Selain dari teknik triangulasi yang dilakukan dalam proses pengambilan data, peneliti juga melakukan peer debrifing terhadap data yang mendiskusikan hasil kajian
dengan orang lain yang tentunya mempunyai pengetahuan tentang pokok penelitian dan metode penelitian yang diterapkan, seperti dengan pembimbing ataupun orang
lain yang berkompeten. Secara lebih lanjut keabsahan data akan diperoleh dari proses data yang dilakukan. Informan yang dipilih adalah informan yang mempunyai
pengetahuan, mendalami situasi, dan lebih mengetahui informasi yang diperlukan.
3.6. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul dari lapangan adalah metode kualitatif yaitu menginterprestasikan data yang telah
diperoleh ke dalam bentuk kalimat-kalimat dengan menggunakan langkah-langkah sebagaimana diuraikan oleh Mathew B. Miles dan Michael A Huberman 1992
sebagai berikut: 1
Pengumpulan data lapangan Untuk memperoleh data dari lapangan, dilakukan kegiatan observasi dan
wawancara, kemudian dalam pengumpulan data tersebut dilaksanakan kegiatan triangulasi.
2 Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian dan penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis
Universitas Sumatera Utara
di lapangan. Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis data lapangan.
3 Penyajian data
Penyajian data diartikan sebagai kegiatan untuk menyusun informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dengan penarikan data akan dipahami apa yang terjadi, apa yang harus dilakukan dan lebih jauh lagi menganalisis atau mengambil tindakan berdasarkan atas
pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian tersebut. 4
Penarikan kesimpulan Langkah ini menyangkut interpretasi penelitian yaitu menggambarkan maksud
dari data yang ditampilkan. Cakupan dari cara yang dipergunakan sangat beragam mulai dari perbedaan dan pembandingan yang tipologis dan meluas, pencatatan
tema dan pengelompokan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Kota Kisaran merupakan ibukota Kabupaten Asahan, berjarak ±160 km dari ibukota Provinsi Sumatera Utara Medan. Kota kisaran terbagi menjadi dua
kecamatan yaitu Kecamatan Kota Kisaran Timur dan Kecamatan Kota Kisaran Barat. Kota Kisaran selain dilintasi oleh jalan raya lintas Sumatera yang terletak
di jalur kereta api Sumatera bagian utara. Batas-batas wilayah kota Kisaran yaitu:
1. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Simpang empat
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Airbatu
3. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Aek Kuasan.
4. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Airjoman
Dengan mempertimbangkan posisi yang strategis, pada tanggal 20 Mei 1968 melalui PP Nomor 19 tahun 1980, ibukota Kabupaten Asahan dipindahkan
dari Kota Tanjungbalai ke Kota Kisaran. Status Kisaran sebelumnya adalah kota administratif, yang kemudian dihapuskan menjadi kea biasa pada tahun 2003
karena tidak memenuhi persyaratan peningkatan daerah. Luas wilayah kisaran berkisar 462.441 Ha jumlah penduduk 118.750 jiwa,
berasal dari salah satu kota yang bernama Asahan. Ciri khas dari wilayah kisaran ditandai sebagai simbol di depan kantor bupatinya adalah kerang, karena Asahan
Universitas Sumatera Utara
merupakan daerah penghasil kerang. Wilayahnya terbagi dalam dua wilayah yakni Kecamatan Kota Kisaran Timur, dan Kecamatan Kota Kisaran Barat.
Penduduk Kota Kisaran pada umumnya sebagian besar penduduk kota kisaran adalah berprofesi sebagai wiraswasta, pedagang, pegawai negeri sipil,
buruh, karyawan, pegawai swasta, dan lain-lain. Luas wilayah yang ada di wilayah Kota Kisaran diantaranya adalah perumahan dan wilayah pasar, lapangan, stasiun
angkatan, dan lain-lain. Sarana dan prasarana yang ada di Kota Kisaran ada beberapa tempat fasilitas
olah raga, gedung pertemuan yang ada pada yang ada di Kota Kisaran tidak memenuhi syarat dan jumlahnya sangat sedikit dikarenakan terbatasnya anggaran.
Sarana dan prasarana pendidikan berupa sekolah sudah memenuhi syarat, namun sebagian besar penduduk yang ada di Kota Kisaran pada umumnya hanya
menamatkan sekolah di tingkat sekolah menengah pertama SMP, bahkan masih ada warga masyarakat kota Kisaran yang berpendidikan SD.
Warga masyarakat Kota Kisaran saat ini bukan merupakan warga asli, tetapi sebagian besar adalah kaum pendatang dari luar kota Kisaran atau berasal dari daerah
yang berdekatan dengan Kota Kisaran, namun ada juga yang berasal dari kota lain bahkan dari provinsi lainnya. Penduduk yang ada di wilayah kota kisaran dominan
adalah suku Jawa, juga terdapat suku lainnya seperti suku Batak, suku Melayu, suku Mandailing, China Tionghoa, dan suku pendatang lainnya seperti suku Minang,
Karo, dan lain-lain. Sumber daya yang ada di Kota Kisaran jumlahnya tidak begitu
Universitas Sumatera Utara
banyak namun dapat digali beberapa diantaranya berupa pasir yang dapat digali oleh sejumlah pasir oleh warga yang ingin membuat bangunan, wilayah lain daerah
Bandar pulo ada beberapa tempat penambangan batu padas, yang dipergunakan untuk material bahan bangunan.
Bila dilihat dari jumlah rumah yang ada di Kota Kisaran, secara garis besar di daerah perkotaan jumlah rumah sudah padat, dan sebagian sudah berdiri bangunan-
bangunan bertingkat. Jarak antar rumah hanya berbataskan dinding, tidak ada lagi tempat atau pekarangan, bila harus ada pekarangan rumah tersebut ada di pelosok
atau wilayah pinggiran kota. Banyak juga berdiri bangunan-bangunan berbentuk warung atau kafe yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang
membicarakan pekerjaan, sekedar santai, dan lain-lain. Fasilitas kesehatan yang ada di Kota Kisaran yaitu rumah sakit pemerintah
sebanyak 1 unit, rumah sakit swasta sebanyak 5 unit, rumah sakit bersalin sebanyak 2 unit, puskesmas induk sebanyak 2 unit, dan puskesmas pembantu sebanyak 4 unit,
klinik bersalin atau praktek bidan swasta sebanyak 75 unit.
4.2. Penelusuran Subjek