliah. Acara ini diadakan merupakan ungkapan rasa gembira dan bersyukur. 3 Mangupa-upa karena baru melahirkan. Acara ini diadakan merupakan ungkapan kegembiraan dan memberi semangat kepada ibu yang baru melahirkan. 4 Mengupa-upa memasuki rumah baru, diadakan karena akan memasuki rumah baru. Dengan harapan agar rumah yang baru ditempati tersebut adalah rumah yang berkah, dingin dan sejuk. Bahan untuk mengadakan upa-upa berupa hidangan yang disesuaikan dengan porsinya yang disesuaikan jumlah undangan acara mangupa-upa tersebut. Mangupa-upa yang terkecil diadakan oleh orang satu rumah halak sabagas, dimana hidangannya terdiri dari telur ayam kampung, garam dan nasi. Pangupa-upa untuk sedang adalah pangupa ayam pangupa manuk. Sementara itu pangupa yang besar adalah pangupa kambing pangupa hambeng dan pangupa yang terbesar adalah pangupa kerbau pangupa horbo. Bahan yang terkandung dalam pangupa seperti telur bila yang terdiri atas kuning telur dan putih telur yang mencerminkan kebulatan tondi dan badan. Upacara mangupa dilaksanakan supaya horas tondi madingin, pir tondi matogu yang bermakna selamatlah tondi dalam keadaan dingin sejuk dan nyaman, keraslah tondi semakin teguh bersatu dengan badan sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan yang dijalani. Universitas Sumatera Utara

4.2.3. Jenis-jenis Pesta dan Pasu-pasuupa-upa slametan Menurut Masyarakat