manipulasi  aktivitas  riil  dengan  variabel  GCG  dengan  proksi kepemilikan  manajerial.  Berdasarkan  tabel  13  r  hitung  bernilai
positif  sebesar  0,169.  Sedangkan  r  tabel  diperoleh  nilai  sebesar 0,235.  Hal ini menunjukkan bahwa r hitung lebih kecil dari pada r
tabel 0,1690,235, maka dapat disimpulkan bahwa GCG dengan proksi  kepemilikan  manajerial  berpengaruh  positif  yang  tidak
signifikan  terhadap  manajemen  laba  melalui  manipulasi  aktivitas riil.  Hal  ini  berarti  semakin  tinggi  saham  yang  dimiliki  oleh
manajemen perusahaan maka semakin tinggi nilai manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil.
3 Koefisien Determinasi r
2
Berdasarkan  tabel  13  di  atas,  dapat  dilihat  bahwa  nilai koefisien  korelasi  r  sebesar  0,169,  sehingga  didapat  nilai
koefisien  determinasi  r
2
sebesar  2,9.  Dari  nilai  tersebut  dapat diartikan  bahwa  sebesar  2,9  variabel  manajemen  laba  melalui
manipulasi  aktivitas  riil  dapat  dijelaskan  oleh  variabel  GCG dengan  proksi  kepemilikan  manajerial,  sedangkan  sisanya  sebesar
100-2,9  97,1  dijelaskan  oleh  faktor  lain  yang  tidak dimasukkan ke dalam model ini.
4 Uji Signifikansi Regresi Sederhana Uji t
Uji signifikansi
dapat juga
dilakukan dengan
membandingkan  nilai  t  hitung  dengan  nilai  t  tabel.  Berdasarkan tabel  13  di  atas,  dapat  dilihat  bahwa  nilai  t  hitung
mutlak  sebesar
1,4 jika dibandingkan dengan t tabel pada tingkat signifikansi 0,05 yaitu  sebesar  1,667,  maka  t  hitung    lebih  kecil  dari  t  tabel  1,4
1,662.  Nilai  probabilitas  signifikansi  sebesar  0,166  menunjukkan nilai  yang  lebih  besar  dari  tingkat  signifikansi  yang  telah
ditentukan yaitu sebesar 0,05 0,166  0,05. Berdasarkan  hasil  uji  hipotesis  tersebut  maka  hipotesis
kedua yang berbunyi “GCG dengan proksi kepemilikan manajerial berpengaruh  negatif  terhadap  manajemen  laba  melalui  manipulasi
aktivitas  riil  pada  peusahaan  manufaktur  yang  terdaftar  di  BEI periode  2010-2012
”  ditolak.  Dengan  demikian  dapat  disimpulkan bahwa  variabel  GCG  dengan  proksi  kepemilikan  manajerial  tidak
dapat  meminimalisir manajemen laba  melalui manipulasi  aktivitas riil  pada  perusahaan  manufaktur  yang  terdaftar  di  BEI  periode
2010-2012.
c. Pengujian Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah GCG dengan  proksi  dewan  komisaris  independen  berpengaruh  negatif
terhadap  manajemen  laba  melalui  manipulasi  aktivitas  riil  pada perusahaan  manufaktur  yang  terdaftar  di  BEI  periode  2010-2012.
Pengujian hipotesis ini menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil regresi sederhana dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel  14.    Ringkasan  Hasil  Analisis  Regresi  Linier  Sederhana Dewan Komisaris Independen
Variabel Nilai r
Nilai t Sig
Konst anta
Koefis ien
r
hitung
r
tabel
r
2
t
hit
t
tab
DKI 0,050  0,235  0,0025  0,413  1,667  0,681  0,664  0,002
Sumber: Lampiran 6, halaman 155 1
Persamaan Regresi Berdasarkan  nilai  konstanta  dan  koefisien  regresi  pada  tabel
14 di atas, dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Y =  0,664 + 0,002 X
3
Persamaan  tersebut  menunjukkan  bahwa  nilai  koefisien regresi
sebesar  0,002  dan  nilai  konstanta  sebesar  0,664  yang berarti  jika  variabel
GCG  dengan  proksi  dewan  komisaris independen  dianggap  konstan  atau  bernilai  0,  maka  nilai
manajemen laba adalah sebesar 0,664.
2 Koefisien Korelasi
Koefisien  korelasi  bertujuan  untuk  mengetahui  hubungan positif  atau  negatif  antara  variabel    manajemen  laba  melalui
manipulasi  aktivitas  riil  dengan  variabel  GCG  dengan  proksi dewan  komisaris  independen.  Berdasarkan  tabel  14  r  hitung
bernilai  positif  sebesar  0,050  dan  r  tabel  diperoleh  nilai  sebesar 0,235.  Hal ini menunjukkan bahwa r hitung lebih kecil dari pada r
tabel 0,0500,235, maka dapat disimpulkan bahwa GCG dengan proksi dewan komisaris independen berpengaruh positif yang tidak
signifikan  terhadap  manajemen  laba  melalui  manipulasi  aktivitas riil.  Hal  ini  berarti  semakin  tinggi  proporsi  dewan  komisaris
independen perusahaan maka semakin tinggi nilai manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil.
3 Koefisien Determinasi r
2
Berdasarkan  tabel  14  di  atas,  dapat  dilihat  bahwa  nilai koefisien  korelasi  r  sebesar  0,050,  sehingga  didapat  nilai
koefisien determinasi r
2
sebesar 0,0025. Dari nilai tersebut dapat diartikan  bahwa  sebesar  0,25  variabel  manajemen  laba  melalui
manipulasi  aktivitas  riil  dapat  dijelaskan  oleh  variabel  GCG dengan  proksi  dewan  komisaris  independen,  sedangkan  sisanya
sebesar  100-0,25  99,75  dijelaskan  oleh  faktor  lain  yang tidak dimasukkan ke dalam model ini.
4 Uji Signifikansi Regresi Sederhana Uji t
Uji signifikansi
dapat juga
dilakukan dengan
membandingkan  nilai  t  hitung  dengan  nilai  t  tabel.  Berdasarkan tabel  14  di  atas,  dapat  dilihat  bahwa  nilai  t  hitung
sebesar  0,413 jika  dibandingkan  dengan  t  tabel  pada  tingkat  signifikansi  0,05
yaitu sebesar 1,667, maka t hitung  lebih kecil dari t tabel 0,413 1,667.  Selain  itu,  nilai  probabilitas  signifikansi  sebesar  0,681
menunjukkan  nilai  yang  lebih  besar  dari  tingkat  signifikansi  yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05 0,681 0,05.