Punjungan Sebagai Undangan Terikat

Dalam seluruh aktifitas yang berkaitan dengan investasi sosial atau moril, masyarakat Desa Sambirejo Timur mengikuti kelompok seperti STM, perwiritan, kebaktian, dan gotong royong. Dalam hal ini jika seseorang ingin acara pesta yang diadakannya dihadiri oleh tetanga, kerabat dan teman-temannya maka orang tersebut haruslah orang yag rajin nglagan, rajin menghadiri undangan, rajin ikut arisan rajin mengikuti perwiritan dan selalu hadir ketika mengadakan gotong royong.

4.3.2. Punjungan Sebagai Undangan Terikat

Punjungan adalah sebungkus nasi yang berisikan lauk pauk berupa telur, mie goreng, kerupuk, dan sepotong daging ayam dalam ukuran besar. Punjungan ini diberikan oleh penyelenggara pesta tiga hari atau dua hari sebelum perhelatan pesta dilaksanakan. Punjungan ini diberikan kepada tetangga, kerabat dan teman-teman salah satu orang yang menyelengarakan pesta tersebut. Pada saat memberikan punjungan dibritahukan tempat, hari dan jam penyelenggaraan pesta. Fenomena undangan dalam bentuk punjungan ini mempunyai maksud tersirat dari penyelenggara pesta, dimana memaksa orang yang mendapat punjungan untuk menghadiri pesta tersebut dan memberikan bantuan atau sumbangan berupa buwuh dalam bentuk uang. Dalam Kamus Bahasa Indonesia 1984:72 buwuh adalah bantuan dalam bentuk uang atau bahan-bahan yang diberikan oleh para tamu ke pada tuan rumah sebagai sumbangan bertepatan dengan suatu pesta diselenggarakan. Kebiasaan yang umum yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sambirejo Timur dalam memberikan buwuh adalah dengan menempelkan pada telapak tangan secara diam-diam ketika bersalaman dengan tuan rumah untuk berpamitan yang merupakan imbalan kepada Universitas Sumatera Utara tuan rumah atas hidangan dan pelayanan, hiburan yang telah diterima. Sumbangan ini akan mendapat sumbangan balasan suatu ketika dimana pemberi buwuh itu juga menyelenggarakan pesta. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Daerah pinggiran kota merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan wilayah perkotaan, dimana secara administratif masih tergabung dengan wilayah pedesaan. Disebabkan oleh keberadaan desa yang berdekatan dengan perkotaan, gaya hidup masyarakat pedesaan yang berada di pinggiran perkotaan tersebut telah terpengaruh oleh gaya hidup perkotaan. Desa Sambirejo Timur merupakan salah satu desa yang berada di pingiran perkotaan. Mobilitas yang tinggi oleh masyarakat pinggiran kota merupakan salah satu faktor dari terpengaruhnya gaya hidup tersebut. Tingginya mobilitas masyarakat pinggiran kota menuju pusat kota juga tidak terlepas dari habisnya lahan garapan di daerah pinggiran kota, yang awalnya merupakan daerah pertanian. Dengan keadaan yang demikian mencari pekerjaan ke pusat koata merupakan pilihan utama bagi masyarakat pinggiran kota, walaupun pekerjaan yang diperoleh di kota sebagai buruh kasar. Buruh kasar adalah orang yag menggunakan tenaga otot di dalam aktifitas pekerjaannya. Adapun alternatif bekerja sebagai buruh disebabkan tidak memiliki keahlian khusus dalam bidang pekerjaan lain, dan juga disebakan oleh latar belakang pendidikan yang umumnya relatif rendah. Sehingga mereka bekerja lebih mengandalakan kekeuatan fisik dan sedikit keterampilan. Masyarakat Desa Sambirejo Timur yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai buruh dalam kesehariannya memiliki cara untuk menghilangkan kepenatan, yaitu dengan berpesta dan menyewa musik keyboard sebagai hiburannya. Seluruh masayarakat Desa Sambirejo Timur, baik masyarakat Jawa, Mandailing, Toba sama-sama memiliki konsep tentang pesta. Pesta merupakan wadah Universitas Sumatera Utara