Sejarah Masuknya Musik Keyboard dan Penggunaannya dalam Pesta di

BAB III AKTIFITAS PESTA, EKONOMI DAN SOSIAL MASYARAKAT DESA

SAMBIREJO TIMUR

3.1. Sejarah Masuknya Musik Keyboard dan Penggunaannya dalam Pesta di

Desa Sambirejo Timur Berdasarkan informasi yang diperoleh hiburan musik keyboard masuk ke Desa Sambirejo Timur sekiar tahun 1990-an. Beberapa informan mengatakan hiburan musik keyboard masuk pada tahun 1992. Beberapa informan mengatakan hiburan keyboard masuk pada tahun 1995. Beberapa informan lain lagi mengatakan hiburan keyboard masuk pada tahun 1997. Begitu juga dengan orang pertama yang membawa dan menggunakan keyboard pertama kali di Desa Sambirejo Timur informan juga mempunyai pendapat yang bervariasi. Beberapa orang informan menyebutkan orang pertama yang menggunakan keyboard adalah etnis Jawa. Beberapa orang informan lain mengatakan orang yang pertama kalinya menggunakan keyboard adalah etnis Mandailing. Dahulu nuansa musik keyboard yang dipertunjukkan didominasi oleh atau lagu dangdut dan lagu jawa. Musik keyboard pada waktu dulu dipertunjukkan pad saat pesta perkawinan, pesta sunatan atau adanya perayaan hari-hari besar seperti 17 Agustus. Masuknya jenis hiburan ini tidak terlepas dari perkembangan kota Medan pada pertengahan tahun 1970-an, yang pada awalnya adalah kota yang berfungsi sebagai pendukung industri agraria seperti perkebunan secara cepat berkembang menjadi kota industri, administrasi, pemerintahan dan bisnis modern yang lengkap dengan berbagai macam perekmbangan industri jasa dan hiburan. Universitas Sumatera Utara Perkembangan yang juga mencakup pada perkembangan perluasan kota yang menyebabkan daerah-daerah pinggiran kota terpengaruh oleh gaya hidup perkotaan. Desa Sambirejo Timur merupakan salah satu desa yang berada di daerah pinggiran kota juga telah terpengaruh oleh gaya hidup perkotaan tersebut. Perluasan kota Medan ini secara jelas telah mengubah pola mata pencaharian penduduk dari bertani misalnya menjadi buruh kasar atau pegawai. Hal ini disebabkan daerah pinggiran yang dahulunya merupakan daerah pertanian telah berubah menjadi kawasan industri. Tentu saja hal ini mengubah prilaku masyarakatnya yang bertempat tinggal di kawasan tersebut, termasuklah perubahan dalam memanfaatkan waktu luang atau mengisi kejenuhan setelah bekerja sepanjang hari dan selera hiburan yang digunakan salah satunya pada saat pesta. Bila dahulu, masyarakat Desa Sambirejo Timur cukup menyewa kuda lumping, ketoprak,wayang dan ludruk jika ingin mengadakan pesta maupun pada saat mengisi waktu luang cukup hanya menonton pertunjukan tersebut. Akan tetapi, sekarang hiburan itu sudah kalah menariknya dengan berbagai pilihan hiburan yang berkembang lebih variatif dan tidak monoton, simpel, praktis yang salah satunya adalah jenis hiburan berupa keyboard. Selain itu hiburan yang disajikan di pusat-pusat perbelanjaan seperti Mall dan Plaza yang menjamur di kota Medan. Sebelum masuknya jenis hiburan keyboard ke Desa Sambirejo Timur , pada saat menyelenggarkan pesta perkawinan, pesta sunatan mengunakan hiburan seperti wayang, ketoprak, ludruk dan kuda lumping. Pada waktu itu jenis hiburan ini disesuaikan dengan etnis mayoritas Desa Sambirejo Timur yaitu etnis Jawa yang merupakan penduduk asli. Pada waktu dulu pementasan wayang, ketoprak, ludruk dadakan pada malam hari mulai pukul 20.00 WIB – 03.00 WIB. Sementara itu untuk pertunjukan kuda lumping umumnya diadakan pada waktusiang hari. Pertunjukan Universitas Sumatera Utara berlangsung sekitar 2 dua jam. Tempat pertunjukan kuda lumping ini biasanya dilakukan di lapangan terbuka karena penari perlu kebebasan untuk bergeraka. Kan tetapi apabila pertunjukan atas undangan untuk acara perkawinan atau sunatan, maka pertunjukan dilakukan di halaman rumah penyelengara pesta. Modal atau biaya yang dibutuhkan untuk menyewa musik wayang sekitar RP.500.000,- yang jika disetarakan dengan jumlah uang sekarang sekitar Rp.5.000.000,- untuk sekali pertunjukan. Sementara itu modal atau biaya yang dikeluarkan untuk jenis hiburan seperti ketoprak, ludruk dan kuda lumping sekitar Rp.300.000,- apabila disetarakan dengan jumlah uang sekarang sekitar Rp. 3.000.000,- untuk satu kali pertunjukan. Selain itu lagu-lagu dan bahasa yang digunakan selalu menggunakan bahasa Jawa. Pesatnya perkembangan jaman, masuknya etnis lain ke Desa Sambirejo Timur dan keinginan dari dalam masyarakat sendiri merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi selera musik masyarakat Desa Sambirejo Timur di samping faktor- faktor lainnya. Karena bagi mereka generasi muda etnis Jawa di Desa Sambirejo Timur hiburan seperti wayang, ludruk, ketoprak dan kuda lumping adalah hiburan yang ketinggalan jaman yang hanya digemari oleh orang-orang tua saja. Berdasarkan wawancara peneliti dengan informan yang beretnis Jawa mengatakan bahwa hiburan seperti wayang, ketoprak, ludruk dan kuda lumping adalah hiburan yang mahal, ketinggalan jaman, membosankan dan tidak dimengerti, susah dicari tempat penyewaanya. Sementara itu dengan adanya pilihan hiburan musik keyboard yang lebih menarik, meriah, dan biaya penyewaanya lebih murah yang dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat, tempat penyewaanya mudah dicari. Selain itu adanya jenis hiburan ini telah memberikan nuansa modern di resepsi- resepsi pesta Universitas Sumatera Utara yang diadakan oleh masyarakat Desa Sambirejo Timur yang sesuai dengan standart pesta jaman sekarang

3.2. Konsep Keyboard Menurut Buruh Di Desa Sambirejo Timur