masyarakat Mandailing dan masyarakat Jawa, masyarakat Toba juga mengadakan slametan yang disebut dengan pasu-pasu..
4.2.3.2. Jenis-jenis pasu-pasuupa-upa slametan Berdasarkan Life Cycle
Menurut Masyarakat Toba
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dengan beberapa orang informan yang beretnis Toba ada beberapa jenis pasu-pasu, yaitu :
1 esekesek atau mangallang haroan Esekesek atau mangallang haroan adalah mangupa-upa karena adanya
kelahiran anak. Keluarga yang mendapat anak secara spontan segera memotong ayam dan memasak nasi kemudian mengetuk pintu rumah para tetangga sekaligus
kerabat walaupun tengah malam dan dini hari. Ibu-ibu sekampung pun akan segera berdatangan bersama anak-anak. Acara ini sangat sederhana jika tidak ada ayam
maka ikan asin dan sayur labu siam pun jadi. Mangallang esekesek ini merupakan ungkapan suka cita yang tulus dan saling mengasihi atas kehidupan baru.
2 Manutu aek martutuaek Upacara ini adalah upacara pemberian nama kepada anak dilakukan di
rumah keluarga yang baru mendapatkan kelahiran seorang anak. Anak yang baru lahir berumur tiga hari sebelum dibawa bepergian kemana-mana harus terlebih
dahulu diperkenalkan dengan bumi terutama air. Dalam upacara ini keluarga orang tua si anak akan mengucapkan permohonan agar si bayi dijauhkan dari kuasa-kuasa
jahat.
Universitas Sumatera Utara
3 mebat atau mangebati Sesudah anak cukup kuat untuk dibawa berjalan-jalan maka keluargapun
memilih hari untuk membawanya untuk mengunjungi atau melawat kepada ompungnya kakek. Keluarga ini akan membawa makanan kepada ompung si bayi.
4 Tardidi tardidi adalah pemberian nama yang diadakan di Gereja.
5 Naik Sidi Naik sidi adalah peneguhan keimanan dan kepercayaan yang dilaksanakan di
Gereja.
4.3.Sumber-sumber Keuangan dan Peran Kerabat dalam Pesta Para Buruh
Dana ataupun keuangan merupakan faktor yang paling mendasar agar pesta dan slametan dapat terlaksana. Bila hendak mengadakan pesta dan slametan
terlebih dahulu harus memperkirakan total biaya yang diperlukan untuk mencukupi segala kebutuhan untuk pesta dan slametan. Berdasarkan wawancara di lapangan
dengan informan peneliti dapat melihat sumber-sumber keuangan bagi buruh yang terdiri dari investasi ekonomi dan sosial para buruh.
4.3.1. Investasi Ekonomi dan Sosial