28 Prihastuti menggunakan perlakuan yang berupa media Wall Chart, sedangkan
penelitian ini perlakuan yang dilakukan berupa experiential learning. Selain merujuk pada penelitian Erlin Noviyanti, penelitian juga meru-
juk pada penelitian Ira Sofia dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Model Experiential Learning pada Siswa Kelas F SMA Labor-
atorium UPI Bandung Tahun Jaran 20112012” yang menyatakan bahwa adanya peningkatan kemampuan menulis narasi dengan menggunakan model
experiential learning. Perbedaan penelitian Ira Sofia dengan penelitian ini yaitu terletak pada keterampilan yang diuji. Keterampilan yang digunakan da-
lam penelitian ini yaitu keterampilan menulis karangan argumentasi, se- dangkan Ira Sofia menggunakan keterampilan menulis narasi. Persamaannya
yaitu pada penggunaan metode pembelajaran berbasis pengalaman experien- tial learning.
F. Kerangka Pikir
Menulis dapat dipahami sebagai suatu aktivitas seseorang dalam mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis yang dimengerti oleh pembaca.
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling sulit karena penulis harus benar-benar terampil menggunakan struktur kebahasaan, menguasai
kosakata, tulisan harus runtut, ekspresif, dan jelas tujuannya. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat
penting karena menulis merupakan perwujudan lain dari kegiatan berbahasa, maka pembelajaran menulis patut menjadi perhatian khusus untuk mencapai
29 tujuan tertentu yang sudah direncanakan. Proses pembelajaran menulis akan
efektif apabila antara peserta didik dan guru pendamping mampu menjalankan perannya dengan baik.
Agar proses belajar mengajar dapat tercapai dengan baik, maka guru perlu mengatasi berbagai masalah dengan memperhatikan komponen-
komponen pembelajaran. Salah satu komponen yang perlu diperhatikan adalah metode pembelajaran. Seperti pembelajaran yang lain, pembelajaran yang
dapat merangsang siswa untuk lebih aktif di dalam kelas. Selama ini pembela- jaran menulis yang diberikan oleh guru hanya monoton dan menjadikan siswa
jenuh dan malas untuk belajar. Penggunaan metode pembelajaran berbasis pengalaman experiential
learning diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis argumentasi siswa kelas X MAN Yogyakarta III. Hal ini sesuai dengan kondisi siswa yang
kritis, kreatif, dan diharapkan siswa tertarik dengan cara pembelajaran berbasis pengalaman experiential learning. Dalam hal ini metode pembelaja-
ran berbasis pengalaman experiential learning menggunakan pengalaman sebagai kasalisator untuk menolong siswa mengembangkan kapasitas dan
kemampuannya dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai tugas yang melibatkan siswa, yang
dirancang untuk menghasilkan data dan pengalaman yang dapat digunakan untuk diolah menjadi konsep, ide atau wawasan perilaku.