Pengujian Hipotesis Kedua Pengujian Hipotesis
signifikan terhadap manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil. Hal ini berarti semakin tinggi proporsi dewan komisaris
independen perusahaan maka semakin tinggi nilai manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil.
3 Koefisien Determinasi r
2
Berdasarkan tabel 14 di atas, dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi r sebesar 0,050, sehingga didapat nilai
koefisien determinasi r
2
sebesar 0,0025. Dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa sebesar 0,25 variabel manajemen laba melalui
manipulasi aktivitas riil dapat dijelaskan oleh variabel GCG dengan proksi dewan komisaris independen, sedangkan sisanya
sebesar 100-0,25 99,75 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model ini.
4 Uji Signifikansi Regresi Sederhana Uji t
Uji signifikansi
dapat juga
dilakukan dengan
membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Berdasarkan tabel 14 di atas, dapat dilihat bahwa nilai t hitung
sebesar 0,413 jika dibandingkan dengan t tabel pada tingkat signifikansi 0,05
yaitu sebesar 1,667, maka t hitung lebih kecil dari t tabel 0,413 1,667. Selain itu, nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,681
menunjukkan nilai yang lebih besar dari tingkat signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05 0,681 0,05.
Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut maka hipotesis ketiga yang berbunyi “GCG dengan proksi dewan komisaris independen
berpengaruh negatif terhadap manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2010-2012 ” ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa variabel GCG dengan proksi dewan komisaris independen tidak dapat meminimalisir manajemen laba melalui manipulasi
aktivitas riil pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.