primer masih tetap dapat diterima oleh kelompok sosialnya karena tidak secara terus-menerus melanggar norma-norma umum.
Contoh: Pelanggaran terhadap rambu-rambu lalu lintas.
2 Penyimpangan Sosial Sekunder Penyimpangan sosial sekunder adalah penyimpangan sosial
yang dilakukan secara terus-menerus, meskipun sanksi telah diberikan kepadanya sehingga para pelaku secara umum dikenal
sebagai orang yang berperilaku menyimpang. Contoh: Seseorang yang peminum dan pemabuk minuman keras
di mana pun ia berada akan dibenci orang. b. Penyimpangan Individu dan Kelompok
Berdasarkan jumlah individu yang terlibat dalam perilaku
menyimpang maka penyimpangan sosial menurut Drs. Kuswanto dibedakan menjadi dua jenis sebagai berikut.
1 Penyimpangan Individu
Penyimpangan dilakukan sendiri tanpa ada campur tangan orang lain. Hanya satu individu yang melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan norma-norma umum yang berlaku. Perilaku seperti ini secara nyata menolak norma-norma yang telah diterima
secara umum dan berlaku dalam waktu yang relatif lama.
2 Penyimpangan Kelompok Penyimpangan kelompok terjadi apabila perilaku menyimpang
dilakukan bersama-sama dalam kelompok tertentu. Perilaku menyimpang kelompok ini agak rumit sebab kelompok-
kelompok tersebut mempunyai nilai-nilai, norma-norma, sikap, dan tradisi sendiri. Fanatisme anggota terhadap kelompoknya dapat
menyebabkan mereka merasa tidak melakukan perilaku menyimpang. Penyimpangan kelompok lebih berbahaya bila dibandingkan dengan
penyimpangan individu. Contoh:
Kelompok geng kejahatan terorganisir yang melakukan penyelundupan dan perampokan.
Kelompok pengacau keamanan dengan tujuan-tujuan tertentu teroris.
Kelompok yang ingin memisahkan diri dari suatu negara separatis.
2. Bentuk-bentuk Perilaku Menyimpang dan Sikap Antisosial
Bentuk perilaku menyimpang itu antara lain penyalahgunaan narkotika, perkelahian pelajar, perilaku seksual di luar nikah, dan sebagainya.
Sosiologi SMA Kelas X
111
a. Penyalahgunaan Narkotika Sebelum menguraikan bahaya sebagai akibat penyalahgunaan
narkotika, untuk jelasnya kita awali dengan meninjau khasiat narkotika dari segi medis. Narkotika itu khasiat utama sebagai analgetika, yaitu
mengurangi rasa sakit dan penenang yang hanya digunakan di rumah sakit dan untuk orang yang menderita sakit yang sudah tidak tahan lagi.
Misalnya sakit kanker atau diberikan kepada orang-orang yang akan mengalami operasi. Di samping khasiat utama seperti yang
tersebut di atas narkotika juga menimbulkan efek yang disebut halusinasi khayalan, impian yang indah-indah atau rasa nyaman. Dengan timbulnya
efek halusinasi inilah yang menyebabkan sekelompok masyarakat terutama di kalangan remaja ingin menggunakan narkotika, meskipun
tidak menderita sakit apa-apa. Hal inilah yang mengakibatkan terjadi penyalahgunaan obat narkotika. Bahaya-bahaya yang bila menggunakan
narkotika yang tidak sesuai dengan peraturan, yang timbul adalah adanya ”addiksi” = ketergantungan obat ketagihan.
Addiksi adalah suatu keracunan obat yang bersifat kronik atau periodik sehingga kehilangan kontrol terhadap dirinya dan menimbulkan
kerugian terhadap dirinya sendiri maupun masyarakat. Orang-orang yang sudah terlibat pada penyalahgunaan narkotika,
pada mulanya masih dalam ukuran dosis yang normal, lama kelamaan penggunaan obat menjadi kebiasaan habituasi, setelah biasa
menggunakan kemudian untuk menimbulkan efek yang sama diperlukan dosis yang lebih tinggi toleransi. Setelah fase toleransi ini akhirnya
menjadi dependensi ketergantungan, merasa tidak dapat hidup tanpa narkotika.
Adapun gejala-gejala diri korban ketergantungan obat narkotika
menurut Kuswanto menunjukkan hal-hal sebagai berikut. 1 Tingkah laku yang tidak dapat diterima oleh masyarakat yang ada
di sekelilingnya, bertindak semaunya sendiri, indisipliner, sering berdusta, membolos sekolah, terlambat bangun pagi, ingin selalu ke
luar rumah, menghabis-habiskan makanan di rumah tanpa mengingat anggota keluarga yang lain.
2 Pada proses yang lebih tinggi, kenakalan meningkat sampai mau mengambil barang berharga mencuri.
3 Pada dosis yang tinggi penderita merasa dirinya paling tinggi, paling hebat, merasa kuat dan sanggup melakukan apa saja.
4 Pada saat efek mulai menurun penderita sangat gelisah, merasa diancam, dikejar-kejar ingin menyakiti dirinya sendiri sampai
bunuh diri atau membunuh orang lain. Reaksi demikian inilah yang dinamakan ketergantungan obat, yang
dapat merugikan dirinya sendiri maupun masyarakat.
Sosiologi SMA Kelas X
112