Escherichia coli Salmonella 3 Proses Hidrolisa

2. 8. Ekologi Mikroba pada Bahan Pangan

Pencemaran mikroba pada bahan pangan merupakan hasil kontaminasi langsung atau tidak langsung dengan sumber-sumber pencemar mikroba, seperti tanah, udara, air, debu, saluran pencernaan dan pernafasan manusia atau hewan. Namun demikian, hanya sebagian saja dari berbagai sumber pencemar yang berperan sebagai sumber mikroba awal yang selanjutnya berkembang biak pada bahan pangan sampai jumlah tertentu. Hal ini berakibat populasi mikroba pada berbagai jenis bahan pangan umumnya sangat spesifik tergantung dari jenis bahan pangannya, kondisi lingkungan, dan cara penyimpanannya. Akan tetapi, apabila kondisi lingkungan memungkinkan mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat, maka bahan pangan akan rusak karenanya Nurwantoro dan Abbas, 1997.

2. 8. 1 Penyakit Akibat Mikroba Pangan

Penyakit yang ditimbulkan oleh mikroba dengan perantaraan pangan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu infeksi dan keracunan. Infeksi terjadi apabila mengkonsumsi pangan atau minuman yang mengandung mikroba patogen yang jumlahnya cukup untuk menimbulkan penyakit. Keracunan pangan disebabkan mengkonsumsi pangan yang mengandung senyawa beracun. Senyawa beracun ini mungkin terdapat secara alamiah dalam tanaman atau hewan atau dihasilkan oleh mikroba.

1. Escherichia coli

Bakteri Escherichia coli berbentuk batang dengan panjang 1 – 3 μm dan lebar 0,4 – 0,7μm. Bersifat gram negatif, tidak berkapsul dan dapat bergerak aktif. Escherichia coli umumnya diketahui terdapat secara normal dalam alat pencernaan manusia dan hewan. Pangan yang sering terkontaminasi bakteri ini adalah susu, air Universitas Sumatera Utara minum, daging, keju, dan lain-lain. Pencegahannya antara lain pangan perlu didinginkan dengan baik, menjaga higienis, mencegah air dari kontaminasi oleh kotoran.

2. Salmonella

Bakteri Salmonella berbentuk batang dengan panjang 1 – 3 μm dan lebar 0,5 – 0,7μm. Sebagian bakteri ini dapat bergerak karena memiliki flagella peritrik. Bakteri ini bersifat gram negatif, tidak membentuk spora, tumbuh optimum pada suhu 37ºC. Pada suhu kurang dari 37ºC atau kurang dari 6,7ºC dan lebih dari 46,6ºC pertumbuhannya terhenti, tetapi hidup pada air yang membeku. Bakteri ini mati pada pemanasan 60ºC selama 30 menit. Salmonella tumbuh baik pada pangan berasam rendah dengan a w = 0,93 – 0,94. Unggas dikenal sebagai pembawa alami bakteri Salmonella. Apabila unggas terinfeksi oleh bakteri ini, maka dalam kotoran, daging dan telurnya akan ditemukan bakteri ini. Pangan lainnya yang sering tercemar Salmonella adalah sosis, ikan asap, susu segar, es krim, coklat susu dan pangan yang dibuat dari telur. Ada dua jenis penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri Salmonella yaitu Salmonellosis dan demam tifus.

3. Shigella

Bakteri Shigella berbentuk batang dengan panjang 2 – 3 μm dan lebar 0,5 – 0,7 μm. Termasuk bakteri gram negatif, bersifat fakultatif anaerob, tidak membentuk kapsul, tidak membentuk spora dan tidak dapat bergerak. Wabah penyakit yang disebabkan oleh Shigella disebut Shigellosis disentri basiler yang kebanyakan disebabkan oleh air yang terkontaminasi bakteri ini. Pangan yang sering terkontaminasi adalah susu, es krim, kentang, ikan tuna, ikan salmon, udang, daging kalkun dan makaroni. Pencegahannya adalah dengan memperhatikan higienis, perlakuan pendinginan dengan segera, dan pemanasan dimasak, air diklorinasi, serta menghindarkan pangan dari kontak dengan lalat Nurwantoro dan Abbas, 1997. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini

1. Neraca Analitik Ohauss 2. Hot plate Stirer Thermolyne 3. Termometer 4. Alat – alat gelas Pyrex 5. Seperangkat Alat Uji Tarik MFG SC – 2DE 6. Seperangkat Mikroskop Pindai Elektron SEM JEOL JSM-6510 LV 7. Seperangkat Alat FTIR Shimadzu FTIR 8201PC 8. Seperangkat alat XRD Philips PW1710 BASED 9. Oven blower Gallenkamp 10. Ayakan Sieve-shaker 11. Kaca 30 x 30 cm 12. Oven 13. Desikator 14. Sprayer 15. Autoklave 16. Jarum ose Universitas Sumatera Utara 17. Magnetik bar 18. Krus porselen

3.2 Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini

1. Pati Tapioka 325 mesh 44 mikron 2. Gliserol p.a E-Merck 3. Serbuk Limbah Tandan Kelapa 4. Akuades 5. Larutan Asam Nitrat 3,5 6. Kristal Natrium Nitrit p.a E-Merck 7. Larutan Natrium Hidroksida 2 8. Larutan Natrium Sulfit 2 9. Larutan Natrium Hipoklorit 1,75 10. Larutan Natrium Hidroksida 17,5 11. Larutan Asam Klorida 2,5 N 12. Media NA p.a E-Merck 13. Biakan E. coli 14. Biakan Salmonella. 15. Larutan NaCl 5 jenuh Universitas Sumatera Utara 16. Indikator Universal E-Merck

3.3 Prosedur Penelitian 3. 3. 1 Penyediaan Serbuk Limbah Tandan Kelapa Muda

Limbah tandan kelapa yang digunakan adalah tandan kelapa muda yang berasal dari kelapa hibrida berumur kira – kira 3 tahun, yang diperoleh dari pedagang minuman es kelapa muda. Tandan kelapa muda yang sudah kering dirajang, dihaluskan, dan siap untuk proses selanjutnya.

3.3.2 Proses Delignifikasi

Sebanyak 75 gram limbah serbuk tandan kelapa muda dimasukkan kedalam beaker glass 2000 mL. Kemudian ditambahkan 1 Liter campuran asam nitrat 3,5 dan 0,1 gram natrium nitrit, lalu dicelupkan kedalam penangas air pada suhu 90ºC selama 2 jam. Dicuci dengan akuades sampai netral, kemudian disaring. Residu hasil penyaringan selanjutnya didigesti dengan 500 mL larutan natrium hidroksida 2 dan natrium sulfit 2 pada suhu 80ºC selama 1 jam, lalu dan dicuci dengan akuades sampai netral lalu disaring. 3. 3. 3 Proses Hidrolisa Dilakukan proses pemutihan terhadap residu hasil delignifikasi serat tandan kelapa dengan 500 mL larutan natrium hipoklorit 1,75 pada temperatur mendidih selama 30 menit hingga didapat α-selulosa. Setelah itu dilakukan pemurnian α-selulosa dari sampel dengan 500 mL larutan natrium hidroksida 17,5 pada suhu 90ºC selama 30 menit. Kemudian dicuci hingga netral lalu disaring. Selanjutnya residu α-selulosa tadi Universitas Sumatera Utara diputihkan dengan 500 mL larutan natrium hipoklorit 1,75 pada suhu 100ºC selama 15 menit. Dicuci dengan akuades, lalu disaring dan dikeringkan pada suhu 60ºC dalam oven sampai kering selama 4 jam, didinginkan kemudian ditimbang. 3. 3. 4 Pembuatan Selulosa Mikrokristal