Tabel 10. Hasil Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa semua nilai VIF berada di bawah 10 dengan nilai
tolerance
di atas 0,10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antar variabel
independen.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji dalam model regresi linier ada atau tidak ada kolerasi antar kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya. Uji autokorelasi pada penelitian ini menggunakan uji
Durbin-Watson
. Berikut hasil uji autokorelasi dengan uji
Durbin- Watson:
Model Unstandardize
d Coefficients Standardized
Coefficients
T
Sig. Collinearity
Statistics
B
Std. Error
Beta
Toler ance
VIF 1
Constant
-0,098 0,372 -0,263 0,793
KI 0,011 0,004
0,386 2,851 0,006 0,722 1,386 KM
0,000 0,008 0,003 0,020 0,984 0,714 1,401
DKI 0,002 0,004
0,051 0,437 0,664 0,985 1,015 LEV
-0,033 0,143 -0,028 -0,232 0,817 0,895 1,118
a. Dependent Variable: MAN
Sumber: Lampiran 5, halaman 150
Tabel 11. Hasil Uji Autokorelasi
Model
R R
Square Adjusted
R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 0,393
a
0,155 0,102
0,47969 1,621
a. Predictors: Constant, LEV, DKI, KI, KM b.
Dependent Variable: MAN Sumber: Lampiran 5, halaman 150
Berdasarkan tabel 11 menunjukkan bahwa nilai
Durbin-Watson
adalah sebesar 1,621 yang terletak diantara -2 dan 2 atau dapat ditulisakan -2
≤ 1,621 ≤ 2, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak mempunyai autokorelasi.
e. Uji Heteroskedatisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi terjadi kesaman atau ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan kepengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedasitas
atau homokedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran dari
varians residual. Jika plot menyebar secara terpencar dan tidak membentuk pola tertentu maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
masalah heterokedasitas. Berikut ini adalah hasil uji Heteroskedastisitas dengan
menggunakan grafik
scatterplot
:
Gambar 8. Grafik
Scatterplot
Uji Heteroskedastisidas
Sumber: Lampiran 5, halaman 151 Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa hasil dari uji
grafik
scatterplot
membentuk pola yang tidak teratur sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisidas atau terjadi gejala
homoskedastisidas.
4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi linier berganda. Teknik
analisis regresi linier sederhana digunakan untuk menguji hipotesis pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui