Sosiologi SMA Kelas X
9
Di samping metode-metode di atas, masih ada beberapa metode lain sebagai berikut.
a. Metode empiris, yaitu suatu metode yang mengutamakan keadaan- keadaan nyata di dalam masyarakat.
b. Metode rasional, yaitu suatu metode yang mengutamakan penalaran dan logika akal sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah
kemasyarakatan. c. Metode deduktif, yaitu metode yang dimulai dari hal-hal yang berlaku
umum untuk menarik kesimpulan yang khusus. d. Metode induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala khusus
untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum. e. Metode fungsional, yaitu metode yang dipergunakan untuk menilai
kegunaan lembaga-lembaga sosial masyarakat dan struktur sosial masyarakat.
4. Perspektif Sosiologi dan Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Lain
Untuk mempelajari sesuatu di masyarakat sebaiknya dimulai dengan membuat asumsi tentang sifat-sifat objek yang akan dipelajari. Asumsi ini
disebut perspektif atau paradigma, yaitu suatu cara memandang atau cara memahami gejala tertentu menurut keyakinan kita. Di dalam sosiologi
terdapat beberapa perspektif, yaitu sebagai berikut. a. Perspektif Interaksionis
Memusatkan perhatian terhadap interaksi antara individu dengan kelompok, terutama dengan menggunakan simbol-simbol, antara lain
tanda, isyarat, dan kata-kata baik lisan maupun tulisan.
b. Perspektif Evolusionis Paradigma utama dalam sosiologi yang memusatkan perhatian
pada pola perubahan dan perkembangan yang muncul dalam masyarakat yang berbeda untuk mengetahui urutan umum yang ada.
c. Perspektif Fungsionalis Melihat masyarakat sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerja
sama secara terorganisir dan memiliki seperangkat aturan dan nilai kelompok atau lembaga yang melaksanakan tugas tertentu secara
terus-menerus sesuai dengan fungsinya yang dianut oleh sebagian besar anggotanya.
Masyarakat dipandang sebagai sesuatu yang stabil dengan kecenderungan ke arah keseimbangan, yaitu untuk mempertahankan
sistem kerja yang selaras dan seimbang.
Sosiologi SMA Kelas X
10
d. Perspektif Konflik Memandang adanya pertentangan antarkelas dan eksploitasi kelas
di dalam masyarakat sebagai penggerak utama kekuatan-kekuatan dalam sejarah.
Masyarakat terikat sebab ada kekuatan dari kelompok kelas yang dominan. Kelompok ini menciptakan suatu konsensus untuk
melaksanakan nilai-nilai dan peraturan di masyarakat. Ilmu pengetahuan dibagi atas dua kelompok besar, yakni kelompok
ilmu-ilmu alam natural sciences dan kelompok ilmu-ilmu sosial social sciences. Ilmu-ilmu alam secara khusus mempelajari fenomena fisik,
meliputi antara lain fisika, kimia, biologi, astronomi, dan geologi. Sedangkan ilmu-ilmu sosial mempelajari fenomena nonfisik, yakni segala
sesuatu yang berhubungan dengan perilaku manusia.
Karena fenomena nonfisik itu sangat luas maka ruang lingkup ilmu- ilmu sosial pun sangat luas, meliputi psikologi ilmu tentang perilaku
manusia individu, sosiologi ilmu tentang perilaku kelompok, politik ilmu tentang pengendalian pemerintahan dan administrasi negara, ekonomi
ilmu tentang produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, dan antropologi ilmu tentang manusia, kebudayaan, bahasa, evolusi, dan sebagainya.
Disiplin ilmu politik, antropologi budaya, antropologi sosial, dan psikologi sosial, memiliki banyak persamaan dalam konsep. Semua
merupakan ilmu penunjang bagi Sosiologi. Begitu juga halnya dengan Geografi Sosial ilmu tentang peran manusia dalam berbagai proses seperti
pertumbuhan, penurunan, dan mobilitas penduduk, dan Sejarah catatan dan penjelasan tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang berkaitan
dengan manusia.
Gambar 1.1 Letak sosiologi dalam bagan ilmu pengetahuan.
Sumber: Drs. Haryanto, 2005
ILMU PENGETAHUAN
Ilmu Alam Natural Sciences
• Fisika • Kimia
• Biologi • Astronomi
• dan lain-lain
Ilmu Sosial Social Sciences
• Sosiologi • Psikologi
• Politik • Ekonomi
• dan lain-lain