Uji Multikolinearitas Uji Heterokedastisitas

107 Tabel 4.52 Hasil Uji Linearitas antara Variabel Perceived value dengan Variabel Loyalitas Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 21.0, 2016 Nilai siginifikansi yang diperoleh yang ditunjukkan pada Tabel 4.52 di atas ialah 0,752 yang lebih besar dari 0,05. Maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel perceived value dengan variabel loyalitas.

4.5.3 Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di anntara variabel independen Erlina, 2011:103. Erlina 2011:103 menjelaskan bahwa model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara di antara variabel independen. Dasar pengambilan keputusan pada uji multikolinearitas untuk penelitian ini ialah sebagai berikut: a. Jika nilai VIF Variance Inflation Factor lebih kecil dari 10,00 maka artinya tidak terjadi multikolinearitas terhadap data yang diuji b. Jika nilai VIF Variance Inflation Factor lebih besar dari 10,00 maka artinya terjadi multikolinearitas terhadap data yang diuji Universitas Sumatera Utara 108 Tabel 4.53 Hasil Uji Multikolinearitas Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 21.0, 2016 Berdasarkan tabel 4.53 di atas, diperoleh nilai VIF Variance Inflation Factor masing-masing variabel lebih kecil dari 10,00. Variabel sense X1 dengan nilai VIF 1,596, variabel feel X2 dengan nilai VIF 2,324, variabel think X3 dengan nilai VIF 2,485, variabel act X4 dengan nilai VIF 1,330, variabel relate X5 dengan nilai 2,024, dan variabel perceived value X6 dengan nilai 2,105. Maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel-variabel independen dalam penelitian ini.

4.5.4 Uji Heterokedastisitas

Pengujian gejala heterokedastisitas menurut Erlina 2011:106 bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain, jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji heterokedastisitas dengan grafik scatterplot SPSS. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji heterokedastisitas ini adalahSPSS Indonesia: Universitas Sumatera Utara 109 c. Jika terdapat pola tertentu pada grafik scatterplot SPSS, seperti titik- titik yang membentuk pola yang teratur bergelombang, menyebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heterokedastisitas. d. Sebaliknya, jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar, maka indikasinya adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Di bawah ini adalah scatterplot hasil uji heterokedastisitas menggunakan SPSS 21.0 Gambar 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 21.0, 2016 Universitas Sumatera Utara 110 Berdasarkan scatterplot hasil uji heterokedastisitas di atas, dapat dilihat dengan jelas bahwa titik-titik pada gambar tidak membentuk pola tertentu dan titik-titik tersebut menyebar. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas. 4.6 Uji Hipotesis 4.6.1 Uji t