Pengumpulan dan Keabsahan Data

pengecekan pada subyek apabila informasinya kurang atau tidak sesuai dengan tafsiran peneliti melalui pengecekan anggota membercheks. Peneliti hadir tanpa berperan serta dan tidak melakukan intervensi apapun terhadap peristiwa yang akan diungkap. Wawancara dilakukan dalam situasi informal. Dengan demikian fenomena yang terjadi adalah asli natural. Dalam pengumpulan data lebih banyak bergantung pada diri peneliti sendiri sebagai alat pengumpul data. Yang berarti bahwa penelitian harus dapat mengungkapkan makna, berinteraksi dengan nilai-nilai lokal dimana hal ini tidak bisa dilakukan dengan kuesioner, angket, atau yang lainnya. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lokasi penelitian mutlak diperlukan sesuai dengan prinsip-prinsip penelitian kualitatif yaitu peneliti harus dapat menciptakan hubungan yang baik dengan subyek penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1 instrumen utama adalah peneliti. Hal ini dikarenakan kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya, 2 kamera digital sebagai alat bantu, 3 perekam digital, dan 4 beberapa alat tulis Moeloeng, 2005.

3.5. Pengumpulan dan Keabsahan Data

Antara pengumpulan dan keabsahan data tidak dilakukan secara terpisah, melainkan berjalan bersamaan dan berproses secara simultan. Untuk itu peneliti mengambil teknik triangulasi dalam proses pengambilan data. Metode triangulasi merupakan metode pemahaman sosial yang meyakini bahwa untuk memahami Universitas Sumatera Utara fenomena sosial dan fenomena psikologi tidaklah cukup menggunakan satu metode saja Moeloeng, 2005. Triangulasi mengacu pada upaya mengambil sumber-sumber data yang berbeda untuk menjelaskan suatu masalah. Selanjutnya Marshall dan Rossman mengungkapkan bahwa data tersebut dapat digunakan untuk mengelaborasi dan memperkaya penelitian, selain itu dengan data tersebut peneliti akan dapat menguatkan derajat manfaat studi pada situasi-situasi yang berbeda Poerwandari, 2005. Pada penelitian ini triangulasi data dilaksanakan pada praktik wawancara dan observasi. Misalkan dalam wawancara awal telah diperoleh suatu data, maka selanjutnya dari data tersebut akan dijadikan pijakan bagi wawancara selanjutnya, tentunya setelah melakukan sedikit kajian terhadapnya data yang telah diperoleh, dan untuk memperkuatnya bisa dibantu dengan data observasi. Lebih jauh proses pengumpulan data melalui observasi dan wawancara dapat dipaparkan di bawah ini: 1. Observasi Mengutip dari pendapat Guba dan Lincoln teknik pengamatan memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri peristiwa yang ingin diteliti dan mencatat segala kejadian sesuai dengan situasi yang sebenarnya Moeloeng, 2005. Adapun acuan yang di jadikan peneliti untuk melakukan observasi, terdapat pada lampiran laporan penelitian. Alat observasi yang digunakan dalam penelitian Universitas Sumatera Utara ini adalah dengan menggunakan check list. Check list adalah suatu daftar yang berisi nama subyek dan faktor-faktor yang hendak diselidiki. Check list dimaksudkan untuk mensistematiskan catatan observasi Moeloeng, 2005. Peneliti menggunakan observasi pengamatan sehingga peneliti akan memperoleh informasi yang lebih valid. Peneliti bisa melihat keadaan subyek secara langsung dan menguatkan informasi yang telah diberikan melalui pengumpulan data yang lain. Observasi dilakukan saat subyek beraktivitas sepanjang hari. Selain mengobservasi subjek penelitian, peneliti juga mengobservasi keadaan tempat tinggal, hubungan dengan anggota keluarga lain, dan mengobservasi perilaku subjek saat diwawancarai. Teknik observasi adalah pengamatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti terjadi dalam pengakuan. Menurut Sutrisno 2008 observasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap kenyataan-kenyataan yang diselidiki. Menurut Arikunto 2010 metode observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Peran serta yang dilakukan peneliti dalam melakukan pengamatan di lapangan adalah dalam tahap pasif. Peneliti hadir dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi tidak berpartisipasi hanya sebatas pada mengamati. Peneliti Universitas Sumatera Utara sebagai anggota pura-pura, jadi tidak melebur dalam arti sesungguhnya. Peranan demikian masih membatasi para subyek menyerahkan dan memberikan informasi terutama yang bersifat rahasia Moeloeng, 2005. 2. Wawancara Cara ini merupakan tahapan yang dilalui peneliti untuk mendapatkan data primer dari informan sesuai dengan kajian atau fokus penelitian. Peneliti berpedoman pada batasan-batasan dari rumusan masalah. Adapun acuan yang di jadikan peneliti untuk melakukan wawancara, terdapat pada lampiran laporan penelitian. Wawancara sendiri dilakukan secara mendalam in depth-interview. Untuk dapat melakukan wawancara secara mendalam, peneliti melakukannya dengan beberapa tahapan, yaitu wawancara yang dilakukan beberapa kali terhadap satu subyek. Dari hasil wawancara pertama nantinya menjadi pedoman wawancara kedua dan akan begitu seterusnya, sampai data yang diperoleh cukup relevan dengan tujuan penelitian. wawancara secara berkala tersebut selain untuk memperjelas dan menambah informasi data, juga sebagai metode untuk memperoleh keabsahan data atau tidak lain sebagai teknik triangulasi itu sendiri. Kedua metode tersebut, digunakan secara simultan agar data yang didapatkan bisa saling mendukung dan sinergis. Hal itu merupakan triangulasi data yakni sampai seberapa jauh temuan dari lapangan benar-benar representatif. Untuk memperoleh data yang representatif, maka selalu dilakukan perbandingan antara hasil wawancara dengan observasi, hasil wawancara satu dengan yang lainnya, dan hasil observasi satu dengan lainnya Sutrisno, 2008. Universitas Sumatera Utara Selain dari teknik triangulasi yang dilakukan dalam proses pengambilan data, peneliti juga melakukan peer debrifing terhadap data yang mendiskusikan hasil kajian dengan orang lain yang tentunya mempunyai pengetahuan tentang pokok penelitian dan metode penelitian yang diterapkan, seperti dengan pembimbing ataupun orang lain yang berkompeten. Secara lebih lanjut keabsahan data akan diperoleh dari proses data yang dilakukan. Informan yang dipilih adalah informan yang mempunyai pengetahuan, mendalami situasi, dan lebih mengetahui informasi yang diperlukan.

3.6. Metode Analisis Data