kemasan makanan yang berupa cairan, seperti yang dibuat pada permukaan film untuk kemasan makanan padat.
2. 5. 6 Karakteristik Fisiko - kimia Edible Film 2. 5. 6. 1 Permeabilitas Uap Air WVP
Film pati kitosan dengan gliserol menunjukkan efek yang signifikan terhadap permeabilitas uap air WVP, hasil penelitian Zhong dan Xia, 2007 memberikan hasil
95. Bagaimanapun juga, ketika pati ubi kayu ditambahkan sebanyak 100 gram per 100 gram kitosan, permeabilitas uap air meningkat dan raihan maksimum saat pati ubi kayu
yang ditambahkan sebanyak 150 gram per 100 gram kitosan. Perilaku ini mungkin dapat dihubungkan dengan modifikasi struktural dari jaringan kitosan-pati ubi kayu-gelatin
yang terjadi saat 63 gram gliserol ditambahkan per 100 gram kitosan.
2. 5. 6. 2 Permeabilitas Oksigen dan Karbondioksida
Selain permeabilitas uap air, Zhong dan Xia, 2007 juga melaporkan film hasil blending pati ubi kayu dengan fraksi bermassa lebih tinggi menghasilkan permeabilitas yang
tinggi terhadap gas O
2
dan CO
2
dibandingkan dengan fraksi bermassa rendah pada film pati ubi kayu tersebut. Gelatin memperbaiki sifat sebagai penghalang pada film hasil
blending. Permeabilitas film hasil blending terhadap gas oksigen dan karbondioksida menurun seiring dengan bertambahnya jumlah gelatin.
Permeabilitas gas benar – benar bergantung pada interaksi antara matriks polimer dengan gas Garcia et al, 2000. Perbaikan sifat penghalang gas pada film hasil
blending meningkat dengan bertambahnya jumlah pati ubi kayu dan gelatin karena pembentukan ikatan hidrogen intermolekular antara ion NH
4 +
dari kitosan dan backbone gelatin dengan ion OH
-
dari pati.
Universitas Sumatera Utara
2. 5. 6. 3 Dehidrasi Osmotik
Dehidrasi osmotik adalah suatu metode perpindahan sebagian air dari buah atau sayuran dengan mencelupkannya kedalam berbagai larutan hipertonik encer. Metode ini
merupakan cara yang efektif untuk mengurangi kadar air tanpa mengurangi nilai nutrisi. Gaya yang bekerja saat terjadinya perpindahan air pada saat terjadinya tekanan osmotik
ternyata berbeda antara jaringan tanaman dan di sekitar larutan Jokic et al, 2007.
Struktur sel jaringan tanaman yang kompleks bertindak sebagai membran semi- permeabel. Selama dehidrasi osmotik, air dari jaringan tanaman bergerak ke larutan
osmotik dimana zat terlarutnya berdifusi dari larutan ke jaringan tanaman. Hasil yang dilaporkan oleh Levic et al 2008 memberikan gambaran bahwa film coating dari pati
jagung yang disalutkan pada wortel menunjukkan efisiensi dehidrasi osmotik dalam larutan sakarosa dan molase. Kadar zat terlarut dalam wortel meningkat lebih dari 30
dalam sampel yang telah dilapisi. Peningkatan kadar zat terlarut yang paling tinggi yakni 35,97 terjadi pada sampel yang berlapis dua.
2. 5. 6. 4 Sifat Mekanik