Perlunya Keteraturan Sosial Dalam Kehidupan Masyarakat
Selanjutnya setelah terjadi proses sosial, nilai-nilai yang selalu dibawa itu mulai tertanam dan melembaga dalam proses sosial tadi. Kalau diterima
masyarakat maka nilai-nilai tersebut akan berubah statusnya menjadi ”nilai-nilai sosial” yang selanjutnya dijadikan pedoman dan ditaati oleh
para anggota warga masyarakat.
Kalau sikap dan perasaan tentang nilai-nilai sosial itu sudah menumbuhkan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan maka nilai tersebut
sudah menjadi ”sistem nilai sosial”. Oleh karena itu, seseorang dapat pula mengembangkan sendiri sikap dan perasaan di luar lingkup sistem nilai-
nilai sosial terhadap sesuatu yang dianggap baik, yang disukai atau tidak disukai berdasarkan pandangan dan selera pribadi masing-masing. Nilai
yang ditentukan oleh selera pribadi masing-masing tersebut disebut nilai individual. Nilai individual bersifat subjektif dan memiliki ruang yang
terbatas. Pada prinsipnya nilai individual dapat membantu seseorang dalam membuat keputusan-keputusan secara individual. Kadang-kadang
nilai individual itu bertentangan atau menyimpang dengan nilai sosial yang mempunyai sifat lebih objektif, namun di pihak lain antara nilai-nilai
tersebut saling menyesuaikan. Keteraturan-keteraturan dalam kehidupan dituntut adanya tertib sosial, dan keajegan atau kemampuan pola-pola
tingkah laku dari seluruh masyarakat yang berinteraksi.
Selain nilai maka supaya terjadi tertib sosial perlu diciptakan norma- norma di dalam masyarakat. Pada mulanya norma tersebut terbentuk
secara tidak sengaja, tetapi lama-kelamaan norma-norma tersebut dibuat secara sadar. Contoh pada zaman dahulu jual beli lewat seorang perantara
tidak harus diberi keuntungan. Akan tetapi lama kelamaan menjadi kebiasaan bahwa perantara atau yang dikenal dengan peraturan makelar
harus mendapat bagian sebagai balas jasa. Di dalam masyarakat norma- norma yang ada mempunyai kekuatan-kekuatan mengikat yang berbeda-
beda, akan tetapi norma-norma tersebut memiliki sanksi, apabila terjadi pelanggaran norma.
Di masyarakat, dengan adanya norma-norma tersebut bermanfaat untuk mendukung dan menopang nilai-nilai dan pola kehidupan yang
berlaku di masyarakat. Artinya untuk mendukung tercapainya nilai-nilai dan pola kehidupan yang dianut diperlukan aturan-aturan berlaku yang
disebut norma yang dilengkapi sanksi-sanksi.
Di samping norma-norma sebagai aturan-aturan untuk berperilaku, tujuan dengan adanya norma dalam masyarakat tersebut, yaitu untuk
memelihara ketertiban dan perdamaian di antara orang-orang yang memiliki kepentingan yang berlainan sehingga satu dengan yang lain akan
saling hormat-menghormati terhadap kepentingan masing-masing. Dengan adanya norma di masyarakat maka manusia sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat, tidak dapat bertindak bebas sesuka hatinya.
Sosiologi SMA Kelas X
68
Manusia dalam berinteraksi sosial akan terjadi suatu keadaan yang disebut situasi sosial. Di samping itu juga terdapat rangkaian proses-proses yang tidak
ada batasnya terdiri atas penyatuan dan perikatan yang disebut suasana sosial. Ada pula interaksi sosial yang disebut asosiatif dan ada pula yang disebut
disasosiatif.
Asosiatif adalah suatu kehidupan di mana pihak-pihak yang berhubungan dalam tingkat yang sejajar saling ketergantungan, koordinasi, dan kerja sama.
Sosiologi SMA Kelas X
69
Tugas Individu
Jelaskan pendapat Anda apa keuntungan hidup bermasyarakat? Masyarakat Indonesia adalah majemuk, bagaimanakah supaya
terjadi kerukunan dan ketenangan?
Tugas Kelompok
Carilah artikel dari surat kabar yang berisi tentang berkembangnya keteraturan sosial. Kemudian pikirkan untuk memecahkan permasalahan
yang ada, yaitu: 1. Tidak berkembangnya keteraturan sosial pada masyarakat
2. Berkembangnya keteraturan sosial pada masyarakat
Diskusikan masalah tersebut di depan kelas. Kumpulkan hasil diskusi kepada bapakibu guru untuk dinilai
Tugas
D.
TERJADINYA KONFLIK DAN KERJA SAMA DALAM PROSES INTERAKSI SOSIAL
K ata Kunci
Selain keteraturan atau tertib sosial, setiap individu dalam melaksanakan aktivitas sosialnya selalu berdasarkan serta berpedoman
pada nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Nilai- nilai dan norma-norma tersebut akan mempengaruhi tindakan dan
perilaku manusia baik secara perorangan, kelompok, maupun terhadap masyarakat luas.
Kehidupan asosiatif di masyarakat dengan kekuatan seimbang akan terjadi suatu kerja sama sehingga akan tercipta kehidupan demokratis, sedangkan
kehidupan asosiatif yang tidak seimbang akan mengubah keadaan demokratis menjadi diktator atau otokrasi.
Kehidupan disasosiatif di masyarakat dengan hikmat yang tidak seimbang jelas akan tampak, siapa yang kuat pasti akan menang dan siapa yang lemah akan kalah.
Interaksi sosial di masyarakat merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antarorang perorang, antara kelompok-kelompok
manusia maupun antara orang perorang dengan kelompoknya. Yang dimaksud bentuk-bentuk interaksi sosial, yaitu bentuk-bentuk yang
tampak apabila orang perorang atau kelompok-kelompok manusia, mengadakan hubungan satu sama lainnya. Dalam hubungan orang perorang atau kelompok
kemungkinan terjadi kerja sama cooperation, persaingan competition, dan dapat pula terjadi pertentangan pertikaian atau konflik. Baik kerja sama,
persaingan, dan pertentangan termasuk bentuk-bentuk interaksi sosial.