Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Kepemilikan Manajerial
d. Dewan Komisari Independen
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa dewan komisaris independen memiliki nilai minimum sebesar 25, nilai maksimum
100, nilai
mean
42,24, dan nilai standar deviasi 13,49. Perusahaan yang memiliki persentase dewan komisaris independen
terendah adalah PT Panasia Indosyntec Tbk. pada tahun 2010, 2011, dan 2012 dan PT Nipress Tbk. pada tahun 2012. Sedangkan
perusahaan yang memiliki persentase dewan komisaris independen tertinggi adalah PT Pyridam Farma Tbk. pada tahun 2012.
Selain menyajikan data
range
, nilai minimum, maksimum,
mean
dan standar deviasi, analisis statistik deskriptif juga mampu menyajikan tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi
disusun untuk mempermudah pembacaan data dengan terlebih dahulu
5 10
15 20
25 30
35 40
38
10 5
5 3
8
Kepemilikan Manajerial
0,02 - 3,47 3,48 - 6,93
6,94 - 10,39 10,40 - 13,85
13,86 - 17,31 17,32 - 20,77
20,78 - 24,45
menghitung jumlah kelas interval, rentang data, dan menghitung panjang kelas. Kelas interval dihitung dengan menggunakan rumus
sturges
, yaitu kelas interval = 1 + 3,3 Log n Sugiyono, 2007: 34. Dari rumus s
turges
dapat diketahui jumlah kelas interval = 1+ 3,3 Log 69 = 7,07. Untuk mengetahui seberapa besar rentang data
range
dapat dihitung dengan cara mengurangkan data terbesar dengan data terkecil
kemudian ditambah 1 Sugiyono, 2007: 36. Dari tabel statistik deskriptif diatas telah diketahui rentang data
range
kepemilikan institusional yaitu sebesar 75. Panjang kelas diperoleh dari rentang
data dibagi jumlah kelas Sugiyono, 2007: 36-37. Jadi panjang kelas untuk manajemen laba = 75:7,07 = 10,61
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat disusun distribusi frekuensi variabel manajemen laba sebagai berikut ini:
Tabel 6. Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Dewan Komisaris Independen
No. Dewan Komisaris
Independen Frekuensi
1 25 - 35,6
31 44,9
2 35,7 - 46,3
14 20,3
3 46,4 - 57
18 26,1
4 57,1 - 67,7
2 2,9
5 67,8 - 78,4
3 4,3
6 78,5 - 89,1
7 89,2 - 100
1 1,5
Jumlah Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan histogram sebagai berikut:
Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Dewan Komisaris Independen
e.
Leverage
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa
leverage
memiliki nilai minimum sebesar 0,09, nilai maksimum 2,43, nilai
mean
0,5412 dan nilai standar deviasi 0,42977. Perusahaan yang memiliki rasio
leverage
terrendah adalah PT Mandom Indonesia Tbk. pada tahun 2010. Sedangkan perusahaan yang memiliki rasio
leverage
tertinggi adalah PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk. pada tahun 2012. Selain menyajikan data
range
, nilai minimum, maksimum,
mean
dan standar deviasi, analisis statistik deskriptif juga mampu menyajikan tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi
disusun untuk mempermudah pembacaan data dengan terlebih dahulu menghitung jumlah kelas interval, rentang data, dan menghitung
panjang kelas. Kelas interval dihitung dengan menggunakan rumus
5 10
15 20
25 30
35 31
14 18
2 3
1
Dewan Komisaris Independen
25 - 35,6 35,7 - 46,3
46,4 - 57 57,1 - 67,7
67,8 - 78,4 78,5 - 89,1
89,2 - 100
sturges
, yaitu kelas interval = 1 + 3,3 Log n Sugiyono, 2007: 34. Dari rumus s
turges
dapat diketahui jumlah kelas interval = 1+ 3,3 Log 69 = 7,07. Untuk mengetahui seberapa besar rentang data
range
dapat dihitung dengan cara mengurangkan data terbesar dengan data terkecil
kemudian ditambah 1 Sugiyono, 2007: 36. Dari tabel statistik deskriptif diatas telah diketahui rentang data
range
kepemilikan institusional yaitu sebesar 58,84. Panjang kelas diperoleh dari rentang
data dibagi jumlah kelas Sugiyono, 2007: 36-37. Jadi panjang kelas untuk manajemen laba = 2,34:7,07 = 0,33.
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat disusun distribusi frekuensi variabel manajemen laba sebagai berikut ini:
Tabel 7. Tabel Distribusi Frekuensi Variabel
Leverage
No.
Leverage
Frekuensi 1
0,09 - 0,41 30
43,5 2
0,42 - 0,74 34
49,3 3
0,75 - 1,07 2
2,9 4
1,08 - 1,4 5
1,5 - 1,82 6
1,83 - 2,15 7
2,16 - 2,43 3
4,3
Jumlah
69 100
Sumber: Data sekunder diolah Berdasarkan distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan
histogram sebagai berikut:
Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi
Leverage
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan distribusi variabel dependen dan independen. Uji normalitas dalam
penelitian ini perlu dilakukan karena dalam analisis statistik parametrik data harus berdistribusi normal. Uji normalitas pada penelitian ini
menggunakan distribusi pada grafik P-P plot dan uji statistik non- parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Berikut ini hasil uji
normalitas menggunakan grafik P-P Plot menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 16:
5 10
15 20
25 30
35 30
34
2 3
Leverage
0,09 - 0,41 0,42 - 0,74
0,75 - 1,07 1,08 - 1,4
1,5 - 1,82 1,83 - 2,15
2,16 - 2,43