c. Studi dokumen adalah pengumpulan data dan informasi dari buku, jurnal,
dan internet yang berkaitan dengan penelitian
8. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji kuisioner layak untuk digunakan sebagai alat ukur atau instrumen penelitian. Uji validitas
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Pengujian dilakukan dengan mengkorelasi
skor butir dengan skor total menggunakan rumus korelasi Product Moment. Dianggap valid apabila r adalah positif dan r r-tabel, jadi apabila korelasi antara
butir-butir dengan skor total kurang dari r-tabel atau negatif maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur kuisioner dalam penggunaannya, dengan menggunakan Cronbach Alpha.
Suatu kuisioner dapat dikatakan handal reliabel bila memiliki keandalan atau alpha sebesar 0,6 atau lebih Nunally dalam Ghozali, 2001:129. Alat bantu yang
digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah program SPSS Statistical Package for Social Sciences versi 12.0 for Windows.
9. Teknik Analisis Data
a. Metode Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan suatu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisa serta menginterpretasikan data
yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi dan membandingkan pengetahuan teknis data skunder dengan keadaan yang sebenarnya pada
Universitas Sumatera Utara
perusahaan sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai persepsi konsumen terhadap strategi bauran pemasaran KFC Cabang Helvetia Medan.
b. Metode Analisis Statistik
Metode yang digunakan untuk menyajikan data dengan bentuk angka. Dalam metode ini penulis menggunakan rata-rata hitung mean score. Alat ini
digunakan untuk mengetahui seberapa besar penilaian yang diberikan oleh konsumen terhadap dimensi bauran pemasaran KFC Cabang Helvetia Medan.
Sebagai dasar perhitungan, digunakan rumus Supranto, 2000:86 sebagai berikut:
i i
i
f x
f X
∑ ∑
=
Keterangan: f
i
= jumlah frekuensi x
i
= nilaibobot variabel x
= nilai rata-rata Hasil dari nilai rata-rata tersebut kemudian dipetakan ke rentang skala yang
mempertimbangkan informasi interval berikut Interval =
Nilai Tertinggi – Nilai Terendah Banyaknya Kelas
Interval =
8 ,
5 1
5 =
−
Setelah besarnya interval diketahui, kemudian dibuat rentang skala sehingga dapat diketahui di mana letak rata-rata persepsi konsumen terhadap strategi bauran
pemasaran KFC Cabang Helvetia Medan. Rentang skala tersebut adalah:
Universitas Sumatera Utara
1,00 – 1,80 = Sangat Tidak Baik
1,81 – 2,60 = Tidak Baik
2,61 – 3,40 = Biasa Saja
3,41 – 4,20 = Baik
4,21 – 5,00 = Sangat Baik
Rentang skala tersebut akan menunjukkan hasil persepsi konsumen terhadap dimensi bauran pemasaran produk, harga, tempat, dan promosi
sehingga dapat digolongkan apakah pada skala Sangat Tidak Baik, Tidak Baik, Biasa Saja, Baik, atau Sangat Baik.
Universitas Sumatera Utara
17
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang persepsi konsumen sudah pernah dilakukan, diantaranya
Thomas 2007 dengan judul “Analisa Persepsi Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran Jasa TransJakarta Busway Studi Kasus: TransJakarta Busway
Koridor I Blok M - Kota”. Sampel dalam penelitian ini para pengguna jasa
TransJakarta Busway di halte busway koridor I tujuan Blok M-Kota yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti sebanyak 120 orang. Metode pengumpulan
data menggunakan kuisioner. Dan teknik analisis data menggunakan rata-rata hitung mean score. Hasil penelitian diperoleh bahwa responden tertarik memilih
dan menggunakan jasa TransJakarta Busway. Secara umum responden memiliki persepsi yang positif terhadap bauran pemasaran jasa TransJakarta Busway.
Ritonga 2007 dengan judul “Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Brand Equity Nokia dan Sony Ericsson Studi Kasus pada Mahasiswai
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara”. Teknik analisis data
menggunakan rata-rata hitung mean aritmathic. Hasil penelitian diperoleh dimensi brand equity Nokia memiliki nilai yang lebih positif. Dimensi brand
equity Nokia berupa brand awareness, brand association, dan brand royalty mendapat persepsi yang sangat baik. Sedangkan Dimensi brand equity Sony
Ericsson hanya berupa brand awareness, dan brand royalty mendapat persepsi yang sangat baik.
Universitas Sumatera Utara