merepresentasikan kedaan perusahaan manufaktur dalam tindakan manajer dalam melakukan manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil.
5. Pengaruh  GCG  dengan  Proksi  Kepemilikan  Institusional,
Kepemilikan  Manajerial  dan  Dewan  Komisaris  Independen  Secara Simultan  terhadap  Manajemen  Laba  Melalui  Manipulasi  Aktivitas
Riil
Variabel GCG dengan proksi kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan dewan komisaris independen secara simultan berpengaruh
positif  dan  signifikan  terhadap  manajemen  laba  melalui  manipulasi aktivitas  riil  pada  perusahaan  manufaktur  yang  terdaftar  di  BEI  periode
2010-2012. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi atau r
hitung  sebesar  0,392  yang  lebih  besar  dari  r  tabel  0,392    0,235  dan  F hitung sebesar 3,941 yang lebih besar dari F tabel pada tingkat signifikansi
5  yaitu  sebesar  2,36  3,941    2,36.  Selain  itu,  nilai  probabilitas signifikansi  sebesar  0,012  juga  menunjukkan  nilai  yang  lebih  kecil  dari
nilai  yang  telah  ditentukan  pada  tingkat  5  0,012    0,05.    Koefisien determinasi  r
2
sebesar  0,153  berarti  bahwa  sebesar  15,3  variasi manajemen  laba  melalui  manipulasi  aktivitas  riil  dapat  dijelaskan  oleh
variabel GCG  dengan  proksi  dewan  komisaris  independen,  sedangkan
sisanya  sebesar  100  -  15,3  84,7  dijelaskan  oleh  faktor  lain.  Nilai konstanta  sebesar  -0,133  berarti  jika  variabel  GCG  dengan  proksi
kepemilikan  institusional,  kepemilikan  manajerial,  dan  dewan  komisaris
independen  konstan  atau  sama  dengan  0,  maka  nilai  manajemen  laba adalah sebesar -0,133.
Hasil  penelitian  ini  tidak  sesuai  dengan  hiposesis,  seperti  teori keagenan  yang  memberikan  gambaran  bahwa  masalah  manajemen  laba
dapat  diminimalisir  dengan  pengawasan  melalui
good  corporate governance
.  selain  itu,  Keiso
et  al.
2007  menyatakan  bahwa  peluang manajemen untuk melakukan manajemen laba bisa timbul karena terdapat
situasi  dimana  manajer  mempunyai  kesempatan  untuk  melakukan manajemen  laba.  Agar  peluang  manajemen  untuk  melakukan  manajemen
laba  dapat  diminimalisir  maka  diperlukan
good  corporate  governance
yang  mampu  untuk  melakukan  pengawasan  dan  mengendalikan perusahaan,  sehingga  dapat  memenuhi  tujuan  dan  sasaran  yang  dapat
menambah  nilai  perusahaan  dan  dapat  bermanfaat  untuk
stakeholder
dalam jangka panjang. Hasil  penelitian  ini  tidak  sesuai  dengan  hipotesis  yang  diajukan
dalam  penelitian  ini  dimungkinkan  karena  pemilihan  ketiga  proksi  dari GCG  yang berupa kepemilikan institusional,  kepemilikan manajerial, dan
dewan  komisaris  independen  tidak  sesuai  dengan  keadaan  perusahaan yang  ada  di  Indonesia.  Manajemen  laba  melalui  manipulasi  aktivitas  riil
meruapakan  manajemen  laba  yang  terlihat  seperti  kebijakan  atau  strategi perusahaan  yang  dilakukan  dalam  menjalankan  operasi  perusahaan,
sehingga  dimungkinkan  tindakan-tindakan  manajemen  laba  melalui manipulasi  aktivitas  riil  lebih  tepat  dikatakan  sebagai  kebijakan  manajer
perusahaan. Selain itu, dimungkinkan juga karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini terlalu sedikit.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian  ini  memiliki  keterbatasan  yang  dapat  menghambat  hasil
penelitian. Beberapa keterbatasan yang ditemui tersebut yaitu:
1. Hasil penelitian memiliki
adjusted
R
2
yang sangat rendah dalam penelitian ini  yang  menunjukkan  bahwa  variabel  lain  yang  tidak  digunakan  dalam
penelitian ini mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap manajemen laba
melalui manipulasi aktivitas riil yang dilakukan perusahaan 2.
Penelitian  ini  hanya  menggunakan  varibel  GCG  dengan  proksi kepemilikan  institusional,  kepemilikan  manajerial  dan  dewan  komisaris
independen,  serta  variabel  independen  berupa
leverage.
Pada  hal  selain faktor-faktor tersebut masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi
manajemen laba. Selain  itu, proksi-proksi dari GCG hanya menggunakan yang  ketiga  mekanisme  tersebut  yang  bersifat  kuantitatif  dan    ketiga
mekanisme  tersebut  belum  memberikan  gambaran  dari  efektifitas  GCG secara  keseluruhan  dalam  meminimalisir  manajemen  laba  karena  masih
banyak mekanisme yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. 3.
Sampel  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  relatif  kecil  yaitu  hanya sebanyak 23 perusahaan dilaki 3 periode yaitu 69 perusahaan karena hanya
terbatas  pada  perusahaan  manufaktur  yang  terdaftar  di  Bursa  Efek Indonesia,  padahal  terdapat  lebih  dari  400  perusahaan  yang  terdaftar  di