Uji Autokorelasi Uji Asumsi Klasik
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
sebesar 0,011 dan nilai konstanta sebesar -0,042 yang berarti jika variabel
GCG dengan proksi kepemilikan institusional dianggap konstan atau bernilai 0, maka nilai manajemen laba
adalah sebesar -0,042. 2
Koefisien Korelasi Koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui hubungan
positif atau negatif antara variabel manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil dengan variabel GCG dengan proksi
kepemilikan institusional. Berdasarkan tabel 12 di atas r hitung bernilai positif sebesar 0,389. Selain itu, Nilai r hitung lebih besar
dari pada r tabel 0,3890,235, hal ini menunjukkan bahwa GCG dengan proksi kepemilikan institusional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil. Hal ini berarti semakin tinggi saham yang dimiliki oleh
investor institusi maka semakin tinggi nilai manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil dalam perusahaan.
3 Koefisien Determinasi r
2
Berdasarkan tabel 12 di atas, dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi r sebesar 0,389, sehingga didapat nilai
koefisien determinasi r
2
sebesar 0,151. Dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa sebesar 15,1 variabel manajemen laba melalui
manipulasi aktivitas riil dapat dijelaskan oleh variabel GCG
dengan proksi kepemilikan institusional, sedangkan sisanya sebesar 100-15,5 84,5 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
dimasukkan ke dalam model ini. 4
Uji Signifikansi Regresi Sederhana Uji t Uji
signifikansi dapat
juga dilakukan
dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Berdasarkan
tabel 12 di atas, dapat dilihat bahwa nilai t hitung sebesar 3,457
jika dibandingkan dengan t tabel pada tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 1,667, maka t hitung lebih besar dari t tabel 3.457
1,667. Selain itu, nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,001 juga menunjukkan nilai yang lebih kecil dari pada tingkat signifikansi
yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05 0,001 0,05. Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut dapat dikatakan
bahwa GCG dengan proksi kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba melalui manipulasi
aktivitas riil, sehingga hipotesis pertama yang berbunyi “GCG
dengan proksi kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil pada perusahaan
manufaktur yang terdafta di BEI peiode 2010- 2012” ditolak.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel GCG dengan proksi kepemilikan institusional tidak dapat meminimalisir
manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.